Peristiwa Daerah Info Haji 2025

Kerja Memijat 50 Tahun, Supinah Jadi Jemaah Haji Tertua Kloter 10 Gresik

Senin, 05 Mei 2025 - 10:23 | 9.52k
Ghufron bersama ibundanya, Supinah Rusmini (91) saat berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. (FOTO: Dok.MCH)
Ghufron bersama ibundanya, Supinah Rusmini (91) saat berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. (FOTO: Dok.MCH)
FOKUS

Info Haji 2025

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Usianya yang tidak lagi muda, 91 tahun. Tetapi tekadnya untuk berangkat haji ke Tanah Suci Makkah sungguh mengagumkan.

Beliau bernama Supinah Rusmini. Tahun ini, Tuhan memanggilnya untuk datang ke Baitullah. Ia tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 10 yang telah berangkat ke tanah suci pada Minggu (4/5/2025) malam.

Advertisement

Kloter 10 terbang ke tanah suci, Minggu malam pukul 23.00 WIB menuju Bandara Madinah dengan nomor penerbangan SV 5271.

Supinah hanyalah seorang tukang pijat, ia merasa bersyukur karena dapat melaksanakan kewajiban sebagai muslim, menunaikan Rukun Islam kelima itu. Sehari-hari, Supinah bekerja sebagai tukang pijat bayi dan anak-anak. 

Berangkat haji di usianya yang sudah menginjak 91 tahun, Supinah menjadi jemaah tertua di  kloter 10. Ia berangkat ke Tanah Suci didampingi anak keenamnya, M. Ghufron.

Ghufron bercerita, bahwa ibunya sangat bahagia sekaligus terharu serta dalam kondisi prima ketika berangkat kemarin malam.

“Insya Allah, ibu kondisinya sehat-sehat dan stabil. Kalau berbicara dengan beliau harus didekatkan ke telinga beliau karena pendengarannya sudah menurun.  Ibu juga ada darah tinggi yang perlu kami waspadai,” tutur Ghufron.

Ibunya mendaftar haji pada 2019 bersama dengan kakak perempuannya yang kemudian berpulang terlebih dahulu ke hadapan Sang Khalik. Kemudian Ghufron menggantikan saudaranya tersebut.

“Qadarullah, kakak meninggal karena Covid, Ibu yang meminta saya untuk menemani beliau menggantikan kakak,” terangnya.

Ia bersyukur ibunya dapat berangkat lebih awal dari estimasi keberangkatan asalnya yakni sekitar tahun 2030.

“Alhamdulillah saya dan ibu dapat berangkat berangkat lebih awal dengan prioritas lansia,” ucapnya.

Lebih kanjut, Ghufron menuturkan ibunya telah menjadi tukang pijat bayi selama lebih dari lima puluh tahun. Ia mengawali profesinya sebagai dukun bayi yang membantu proses kelahiran ibu-ibu di desanya. 

Di usianya yang sudah mendekati satu abad itu, Mbah Supinah masih bisa memijat anak-anak hingga lima orang per hari.

“Pijat anak-anak kan tidak lama,paling sekitar 10 menit sudah selesai,”  terangnya.

Lebih lanjut Ghufron menjelaskan ibunya menabung sedikit demi sedikit selama 20 tahun terakhir. Setelah terkumpul sebesar 25 juta, dengan dibantu anak-anaknya, Mbah Supinah mendaftar haji.

“Sejak muda, saya sudah ingin sekali mendaftar haji. Namun, apa daya, anak-anak saya saat itu ada sembilan orang. Masih memerlukan banyak biaya. Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah mandiri semua, saya bisa daftar dan berangkat haji,” terang Mbah Supinah dengan lirih.

Ia berkeyakinan jika memiliki keinginan, apapun itu keinginannya mintalah kepada Allah SWT.

“Jangan takut apalagi ragu. Mintalah kepada Gusti Allah, tidak ada menghalanginya,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES