Libur Waisak 2025, Euforia Wisata di Pacitan Tersandung Masalah Tiket Manual

TIMESINDONESIA, PACITAN – Libur panjang Waisak 2025 berhasil mendongkrak kunjungan wisata ke Kabupaten Pacitan hingga 29.653 orang. Namun di balik capaian itu, sistem e-tiketing nampaknya belum optimal.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan, Turmudi, menyebut angka ini sebagai kabar menggembirakan sekaligus tantangan tersendiri.
Advertisement
"Kalau dilihat dari jumlah kunjungan di destinasi wisata itu memang cukup banyak. Karena memang liburnya lima hari sejak Jumat 9 Mei lalu," ujarnya, Rabu (14/5/2025).
Ia mengatakan, puncak kunjungan terjadi pada Minggu (11/5/2025), seiring arus wisatawan lokal dan luar daerah yang memadati Pantai Klayar, Pantai Banyu Tibo, hingga Goa Gong.
Meski berhasil mendongkrak kunjungan, geliat wisata ini juga menyibak masalah lama yang belum sepenuhnya terselesaikan: sistem e-tiketing yang belum berjalan optimal.
Turmudi mengakui, sistem tiket elektronik sudah diterapkan di semua destinasi yang dikelola Pemkab Pacitan. Namun dalam praktiknya, masih banyak pengunjung yang melakukan transaksi manual alias bayar tunai di tempat.
“E-tiketing itu sebenarnya sudah kita pakai di semua destinasi. Kritik dari DPRD kemarin lebih pada pengoptimalan agar tidak monoton dan itu-itu saja. Minggu depan akan kita lakukan evaluasi,” kata Turmudi.
Kebiasaan pengunjung yang belum akrab dengan pembayaran digital, antrean panjang, hingga gangguan teknis menjadi alasan utama. Padahal, fasilitas pembayaran nontunai seperti QRIS sudah tersedia di setiap lokasi.
“Kendala yang dihadapi pengunjung itu lebih ke antrean. Jadi mereka memilih manual saja. Tapi nanti kita akan sinkronkan, karena sebetulnya lebih cepat pakai e-tiket,” jelasnya.
Sementara itu, digitalisasi pariwisata, termasuk dalam sistem pembayaran tiket, diyakini menjadi kunci efisiensi dan pencegahan kebocoran pendapatan daerah. Namun, tanpa kesiapan publik dan infrastruktur, sistem ini bisa macet di tengah jalan.
“Petugas di lapangan selama ini juga sudah mendapat pelatihan. Tugas mereka tinggal jaga dan memastikan sistem berjalan,” ujar Turmudi.
Menurutnya, sistem e-tiketing tak hanya soal teknologi, tapi juga membangun pemahaman publik terhadap manfaatnya. “Kita upayakan mencegah kebocoran, efisiensi, dan sebagainya. Sekarang ini tidak zaman lagi bawa uang banyak, cukup pakai mobile banking saja,” tegasnya.
Namun begitu, Disparbudpora tetap menyiapkan opsi transaksi manual sebagai solusi darurat jika terjadi kendala teknis seperti pemadaman listrik. “Kita tetap sediakan manual untuk jaga-jaga kalau nanti mati listrik,” tambahnya.
Sebagai langkah cepat, Disparbudpora akan mengumpulkan para koordinator kawasan wisata untuk evaluasi menyeluruh pekan ini. Fokus utama adalah sinkronisasi sistem dan peningkatan pelayanan.
Selain itu, Turmudi meyakini, jika digitalisasi ini bisa dijalankan secara konsisten dan adaptif, maka Pacitan akan siap menyambut lonjakan wisatawan di liburan besar berikutnya.
“Sarana promosi kami gencarkan agar calon wisatawan tertarik kembali datang ke Pacitan,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |