Peristiwa Internasional

Inilah Perjalanan Muhammad Ali di Dunia Tinju

Sabtu, 04 Juni 2016 - 13:53 | 67.64k
Tinju-Muhammad ali VS George Foreman. (Foto: laurencius1)
Tinju-Muhammad ali VS George Foreman. (Foto: laurencius1)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, AMERIKA SERIKAT – Untuk mendapatkan gelar petinju kelas berat terhebat sepanjang sejarah, yang akhirnya punya sebutan 'The Greatest' harus menempuh perjalanan panjang dan cukup berat bagi Muhammad Ali.

Namun, tak ada yang meragukan bahwa Muhammad Ali adalah petinju terhebat sepanjang masa. Gelar itu jelas tak didapatkan dengan mudah. Namun, harus melalui serangkaian pertarungan baik di dalam maupun di luar ring tinju.

Advertisement

Dari data yang dihimpun Litbang TIMES Indonesia dari berbagai sumber, pria yang punya nama lahir Cassiuc Marcellus Clay Jr itu, sejak 1960 sudah berhasil memenangkan emas Olimpiade kemudian menjadi petinju profesional.

Sejak 25 Februari 1964, Ali berhasil mengalahkan Sony Liston dengan KO dan berhasil merebut gelar juara dunia kelas berat pertama.

Di tahun yang sama, yakni tahun 1964, Ali langsung memeluk agama Islam dengan mengganti nama menjadi Muhammad Ali.

Untuk meraih prestasi gemilang bukan tanpa tantangan. Pada 28 April 1967, akibat menolak terlibat perang Vietnam, gelar juara dunia yang diraihnya dihapus dan ia tidak bisa bertinju selama 3 tahun lamanya.

Namun, hal itu tak membuat semangat Ali surut dan menyerah. Pada 26 Oktober 1970, pertarungan pertama Ali sejak dilarang bertanding, ia langsung berhasil menaklukkan Jerry Quarry dengan KO.

Selanjutnya, pada 30 Oktober 1974, Ali kembali mengalahkan Joe Frazier untuk yang kedua kali. Pada 10 September 1973 juga mengalahkan Ken Norton dan berhasil merebut gelar NABF.

Pada Semtember 1972, Ali mengalahkan Flohd Patterson dan mempertahankan gelar NABF (Federasi Tinju Amerika Utara).

Nasib sial menimpa Ali. Ia dikalahkan Joe Frazier dalam pertarungan profesional pertama. Pertarungan itu adalah "Pertarungan Terhebat Abad Ini". Hal itu terjadi pada 8 Maret 1971.

Tak cukup disitu, Ali juga menaklukkan George Foreman. Ali menang KO di ronde ke-8 dan kembali menjadi juara dunia tinju kelas berat.

Pada 1 Oktober 1975, Ali kembali bertarung dengan Joe Frazier yang ketiga kalinya. Ali kembali berhasil menjadi sang juara.

Setelah banyak meraih gelar kelas dunia, baru pada 26 Juni 1979, ayah dari Layla Ali itu memutuskan untuk pensiun di dunia tinju.

Sejak itu, kesehatan Ali mulai tidak prima. Pada 1984, Ali mengumumkan bahwa ia mengidap penyakit sindrom Parkinson. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES