Peristiwa Daerah

RSUD dr Soegiri Lamongan Beri Klarifikasi Terkait Dugaan Kelalaian Medis Pasien Anak

Rabu, 07 Mei 2025 - 20:40 | 15.19k
Direktur RSUD dr Soegiri Lamongan, dr Muhammad Chaidir Anas saat diklarifikasi terkait dugaan kelalaian medis atas pasien Inda Kusuma Wardhani, Selasa (7/5/2025), (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Direktur RSUD dr Soegiri Lamongan, dr Muhammad Chaidir Anas saat diklarifikasi terkait dugaan kelalaian medis atas pasien Inda Kusuma Wardhani, Selasa (7/5/2025), (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGANRSUD dr Soegiri Lamongan memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan kelalaian medis yang menyeret nama salah satu dokter berinisial dr R, dalam kasus meninggalnya pasien anak usia 4 (empat) tahun, Inda Kusuma Wardhani, usai menjalani operasi usus buntu.

Direktur RSUD dr Soegiri Lamongan, dr Muhammad Chaidir Anas, menegaskan bahwa tindakan medis berupa operasi yang menimpa pasien Inda tidak dilakukan di RSUD dr Soegiri Lamongan, melainkan di rumah sakit lain.

Advertisement

Meski demikian, dr Annas membenarkan, bahwa dr R tercatat sebagai salah satu dokter spesialis bedah umum yang bertugas di RSUD dr Soegiri Lamongan. 

RSUD-dr-Soegiri-Lamongan.jpg

"Karena tindakan medis bukan dilakukan di RSUD dr Soegiri, tentu kami tidak dapat menyampaikan kondisi saat operasi tersebut. Tapi sesuai data yang kami terima, operasi dilakukan pada 7 April 2025 di rumah sakit lain," ujar dr Annas, Selasa (7/5/2025). 

Setelah menjalani operasi di Rumah Sakit lain dan dipulangkan, kondisi Inda sempat memburuk saat dirawat di rumah. Keluarga kemudian merujuk pasien ke RSUD dr Soegiri Lamongan pada 18 April 2025. 

Dr Annas mengungkapkan, pasien Inda masuk RSUD dr Soegiri Lamongan melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam keadaan kritis dan langsung mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU (Intensive Care Unit). 

"Di RSUD dr Soegiri, dr R tidak lagi terlibat dalam penanganan. Bahkan pihak keluarga juga mengetahui hal ini. Kami melakukan perawatan secara maksimal sesuai dengan standar medis dan etika profesi," katanya. 

Karena kasus yang dihadapi merupakan kasus bedah anak, sedangkan RSUD dr Soegiri tidak memiliki dokter spesialis bedah anak. Maka direncanakan rujukan ke rumah sakit lebih tinggi dengan fasilitas lebih lengkap setelah kondisi pasien distabilkan.

"Selama dirawat di RSUD dr Soegiri Lamongan, pasien sempat menunjukkan perbaikan kondisi. Kami juga menggunakan program Pemkab Lamongan, yakni LASERKU. Sehingga keluarga pasien tidak dibebani biaya pengobatan di tempat kami," tuturnya. 

Dr Annas mengatakan, pasien Inda kemudian dirujuk ke rumah sakit lebih tinggi dengan fasilitas lebih lengkap pada 22 April 2025 dan menjalani perawatan selama 12 hari. Namun sayangnya, nyawa pasien tidak tertolong.

"Kami sangat prihatin dan turut berbela sungkawa atas meninggalnya pasien Inda. Kami doakan keluarga diberi ketabahan dan kekuatan," ucapnya. 

Terkait dr R, pihak RSUD dr Soegiri saat ini sedang mengumpulkan informasi melalui Komite Medik (Komdik). Meskipun tindakan medis dilakukan di RS lain, karena menyangkut tenaga medis yang juga bertugas di RSUD dr Soegiri, evaluasi tetap dilakukan.

"Informasi resmi dari Komdik di RS lain belum kami terima. Kami menghormati wilayah kerja masing-masing RS. Tapi dari sisi kami, kami pastikan akan mencari informasi seimbang dan profesional," ujar dr Annas.

Sebagai informasi, selain sebagai dokter spesialis bedah umum di RSUD dr Soegiri Lamongan, dr R juga bertugas di dua Rumah Sakit (RS) swasta di wilayah Kabupaten Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES