Badai Amphan Menerjang Timur India-Bangladesh, Ribuan Orang Mengungsi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badai Amphan menerjang timur India dan Bangladesh. Jutaan orang diungsikan untuk mengantisipasi badai yang berasal dari Teluk Benggala itu, Rabu (20/5/2020).
Dilaporkan BBC, badai itu adalah topan super pertama di daerah itu sejak 1999 yang diperkirakan menciptakan gelombang badai yang mematikan, banjir parah, dan tanah longsor.
Advertisement
Pandemi Covid-19 dan langkah-langkah menjauhkan sosial telah membuat pihak berwenang kesulitan mengevakuasi massal.
Departemen cuaca India mengatakan dalam sebuah pembaruan, sore tadi, terjangan badai Amphan itu akan memakan waktu beberapa jam.
Pejabat meteorologi di India mengatakan, badai ini dimulai dari Sundarbans, daerah bakau di sekitar perbatasan India-Bangladesh. Kemudian akan bergerak ke utara dan timur laut di dekat kota utama Kolkata di negara bagian Bengal Barat, India.
Amphan diperkirakan akan pindah lebih jauh ke Bangladesh pada hari Kamis, dan kemudian Bhutan.
Tahun 1999 badai ini merenggut ribuan nyawa. Tapi menurut BBC Weather, saat ini anginnya sedikit melemah.
Para pejabat India mengatakan kecepatan angin saat ini di Sundarbans 160-170km/jam (100-106pmh), dengan hembusan hingga 190 km/jam, sama dengan badai Kategori Tiga.
Seorang sukarelawan Bulan Sabit Merah Bangladesh yang membantu penduduk desa untuk mengungsi menjadi korban jiwa pertama setelah kapal yang ia tumpangi tertiup angin kencang.
"Setidaknya 50 orang berlindung di rumah saya yang terbuat dari beton," kata petani udang Bangladesh, Abdur Rahim, yang tinggal di pinggir Sundarbans, kepada kantor berita AFP.
"Ada kepanikan. Para wanita khawatir. Sebab beberapa bulan yang lalu Topan Bulbul menghancurkan desa kami, menghancurkan setidaknya 100 rumah. Kami berharap Allah akan menyelamatkan kita saat ini," katanya
India dan Bangladesh juga telah meminta sekolah dan bangunan lain untuk dijadikan tempat penampungan sementara. Bahkan mereka membutuhkan lebih banyak ruang dari biasanya karena selain untuk menampung orang-orang juga sambil menjaga jarak sosial.
Polisi di Benggala Barat, yang bersama dengan negara bagian Orissa (juga dikenal sebagai Odisha) diperkirakan menjadi bagian yang paling terpukul di India.
Kepada BBC mereka mengatakan, bahwa orang-orang tidak mau pergi ke tempat penampungan karena mereka takut tertular Covid- 19.
Sementara para pejabat di Bangladesh khawatir Badai Amphan ini akan menjadi badai paling kuat sejak Topan Sidr yang menewaskan sekitar 3.500 orang pada tahun 2007. Sebagian besar tewas akibat naiknya air laut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |