Peristiwa Daerah

Danau Kelimutu, Pesona Tiga Warna yang Sarat Makna Budaya dan Geologi

Minggu, 18 Mei 2025 - 11:17 | 7.79k
Danau Kelimutu di Flores yang memiliki keunikan pada warna air yang berbeda di masing-masing danau. (FOTO:Instagram)
Danau Kelimutu di Flores yang memiliki keunikan pada warna air yang berbeda di masing-masing danau. (FOTO:Instagram)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, FLORESDanau Kelimutu di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), terkenal dengan fenomena alam uniknya—tiga danau kawah yang memiliki warna berbeda.

Ketiganya dikenal sebagai Tiwu Ata Polo, Tiwu Ko’o Fai Nuwamuri, dan Tiwu Ata Bupu. Fenomena ini menambah daya tarik Gunung Kelimutu yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di NTT.

Advertisement

Pemerhati budaya Flores, Mustafa Chaidir, menyebut perubahan warna danau ini tidak hanya menarik secara ilmiah, tetapi juga diyakini memiliki makna spiritual oleh masyarakat setempat.

“Warga percaya bahwa perubahan warna danau menjadi pertanda akan datangnya bencana. Misalnya, sebelum gempa besar melanda Flores tahun 1992, danau Kelimutu sempat berubah warna,” ujar Mustafa saat dihubungi, Minggu (18/5/2025).

Secara ilmiah, lanjut Mustafa, perubahan warna Danau Kelimutu dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik di bawah permukaan bumi. Gas-gas dari dalam bumi yang naik ke permukaan kemudian bereaksi dengan air dan mineral di danau, menghasilkan warna yang berbeda-beda.

“Gas yang muncul dari aktivitas magmatik bercampur dengan air danau, memicu reaksi kimia yang mengubah warnanya,” jelasnya.

Mustafa menjelaskan lebih jauh karakteristik masing-masing danau. Tiwu Ko’o Fai Nuwamuri, misalnya, sering dijadikan parameter aktivitas vulkanik karena warnanya yang berubah-ubah, dari hijau menjadi putih. Perubahan ini menandakan adanya aktivitas vulkanik meski tidak selalu menunjukkan pola tetap.

Sementara itu, Tiwu Ata Mbupu merupakan danau sulfat-asam yang lebih aktif secara vulkanik pada era 1970-an dibandingkan sekarang. Adapun Tiwu Ata Polo dikategorikan sebagai danau asam-garam dengan aktivitas vulkanik menengah.

“Penelitian geokimia yang dilakukan para ilmuwan menemukan bahwa masing-masing danau memiliki kandungan kimia yang berbeda, yang menyebabkan warna airnya tidak sama,” ungkap Mustafa.

Meski ilmu pengetahuan telah menjelaskan fenomena tersebut, kepercayaan masyarakat sekitar tetap kuat. Mereka biasanya menggelar ritual dan memberi sesajen bagi arwah leluhur di sekitar danau, sebagai bentuk doa agar dijauhkan dari bencana.

Gunung Kelimutu sendiri merupakan bagian dari Taman Nasional Kelimutu yang memiliki luas 5.365,5 hektare. Kawasan ini menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna endemik. Letaknya yang berada di ketinggian menyuguhkan panorama menakjubkan dan menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Keindahan tiga danau berwarna di puncak gunung, ditambah kekayaan hayati yang ada di sekitarnya, menjadikan Gunung Kelimutu destinasi favorit wisatawan dari berbagai belahan dunia,” kata Mustafa. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES