Peristiwa Daerah

Ratusan Pasien TB Dirawat, Kota Malang Siap Ditunjuk Uji Coba Vaksin TB

Selasa, 13 Mei 2025 - 10:10 | 5.62k
Ilustrasi vaksin TB. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi vaksin TB. (Foto: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kasus Tuberkulosis (TB) saat ini menjadi hantu bagi masyarakat, termasuk wilayah Kota Malang. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, setidaknya di tahun 2025 ini sudah ada sekitar 400 pasien tengah menjalani pengobatan TB dengan angka kematian di bawah lima kasus.

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan, pihaknya mengaku siap jika ditunjuk sebagai lokasi uji coba vakin TB yang dikembangkan oleh Bill Gates, bekerjasama dengan Pemerintah RI.

Advertisement

Kini, pihaknya tinggal menunggu petunjuk resmi dari Kemenkes RI untuk menjalankan program tersebut.

“Masih dalam lingkup pusat. Apapun instruksi dari Kemenkes akan kami jalankan,” ujar Husnul, Selasa (13/5/2025).

Ia mengungkapkan, Pemkot Malang sampai saat ini masih menjalankan progran penanggulangan TB sesuai target nasional, yakni nol kasus penularan pada tahun 2030 mendatang.

Dinkes Kota Malang, terus menggandeng seluruh pemangku kepentingan lokal untuk memutus mata rantai penyebaran.

“Pengobatan ini tidak boleh terputus sampai pasien dinyatakan sembuh,” ungkapnya.

Dinkes juga aktif melakukan deteksi dini dan pengobatan TB selama enam bulan bagi para penderita. Upaya ini, mencakup penyelidikan kontak dan investigasi terhadap 15 orang terdekat pasien TB di lima kecamatan Kota Malang.

“Investigasi kami lakukan terhadap mereka yang tinggal berinteraksi atau berkomunikasi langsung dengan pasien,” katanya.

Ia menjelaskan, imunikasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) tetap dilakukan sejak bayi berusia satu bulan, sebagai langkah pencegahan agar infeksi TB tidak berkembang menjadi parah.

“Tahun ini tersedia 11.000 dosis vaksin BCG gratis untuk bayi yang baru lahir,” imbuhnya.

Sementara, Staf Program Yabhysa Peduli TBC Kota Malang, Yayuk Widiniah mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendengar adanya rencana kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Gates Foundation terkait vaksin Tuberkulosis. Namun, menurutnya, wacana tersebut masih dalam tahap awal dan belum ada kejelasan lebih lanjut.

Yayuk juga menyambut baik capaian program terbaru yang telah berhasil memperluas jangkauan layanan terhadap pengidap TB. Ia menyoroti lonjakan signifikan dalam jumlah pasien yang berhasil dijangkau dalam beberapa bulan terakhir.

“Biasanya saya hanya bisa mendampingi delapan hingga lima belas orang. Tapi pada April lalu, saya bisa menjangkau hingga 112 orang,” ungkapnya.

Ia menilai kemajuan ini tak lepas dari semakin mudahnya akses layanan kesehatan dan peran aktif para penjangkau di lapangan. Karena itu, jika nantinya uji coba vaksin benar-benar dilaksanakan, ia berharap program tersebut bisa memberikan dampak yang nyata dan positif, khususnya bagi para pekerja lapangan yang selama ini telah berjuang keras.

“Capaian ini bukan hasil kerja instan, butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapainya. Sayangnya, komunikasi dari pemerintah saat ini masih belum optimal. Masyarakat perlu diberikan penjelasan yang baik agar tidak muncul stigma terhadap para pengidap TB,” jelasnya.

Yayuk juga menekankan pentingnya koordinasi antarinstansi agar pelaksanaan program baru tidak tumpang tindih dengan program yang sudah berjalan, karena hal itu justru bisa menyulitkan proses pendampingan di lapangan.

“Kalau alasannya karena Indonesia termasuk negara dengan kasus TB tertinggi di dunia, itu bisa dimengerti. Tapi masyarakat di Kota Malang tidak mudah untuk didekati. Peningkatan capaian dalam empat bulan terakhir adalah hasil perjuangan panjang. Pemerintah seharusnya memperbaiki komunikasi agar pelaksanaan di lapangan lebih lancar,” pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES