Korban Meninggal Dunia Gempa di Haiti Melonjak Jadi 724 Orang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jumlah korban meninggal dunia karena gempa bumi di Haiti melonjak menjadi 724 orang setelah masyarakat di Karibia itu semalaman berjuang mencari para korban diantara puing-puing bangunan.
Video yang diposting ke media sosial seperti dilansir di NBC News setelah gempa menunjukkan, warga menarik korban yang selamat dari puing-puing bangunan yang runtuh setelah rumah, rumah sakit, sekolah, gereja, dan bangunan lainnya rusak atau hancur.
Advertisement
Orang-orang mencari korban selamat di sebuah rumah yang hancur setelah gempa berkekuatan 7,2 di Les Cayes pada hari Sabtu.(FOTO: NBC News/Reuters)
Gempa berkekuatan 7,2 SR yang terjadi hari Sabtu (14/8/2021) pagi itu telah melukai ribuan lainnya, meratakan gereja, rumah, dan gedung-gedung pemerintah. Korban meninggal dunia melonjak dari 304 menjadi 724 setelah penjelasan dari pejabat Minggu pagi.
"Gempa itu dirasakan di Kuba dan Jamaika dan diikuti gempa susulan, melanda sekitar 5 mil dari kota Petit-Trou-de-Nippes, lebih dari 90 mil barat ibukota Port-au-Prince, dan di kedalaman sekitar 6 mil," kata US Geological Survey.
Gempa tersebut mengingatkan kembali peristiwa serupa yang mengerikan yang Haiti, 11 tahun yang lalu yang merenggut nyawa ratusan ribu orang.
Bagi Lydie Jean-Baptiste, 62, kenangan akan trauma yang dialaminya saat itu kembali mengalir di benaknya.
Orang-orang memeriksa bangunan yang rusak setelah gempa berkekuatan 7,2 melanda Haiti.(FOTO: Anadolu Agency via Getty Image)
"Para tetangga, saya melihat mereka berlari dan berlari. Saya berkata 'Ada apa?' Mereka mengatakan 'Gempa bumi!' dan saya bergegas ke pintu depan," katanya kepada Reuters. "Saya merasa sangat, sangat takut," tambahnya.
Baptiste mengatakan trauma gempa 2010 telah datang kembali. Setelah itu dia bilang dia tidur di luar untuk waktu yang lama sesudahnya.
Yvon Pierre, mantan Wali Kota Saint Louis du Sud mengatakan, dia akan tidur di luar karena gempa susulan.
"Saya kuat tetapi ini mempengaruhi saya secara psikologis dan itu mungkin sama dengan masyarakat lainnya," katanya.
Selain akibat gempa terbaru, Haiti kini juga harus bersiap menghadapi kemungkinan dampak Badai Tropis Grace yang tampaknya mengarah ke sana dan bisamembawa hujan lebat serta angin kencang akhir pekan ini.
Kehancuran gempa di Haiti ini juga mewarnai gejolak politik yang mendalam, dimana beberapa minggu lalu, tepatnya 7Juli 2021, Presiden Haiti, Jonevel Moise dibunuh.
Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry mengatakan: "Kita perlu menunjukkan banyak solidaritas dengan keadaan darurat."
Henry menjadi pucuk pimpinan di Haiti yang sedang berjuang setelah pembunuhan Moïse, mengatakan, bahwa para pejabat akan berupaya mengadakan pemilihan presiden baru sesegera mungkin.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah bencana itu, Presiden Joe Biden mengatakan dia "sedih dengan gempa bumi dahsyat yang terjadi di Saint-Louis du Sud, Haiti pagi ini."
"Melalui USAID, kami mendukung upaya untuk menilai kerusakan dan membantu upaya pemulihan dan pembangunan kembali," katanya merujuk pada Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat.
Biden juga menyetujui tanggapan langsung AS, dengan administrator USAID, Samantha Power ditugaskan untuk mengoordinasikan upaya tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu malam, USAID mengatakan telah mengirim Tim Tanggap Bantuan Bencana "elit" ke Haiti untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan yang paling mendesak.
Bintang tenis Naomi Osaka, pemain No. 2 di dunia, termasuk di antara mereka yang menawarkan dukungan kepada warga Haiti disaat yang sulit.
Dalam sebuah tweet, Naomi mengatakan dia akan memulai turnamen minggu depan dan akan memberikan semua hadiah uang untuk upaya bantuan untuk Haiti yang dilanda musibah gempa bumi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |