Myanmar Bentuk Pemerintahan Sementara, Min Aung Hlaing Jadi Perdana Menteri

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Myanmar membentuk Pemerintah sementara, dan Jendral Min Aung Hlaing yang pemimpin kudeta menjadi Perdana Menteri.
Menurut perintah Dewan Administrasi Negara, hari Minggu, yang ditunjuk menjadi Wakil Perdana Menteri adalah Sen-Jen Soe Win.
Advertisement
Dilansir Global Times, Badan pemerintahan sementara itu terdiri dari menteri serikat pekerja, jaksa agung serikat pekerja, sekretaris tetap kantor pemerintahan sementara.
Sejak 1 Februari, kekuasaan negara telah dipegang oleh Sen-Jen Min Aung Hlaing setelah deklarasi keadaan darurat di Myanmar.
Min Aung Hlaing, dalam pesan televisinya pada hari Minggu, berjanji untuk mengadakan pemilihan umum multi-partai.
Komisi Pemilihan Umum telah membatalkan hasil pemilihan umum multi-partai sebelumnya yang diadakan pada 8 November tahun lalu pada bulan Juli.
Setelah negosiasi berbulan-bulan ASEAN masih gagal menemukan kandidat utusan khusus untuk Myanmar yang disetujui secara konsensus. (FOTO :Reuters)
Liga Nasional untuk Demokrasi memenangkan mayoritas kursi di kedua majelis Parlemen Uni dalam pemilihan umum sebelumnya.
Sementara itu, meskipun ASEAN telah melakukan negosiasi berbulan-bulan, namun sampai kini belum menemukan kandidat utusan khusus untuk Myanmar.
Para Menteri Luar Negeri ASEAN berada di bawah tekanan untuk segera menunjuk seorang utusan khusus ke Myanmar.
Sudah berbulan-bulan ASEAN melakukan negosiasi, tetapi masih belum berhasil menemukan kandidat yang disetujui secara konsensus.
Enam bulan setelah militer menggulingkan pemerintah Myanmar yang terpilih secara demokratis, para Menteri Luar Negeri ASEAN akan kembali bertemu.
Menurut sejumlah diplomat ASEAN, tujuan pertemuan itu untuk menentukan utusan khusus yang ditugaskan untuk mengakhiri kekerasan dan mempromosikan dialog antara junta dan lawan-lawannya.
PBB, Amerika Serikat (AS) dan China, serta banyak negara lainnya telah mengidentifikasi ASEAN sebagai pihak terbaik yang harus melakukan upaya diplomatik untuk memulihkan stabilitas di Myanmar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |