Peristiwa Daerah

Kembali Hidupkan Tradisi Sri Sultan HB VII, Prosesi Garebeg Besar 2025 Warnai Yogyakarta dengan Nuansa Budaya Sakral

Sabtu, 07 Juni 2025 - 18:42 | 11.35k
Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Daerah DIY, Tri Saktiyana menuju Keraton Ngayogyakara Hadiningrat untuk menjemput pareden ubarampe gunungan yang dikawal oleh Bregada Bugis. (FOTO: Humas Pemda DIY)
Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Daerah DIY, Tri Saktiyana menuju Keraton Ngayogyakara Hadiningrat untuk menjemput pareden ubarampe gunungan yang dikawal oleh Bregada Bugis. (FOTO: Humas Pemda DIY)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Perayaan Garebeg Besar 2025 di Keraton Yogyakarta pada Sabtu (7/6/2025) berlangsung istimewa dengan dihidupkannya kembali tradisi Nyadhong, penjemputan gunungan oleh pejabat pemerintahan ke Keraton, yang terakhir kali dilaksanakan pada era Sri Sultan Hamengku Buwono VII.

Momen sakral ini menjadi penanda eratnya hubungan antara Keraton dan Pemerintah Daerah DIY dalam melestarikan budaya.

Advertisement

Sebanyak enam gunungan, simbol berkah raja kepada rakyat, dihadirkan dalam prosesi Garebeg Besar untuk memperingati Idul Adha Tahun Je 1958/2025. Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah kedatangan langsung Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Daerah DIY, Tri Saktiyana, ke Keraton untuk menjemput pareden ubarampe gunungan yang dikawal oleh Bregada Bugis menuju Kompleks Kepatihan.

“Kalau dulu sekadar menunggu dikirimi, sekarang kami menjemput langsung. Ini simbol bahwa birokrasi hadir untuk melayani, bukan dilayani,” ujar Tri Saktiyana usai prosesi penyerahan gunungan.

Gunungan kemudian diserahkan kepada Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial, Budaya, dan Kemasyarakatan, Didik Wardaya, untuk dibagikan kepada para abdi dalem dan perangkat keprajan dengan tertib.

Tradisi Nyadhong: Simbol Kesatuan Raja dan Pemerintah

Tri-Saktiyana-a.jpg

Langkah aktif Sekda DIY Tri Saktiyana dalam prosesi ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari rekonstruksi budaya yang menghubungkan ulang struktur kerajaan dan kepemerintahan.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, prosesi ini menghidupkan kembali peran historis Patih Danurejo yang dulu menjemput langsung gunungan dari Keraton pada masa Sri Sultan HB VII.

“Ini adalah separuh jalan rekonstruksi. Harapannya, ke depan seluruh kepala daerah juga akan terlibat langsung, menandai hubungan harmonis antara raja dan pamong praja,” jelasnya.

Garebeg Besar 2025: Perpaduan Spiritual, Budaya, dan Ketertiban Sosial

Tak hanya penjemputan gunungan, prosesi juga menampilkan rekonstruksi penampilan Prajurit Putri Langenastra yang menari tayungan menuruni Sitihinggil, tepat di belakang Bregada Mantrijero. Tarian sakral ini memperkuat unsur spiritual dan keagungan budaya yang hidup di tengah masyarakat Yogyakarta.

Ketua Pelaksana Garebeg Besar 2025, KRT Kusumanegara menjelaskan bahwa gunungan tahun ini dibagikan di empat titik utama: Kepatihan, Masjid Gedhe Kauman, Ndalem Mangkubumen, dan Pura Pakualaman. Seluruh prosesi dikawal oleh prajurit dari Keraton dan Pakualaman, termasuk Dragunder dan Plangkir.

“Kita ingin menanamkan nilai pembagian berkat yang tertib, satu per satu, tanpa rebutan. Ini cermin kesopanan dan tata nilai masyarakat Yogyakarta,” tegasnya.

Rute Kirab Disesuaikan, Makna Tetap Dijaga

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kirab kali ini tidak melintasi Alun-Alun Utara, namun melalui Regol Brajanala – Sitihinggil Lor – Pagelaran – dan langsung ke arah barat menuju Masjid Gedhe Kauman. Penyesuaian ini dilakukan demi menjaga kelancaran dan kekhidmatan prosesi.

Garebeg Besar, Perekat Relasi Keraton, Rakyat, dan Pemerintah

Garebeg Besar 2025 bukan hanya seremonial tahunan, tetapi sebuah tonggak revitalisasi budaya yang memperkuat relasi simbolik antara rakyat, pemerintah, dan Keraton sebagai pusat peradaban adiluhung Yogyakarta.

Tradisi nyadhong, tari tayungan, serta pembagian gunungan secara tertib menjadi pesan kuat bahwa budaya bukan hanya dijaga, tetapi juga terus hidup dan relevan dalam bingkai kehidupan modern. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES