Bukan Penolakan KEK Singhasari, Ki Ardhi Berharap Pelibatan Warga

TIMESINDONESIA, MALANG – Tokoh masyarakat sekaligus budayawan muda asal Singosari Kabupaten Malang, Ki Ardhi Purbo Antono, belakangan meluruskan perihal gaduh penolakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari.
Ia mengklarifikasi, bahwa dirinya tidak pernah membuat pernyataan terkait penolakan ataupun pembubaran keberadaan proyek nasional KEK Singhasari, yang sudah berjalan di Kabupaten Malang sejak 2019 lalu itu.
Advertisement
Sebab, belakangan namanya disebut sebagai penggerak warga atas penolakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang. Polemik itu muncul setelah banyaknya spanduk penolakan yang dipasang di jalan dan area sekitar KEK Singhasari.
"Saya sampaikan, perlu diluruskan statemen yang diunggah di media sosial kemarin, bahwa pernyataan tersebut tidaklah benar, perlu diluruskan dan diklarifikasi," ungkap Ki Ardhi kepada TIMES Indonesia, Jum'at (9/5/2025).
"Klarifikasi ini, karena seolah-olah Saya mengancam akan menggerakkan massa untuk menolak, atau bahkan membubarkan KEK Singhasari. Juga, menutup akses jalan masuk ke kawasan tersebut," tandasnya.
Dikatakan Ki Ardhi, hal ini juga telah dipahamkan olehnya kepada para pemangku kebijakan KEK Singhasari yang sudah datang ke rumahnya belum lama ini.
"Kemudian, bahwa Saya tidak terlibat dan tidak tahu menahu tentang pemasangan spanduk, terus siapa yang memasang dan sebagainya, yang kemudian tersebar di media sosial. Karena saya tahunya juga dari media sosial," ungkapnya.
Adapun statemen yang sempat diberikannya itu, kata Ki Ardhi, karena ia sebagai warga Singosari yang diminta kepeduliannya saat itu untuk berstatemen.
"Sehingga, Saya statement secara universal dan global saja," jelasnya.
Selebihnya, kata Ki Ardhi, bahwa ketika ada usulan, opini dan pendapat atau saran dari siapapun dan dari manapun, ia memberi catatan kepada pelaksana atau pemangku kebijakan KEK Singhasari.
"Saya sampaikan, tolong melibatkan, mengikutsertakan warga Singhasari, warga Kabupaten Malang dalam mengelola dan mensukseskan program-program kerja KEK Singhasari ke depan. Itu Saya sangat sepakat, sangat setuju," tandasnya.
"Sebaliknya, sekali lagi untuk mengancam membubarkan, menggerakkan massa dan menutup akses itu tidaklah benar, maka Saya luruskan," ulang Ki Ardhi.
Ia juga akan titip pesan bilamana dari pihak KEK Singhasari itu ada fasilitas-fasilitas umum maka arahnya untuk dijadikan masjid.
"Ya tolong karena warga Singhasari dan sekitar itu kebanyakan adalah warga Nahdiyin," tandas pria yang dikenal sebagai dalang ini.
Tata kelola pengadaan dan kepengurusannya, ia juga berharap ada berembuk yang sebaik-baiknya dengan kepengurusan Nahdlatul Ulama, mulai tingkat ranting, MWC bahkan kalau perlu PCNU, dan memohon nasihat kepada wilayah.
"Saya kira seperti itu. Jadi tidak ada sesuatu yang membuat resah dan gelisah sehingga saling menyudutkan satu sama lain," pesan Ki Ardhi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |