Peristiwa Internasional

Sejarah Hari Ini: 12 Agustus, Tragedi Tenggelamnya Kapal Selam Kursk

Kamis, 12 Agustus 2021 - 11:01 | 122.50k
Kapal selam Kursk Rusia. Kapal selam nuklir ini tenggelam pada 12 Agustus 2000 saat melakukan latihan perang. 
Kapal selam Kursk Rusia. Kapal selam nuklir ini tenggelam pada 12 Agustus 2000 saat melakukan latihan perang. 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTASejarah hari ini mengenang peristiwa tenggelamnya kapal selam Kursk milik Rusia, pada 12 Agustus 2000. Kapal selam nuklir ini tenggelam saat mengikuti latihan perang di Laut Barents.  12 Agustus juga mencatat kecelakaan pesawat Japan Airlines. Ini menjadi kecelakaan pesawat komersial dengan korban jiwa terbesar di dunia.

2000: Kapal Selam Nuklir Kursk Tenggelam

kapal selam 2Bangkai kapal selam Kursk milik Rusia yang berhasil diangkat dari dasar laut. Kapal selam ini tenggelam pada 12 Agustus 2000.

Advertisement

Kapal selam Kursk milik Rusia tenggelam pada 12 Agustus 2000. Dilansir dari BBC, terjadi dua ledakan yang membuat kapal selam Kursk bertenaga nuklir seberat 17.000 ton tenggelam ke dasar Laut Barents. Dilaporkan bahwa 118 awak kapal selam tewas dalam insiden ini.

Dilansir dari The Guardian, kapal selam Kursk ini berukuran dua jet jumbo, dan bertugas sebagai kapal selam raksasa. Kursk memiliki dua lambung yang dipisahkan celah sekitar satu hingga dua meter, dan dibagi menjadi sembilan kompartemen yang kedap air.

Pada hari itu Kursk mendapat tugas untuk peluncuran torpedo dalam kegiatan latihan angkatan laut. Kegiatan ini merupakan latihan militer kelautan pertama di Rusia setelah kejatuhan Uni Soviet satu dekade sebelumnya.

Kursk diduga tenggelam akibat ledakan terpedo yang macet saat upaya peluncuran. Sementara dugaan lain menyebutkan,  Kursk adalah kebocoran hidrogen peroksiden dan memicu kebakaran dan akhirnya memicu ledakan terpedo.

Dikutip dari National Geographic, Kursk awalnya meminta izin untuk meluncurkan torpedo, pada 11:29. Laporan menyebutkan, terpedo tidak meluncur.

Yang terjadi, lembaga seismik Norwegia mendeteksi ada getaran sekitar 1,5 skala Richter. Lembaga seismik Blacknest, Inggris, juga mengidentifikasi ada dua ledakan di Laut Barents. Jeda antara ledakan itu hanya dalam 2 menit 15 detik.

Awak dari kapal selam dan kapal lain juga mendeteksi adanya hidro-akustik di bawah air dan terasa ke lambung kapal. Kondisi ini sudah dilaporkan tetapi diabaikan.

Pukul 13.30, waktu akhir merupakan waktu akhir latihan peluncuran torpedo. Tak ada kabar dari Kursk, tetapi masih dianggap sebagai kesalahan teknis komunikasi. Militer angkatan laut Rusia akhirnya melakukan pencarian dan baru menemukan Kursk 16 jam setelah laporan adanya getaran hebat di dalam air.

KRI Nanggala 402

Kapal-Selam-Nanggala-402.jpgFOTO: Puspen TNI

Peristiwa yang dialami Kursk mirip dengan yang terjadi pada kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali pada  21 April 2021 lalu.  Kapal tersebut membawa 53 prajurit TNI yang seluruhnya dinyatakan gugur. KRI Nanggala ditemukan pada 25 April dikedalaman 838 meter.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan dalam keadaan telah terbelah. "Ini terdapat bagian-bagian dari KRI Nanggala. Jadi di sana KRI Nanggala terbelah menjadi tiga bagian," kata Yudo dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, 25 April 2021,

KRI Nanggala saat itu tengah mengikuti latihan perang. Pada hari itu, KRI Nanggala meminta izin untuk melepaskan terpedo. Namun, yang terjadi bukan terpedo yang keluar. Komunikasi dengan kapal selam terputus. TNI kemudian mengumumkan kapal dalam kondisi tenggelam.

1985: Ratusan Oang Tewas dalam Kecelakaan Japan Airlines

kecelakaan pesawatPuing-puing pesawat Jal Airlines yang jatuh menabrak lereng gunung pada 12 Agustus 1985.

Jet jumbo Japan Airlines jatuh di lereng gunung terpencil 70 mil (112km) dari Tokyo di Jepang. 15 awak dan 509 penumpang, sebagian besar wisatawan. Hanya empat orang yang selamat dalam kecelakaan yang terjadi 12 Agustus 1985 itu.

BBC melaporkan, kecelakaan ini adalah bencana terburuk yang melibatkan satu pesawat dan kecelakaan besar kedua yang melibatkan Boeing 747 dalam dua bulan terakhir.

Pada bulan Juni sebuah Boeing dari armada Air India jatuh ke Atlantik di lepas pantai Irlandia selatan menewaskan semua 329 orang di dalamnya.

Laporan penyelidikan oleh Jepang dan Boeing menyebutkan, Jet Japan Airlines itu yang terbang dari Tokyo menuju Osaka jatuh setelah terbang lebih kurang 15 menit.
Saat sepuluh menit perjalanan, pilot memberi tahu kontrol lalu lintas udara bahwa sebuah pintu di bagian belakang pesawat rusak. Pilot menyatakan akan kembali dan melakukan pendaratan darurat.

Beberapa menit kemudian pilot menyatakan dia tersesat karena kehilangan fungsi radar. Petugas kontrol kemudian menyatakan, pesawat menghilang dari layar radar.

Beberapa jam kemudian, tim penyelamat kemudian melaporkan temuan puing-puing pesawat di lereng Gunung Osutaka

Setelah penyelidikan panjang, diketahui bahwa penyebab utamanya adalah perbaikan pesawat yang salah yang dilakukan tujuh tahun sebelumnya. Penyambungan yang salah pada dua bagian badan pesawat telah membuat bagian tersebut kurang tahan terhadap dekompresi hingga 70 persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES