117 Hektare Sawah di Banyuwangi Diserang Hama Tikus

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sepanjang Januari hingga 15 Mei 2025, seluas 111,75 hektare lahan sawah di Kabupaten Banyuwangi, JawanTimur, menghadapi serangan hama tikus dengan dampak dari ringan hingga puso atau kondisi tanaman mengalami kerusakan lebih dari 75 persen.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, Ida Larasati, dari seluas 111,75 hektare lahan sawah yang menghadapi serangan hama tikus, terdapat 0,35 hektare yang terdampak kerusakan kategori puso.
Advertisement
“Dampak serangan tingkat ringan seluas 103,2 hektare, tingkat serangan sedang seluas 7,15 hektare dan tingkat berat seluas 1,05 hektare,” kata Ida, sapaan akrab Ida Larasati, Selasa (27/5/2025).
Ida menjelaskan, dampak dari serangan hama tikus tersebut, pihaknya bersama petani gencar menggeber upaya pengendalian dengan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
“Metode yang kita gunakan adalah dengan penggunaan umpan beracun, pengemposan asap belerang, termasuk pemasangan rumah burung hantu sebagai predator alami, serta metode gropyokan,” ujarnya.
Adapun kendala yang dihadapi di lapangan. Ida mengungkapkan bahwa masih adanya mitor terkait hama tikur yang tidak boleh dikendalikan sehingga Gerdal belum bisa dilaksanakan di beberapa derah.
Beberapa wilayah di Banyuwangi yang terdampak serangan tikus signifikan, diantaranya adalah Kecamatan Singojuruh dengan luas keadaan serangan mencapai 45 hektare, Glagah 16,8 hektare, dan Kabat 10,05 hektare.
Sebagai langkah pencegahan, lanjut Ida, Dispertan Banyuwangi juga aktif memberikan bimbingan teknis kepada petani, Poktan, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) mengenai strategi pengendalian hama tikus yang efektif.
Selain itu, sistem peringatan dini atau early warning terus dikembangkan agar petugas lapangan dapat segera menyampaikan informasi kepada petani mengenai potensi serangan hama, sehingga tindakan atisipasi bisa dilakukan lebih cepat dan tepat.
Terbukti, Ida Mengungkapkan, dari luas 111,75 hektare lahan sawah yang terdampak serangan hama tikus, Dispertan bersama tim dan petani mampu mengendalikan 19,5 hektare lahan sawah dari serangan hewan pengerat tersebut.
“Masih ada sekitar 92,25 hektare yang harus dikendalikan dan 955,5 hektare sawah yang harus diamankan dari serangan tikus. Hal ini menjadi perhatian untuk semua pihak,” tuturnya.
“Semua upaya ini dilakukan baik secara swadaya maupun melalui program pemerintah guna memastikan bahwa seluruh lahan pertanian di Banyuwangi tetap produktif dan terhindar dari dampak kerugian akibat serangan hama tikus,” tutup Ida. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |