Peristiwa Daerah

Budi Hermanto: Polisi Humanis dari Pekanbaru yang Menenun Empati dalam Seragam

Jumat, 20 Juni 2025 - 20:53 | 24.34k
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk berita hukum dan kriminalitas, nama Kombes Pol Budi Hermanto hadir dengan warna yang berbeda. Ia bukan polisi yang gemar tampil di sorotan, tapi setiap langkahnya selalu meninggalkan jejak. Entah di lorong Mapolresta Malang Kota, di ruang pendidikan Sespimti Polri, atau kini di balik meja kerja Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim, Buher—begitu ia disapa—selalu dikenal sebagai pemimpin yang mendengar sebelum bertindak.

Dari Pekanbaru ke Akademi Kepolisian

Lahir di Pekanbaru, 10 November 1976, Budi Hermanto tumbuh di tengah kehidupan sederhana. Tak ada garis keturunan jenderal di belakangnya. Hanya keyakinan bahwa setiap orang punya peluang jika mau bekerja lebih keras dari yang lain. Ia kemudian diterima di Akademi Kepolisian dan lulus tahun 2000. Sejak itu, perjalanan panjangnya di institusi Bhayangkara pun dimulai.

Advertisement

Ia pernah bertugas di Polda Jambi, menjadi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, menjabat Wadir Resnarkoba di Polda Kalsel, dan menduduki sejumlah posisi penting lainnya. Tapi justru ketika ditugaskan di Malang sebagai Kapolresta, Buher menemukan momentum: bahwa kekuatan seorang polisi tidak hanya di pangkat atau senjata, tetapi pada keberpihakan dan ketulusan hati.

Simbol Polisi Humanis

Saat menjabat di Malang, Buher dikenal bukan karena razia besar-besaran, tapi karena kebijakannya yang ramah terhadap disabilitas, terbuka kepada komunitas, dan solutif dalam menghadapi keresahan warga. Ia bahkan dijuluki “Bapak Disabilitas Kota Malang” berkat keberaniannya merekrut penyandang disabilitas menjadi bagian dari pelayanan publik di kepolisian.

“Polisi tidak boleh eksklusif. Kita harus hadir di tengah semua, termasuk yang paling sering dilupakan negara,” ucapnya dalam sebuah wawancara dengan media lokal.

Program-program seperti Makota Sigap (layanan aduan cepat via WhatsApp), pendampingan UMKM selama pandemi, hingga penyediaan kursi roda dan fasilitas khusus bagi difabel, membuktikan bahwa kepemimpinannya bukan sekadar administratif—tapi bernapas dan merangkul.

Sespimti Polri 2025: Lulus dengan Gagasan dan Integritas

Ketika mengikuti pendidikan Sespimti Polri 2025 di Lembang, Buher bukan sekadar peserta. Ia dipercaya menjadi Ketua Senat Peserta Didik, memimpin 225 perwira menengah dari berbagai instansi negara. Di sana, ia memperkenalkan nilai AMANAH: Andalan, Bermanfaat, Berakhlak.

Lulusan terbaik tak selalu diukur dari nilai, tetapi dari keberanian membawa perubahan. Buher menerima dua penghargaan yakni Sanyata Suma Nasa Wira Utama – pengakuan atas integritas, dan Nastrap Berinovasi – apresiasi atas gagasan transformasi pelayanan publik berbasis teknologi.

“Ilmu yang saya bawa dari Lembang bukan untuk karier pribadi, tapi untuk membangun sistem yang lebih manusiawi. Itu janji saya,” katanya.

Kini di Polda Jatim: Mengawal Digitalisasi dan Transparansi

Sejak dilantik menjadi Dirreskrimsus Polda Jawa Timur pada Oktober 2024, Buher langsung bergerak cepat. Ia menyiapkan sistem aduan siber yang lebih inklusif, pelatihan literasi digital untuk pelajar dan UMKM, serta penguatan deteksi korupsi berbasis data. Namun lebih dari itu, ia memastikan polisi hadir bukan sebagai penguasa, melainkan pelayan.

Dalam banyak rapat internal, ia kerap mengutip satu kalimat sederhana.

“Polisi harus jadi teman, bukan ancaman.”

Kekuasaan yang Lembut, Kepemimpinan yang Merawat

Kombes Pol Budi Hermanto adalah potret bahwa reformasi Polri tidak hanya soal struktur, tapi juga jiwa. Ia bukan polisi yang hanya hadir ketika kamera menyala. Ia ada ketika warga menangis, ketika aduan datang malam hari, ketika orang kecil butuh didengarkan. Dan itu yang membuatnya berbeda.

Kariernya mungkin belum selesai. Tapi satu hal sudah pasti: Buher sedang membangun kepercayaan yang lama hilang antara rakyat dan seragam. Dan itu, barangkali, jauh lebih berharga dari pangkat apa pun. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES