Peristiwa Daerah

Boso Walikan Malang, Bahasa Pemberontakan yang Tetap Mbois (Bagian 2)

Selasa, 03 Juni 2025 - 07:19 | 13.79k
Ilustrasi Agresi Belanda II di Malang (FOTO: tangkapan layar dariyoutube)
Ilustrasi Agresi Belanda II di Malang (FOTO: tangkapan layar dariyoutube)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG –  

Akan Punahkah Boso Walikan?

Advertisement

Gelombang teknologi informasi, medsos sampai artificial intelligence (AI) banyak mengubah banyak hal. Terutama bagi Gen Z. 

Mereka, generasi Z, dikenal sebagai kelompok yang tumbuh bersama teknologi digital. Punya cara pandang dan pola komunikasi yang unik dalam berkomunikasi. Termasuk dalam penggunaan bahasa daerah dalam keseharian. Terutama penggunaan bahasa walikan dalam keseharian mereka.

Namun, sampai sejauh apa penggunaan bahasa walikan dalam keseharian mereka, ini masih jadi pertanyaan. Dan bagaimana Boso Walikan dipersepsikan dan digunakan oleh mereka? 

Untuk menjawab pertanyaan itu, TIMES Indonesia meminta pendapat sejumlah anak muda dalam bentuk pertanyaan yang terstruktur. Rentang responden berusia 17 sampai 27 tahun. 

Hasil jajak pendapat, sebagian besar responden mengetahui tentang Boso Walikan. Mereka tahu Boso Walikan kebanyakan dari teman atau dari media sosial. Mereka sangat jarang menggunakan boso walikan ini. Boso Walikan hanya digunakan saat ngobrol dengan teman sebaya atau dalam situasi bercanda. 

Hasil lainnya, sebagian besar anak muda yang dimintai pendapat, 72,5% responden, berpandangan bahwa Boso Walikan merupakan bahasa yang unik dan kreatif. Kemudian, sebanyak 60% responden berpendapat bahasa ini berperan sebagai identitas lokal Malang.

Lalu, sebanyak 57,5% berpendapat bahwa bahasa ini menarik namun sulit untuk dipahami. 

Hampir semua responden, sebanyak 90 persen, menyatakan bahwa cara melestarikan Boso Walikan dengan memanfaatkan media sosial dengan maksimal. 

Jajak pendapat tersebut setidaknya menggambarkan bahwa Boso Walikan cenderung mulai ditinggalkan Gen Z Malang saat ini. Namun, mereka juga memberi solusi untuk melestarikan: gunakan secara masif di setiap konten medsos.

Agresi-Belanda-II-di-Malang-a.jpgIlustrasi Agresi Belanda II di Malang (FOTO: tangkapan layar dariyoutube)

Menyelamatkan Boso Walikan

Dari pendapat generasi muda tadi, ada optimisme Gen Z Malang untuk tetap melestarikan dan menggunakan Boso Walikan. Caranya:  

1. Buat konten kreatif di medsos. Bikin TikTok/Reels pake Boso Walikan sekaligus terjemahannya. Contoh: "Ngalam itu keren! (Artinya: Malang itu keren!)".

Kata-kata Gen Z yang sering digunakan seperti “literally”, “which is”, “ I mean”, dan "Well", mungkin bisa sedikit demi sedikit diganti dengan bahasa walikan. 

2. Memasukkan ke lagu dan film. Artis Malang juga mulai dan harus bikin lagu pop pake Boso Walikan. 

Jangan salah, saat ini lagu Jawa ala Didi Kempot, Denny Cak Nan sampai Happy Asmara mulai populer dan digemari. Tak ada salahnya Boso Walikan dijadikan lagu agar tetap lestari. Film-film ala Yowis Ben yang akan diproduksi di kemudian hari, juga mulai menggunakan dialog bahasa walikan. 

3. Challenge Viral. Coba bikin #NgalamChallenge di TikTok. Suruh orang bicara pakai Boso Walikan. Posting di medsos juga pake hashtag #AkuCintaNgalam.

4. Ajarkan di sekolah sejak dini. Guru-guru di Malang harus lebih sering memakai Boso Walikan pas ngajar. Tanamkan bahwa Boso Walikan itu warisan keren yang bikin Malang spesial. (*)

                                                ----------------------

Tulisan ini disarikan dari beberapa sumber:

Setyanto, Aji. (2016). Osob Ngalaman (Bahasa Asli Malang) Sebagai Salah Satu I-con Malang (Studi Struktur Osob Ngalaman dalam Sosial Network). Universitas Brawijaya Malang.

Nabilla Nurazizah Fiaji, Eksistensi Bahasa Walikan Sebagai Simbol Komunikasi pada "Gen Z" di Kota Malang, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Volume 3, Nomor 3, Desember 2021; 378-385

Dukut Imam Widodo dalam buku Malang Tempo Doeloe (Bayumedia, 2006)

Defri Werdiono, "Bahasa ”Walikan” Malang, dari Alat Perjuangan hingga Masuk Dunia Intelektual",https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/02/27/bahasa-walikan-malang-dari-alat-perjuangan-identitas-hingga-masuk-dunia-intelektual

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES