Paus Franciscus Menyebut Kematian George Floyd Tragis

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemimpin Umat Katholik se dunia, Paus Franciscus, pada doa Angelus mingguannya, Rabu (3/6/2020) pagi di Vatikan menyebut kematian George Floyd tragis.
"Saudara-saudari yang terkasih di Amerika Serikat, saya telah menyaksikan dengan penuh keprihatinan keresahan sosial yang mengganggu di negara anda dalam beberapa hari terakhir ini, setelah kematian tragis dari Tuan George Floyd," kata Paus.
Advertisement
"Teman-temanku, kita tidak bisa mentolerir atau menutup mata terhadap rasisme dan pengucilan dalam bentuk apa pun dan belum mengklaim untuk membela kesucian setiap kehidupan manusia. Pada saat yang sama, kita harus mengakui bahwa kekerasan malam ini adalah penghancuran diri sendiri dan self-defeating. Tidak ada yang diperoleh dengan kekerasan dan begitu banyak yang hilang," ujarnya kemudian.
Paus Franciscus menambahkan, bahwa dia berdoa untuk ketenangan jiwa George Floyd dan semua orang lain yang telah kehilangan nyawa mereka sebagai akibat dari dosa rasisme.
George Floyd adalah pria yang meregang nyawa saat polisi Amerika Serikat menangkapnya kemudian menekan lehernya dengan kakinya hingga Floyd tidak bisa bernafas dan meninggal.
Kematian George Floyd memicu gelombang demonstrasi berlatar belakang rasis itu besar-besaran di seluruh kota di negara adi daya itu. Kekerasan, pengrusakan dan penjarahan terjadi dimana-mana.
Hari ini, seperti dilansir BBC, puluhan ribu orang masih melakukan demonstrasi damai itu menginjak hari ke 8. Salah satu protes terbesar bergabungnya kerabat Floyd, terjadi di kampung halamannya di Houston, Texas.
Jam malam, mulai Senin malam diberlakukan, menyusul terjadinya kekerasan dan penjarahan di beberapa distrik. Namun banyak yang menentangnya di beberapa kota.
Demonstran turun ke jalan tidak hanya untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas perlakuan terhadap Floyd, tetapi juga mengutuk kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika secara lebih luas.
Di Washington DC polisi menembakkan gas air mata setelah kegelapan. Militer kembali berada di jalan-jalan ibukota dan helikopter melayang di atas pengunjuk rasa berbaris menuju Gedung Putih.
Lalu lintas diblokir di distrik Manhattan New York karena pengunjuk rasa mengabaikan jam malam, yang telah diperpanjang selama seminggu. Rekaman video menunjukkan mereka mengelilingi sebuah mobil polisi.
Di Houston, tempat Floyd akan dimakamkan, Walikota, Sylvester Turner mengatakan kepada orang banyak orang, bahwa Floyd tidak mati sia-sia.
Demonstrasi besar juga terjadi di Los Angeles, Philadelphia, Atlanta dan Seattle. Minneapolis, tempat Floyd yang berusia 46 tahun meninggal, dilaporkan relatif tenang.
Tetapi di Seattle, Portland dan Atlanta ada laporan tentang gas air mata yang ditembakkan. Enam belas anggota keluarga George Floyd bergabung dengan 60.000 pengunjuk rasa untuk reli Houston.
Mereka termasuk saudari La Tonya dan saudara lelaki Philonese. Seorang keponakan berkata kepada orang banyak. "Jangan berhenti sampai kita mendapatkan keadilan untuk paman saya," lapor Houston Chronicle.
Pada sebuah konferensi pers emosional di Minneapolis, Roxie Washington, ibu dari anak perempuan George Floyd yang berusia enam tahun, Gianna, mengatakan bahwa dia adalah pria yang baik.
Saat berdiri bersama Gianna, dia berkata "Aku di sini untuk bayiku dan aku di sini untuk George karena aku menginginkan keadilan baginya."
Pemakaman George Floyd akan berlangsung pada 9 Juni mendatang di Houston. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |