
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sejak diluncurkan pertama kali pada Desember 2022, peminat Kereta Panoramic makin bertambah. Karena kereta ini memiliki sejumlah daya tarik.
Penumpang dapat menikmati pemandangan dari balik kaca lebar yang didesain untuk melihat keindahan alam selama menempuh perjalanan jauh.
Advertisement
Gerbong Kereta Panoramic dirangkai secara regular dengan KA-KA yang memiliki rute melewati daerah-daerah yang terkenal dengan keindahan alam. Seperti KA Argo Wilis relasi Surabaya-Bandung. Pemandangan keindahan alam pegunungan dan hijaunya persawahan terlihat jelas dari balik kaca.
“KAI menyadari bahwa bentang alam Indonesia yang memesona memiliki daya tarik tersendiri. Melalui adanya Kereta Panoramic, KAI ingin menghadirkan cara baru bagi masyarakat untuk menikmati keindahan tersebut secara lebih imersif dan nyaman,” terang Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif, Jumat (9/5/2025).
Kereta Panoramic melewati daerah Priangan di antaranya di sekitar Stasiun Leles, Garut, terdapat pegunungan yang indah. Ada Gunung Guntur, Gunung Mandalawangi, serta Gunung Cikuray.
Stasiun Leles terletak di Kadungora, Garut, pada ketinggian sekitar 697 meter di atas permukaan laut. Jalur rel di daerah ini dikenal dengan lintasan berkelok dan kontur menanjak, serta panorama alam yang luas dan terbuka.
Selain menempuh perjalan jauh, bagi pencinta fotografi dapat mengabadikan keindahan alam Indonesia sepanjang perjalanan. Melalui jalur ini, sepanjang perjalanan mata kita tidak berhenti melihat gunung dan lereng.
“Dengan keindahan alam yang ditawarkan, perjalanan dengan kereta api melalui jalur ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para penumpang dan penggemar fotografi,” tuturnya.
Tidak Terasa Panas Meski Terik Matahari Menyengat
Keunggulan utama Kereta Panoramic terletak pada desainnya yang memungkinkan penumpang menikmati pemandangan secara maksimal.
Jendela kaca yang lebar dan sunroof yang dapat dibuka memberikan sensasi pemandangan 360 derajat yang tak tertandingi.
“Meski memiliki jendela yang lebar dan sunroof yang dapat dibuka, penumpang Kereta Panoramic tidak akan merasa kepanasan pada siang hari. Hal itu karena Kereta Panoramic sudah dilengkapi kaca yang dapat meredam panas dan fasilitas pendingin ruangan yang tetap dapat bekerja maksimal meskipun cuaca di luar sedang terik, sehingga penumpang tetap merasa nyaman,” tuturnya.
Inovasi ini membuktikan bahwa kereta api kini bukan hanya sekadar moda transportasi, tetapi telah bertransformasi menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman wisata yang unik dan berkesan.
Kereta Panoramic dikelola oleh KAI Wisata yang merupakan anak usaha KAI, dirangkaikan secara regular keberangkatan Daop 8 Surabaya.
KA tersebut, yaitu KA Argo Wilis dan KA Turangga (Bandung - Surabaya Gubeng PP), dan juga KA Mutiara Timur yang berjalan pada saat liburan.
“Masyarakat yang ingin mencoba pengalaman menggunakan Kereta Panoramic bisa melakukan pemesanan tiket melalui aplikasi Access by KAI. Selain terangkai dengan KA regular, Kereta Panoramic juga bisa dinikmati oleh masyarakat dengan metode sewa,” ungkapnya.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya sendiri juga mencatat tren positif penumpang. Pada Tahun 2025, hingga kuartal pertama Daop 8 telah melayani 7.426 pelanggan. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 56% dibandingkan periode yang sama di tahun 2024, yang mencatat 4.757 penumpang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |