Afghanistan Terancam Krisis Pangan Saat Taliban Berusaha Membentuk Pemerintahan Baru

TIMESINDONESIA, JAKARTA – PBB memperingatkan, Afghanistan bisa menghadapi krisis pangan dalam beberapa bulan mendatang yang akan bisa menyebabkan satu dari tiga orang mengalami kelaparan. Sementara para penguasa Taliban saat ini masih berusaha membentuk pemerintahan baru untuk menjalankan negara itu.
Taliban hingga kini masih belum membentuk pemerintahan baru, dan pengakuan internasionalnya masih dipertanyakan untuk mencegah dimulainya kembali sebagian besar bantuan asing.
Advertisement
"Situasi di Afghanistan dari perspektif kemanusiaan, terus menjadi sangat tegang," kata Koordinator Kemanusiaan PBB di Afghanistan, Ramiz Alakbarov, Rabu (1/9/2021).
Ramiz menambahkan bahwa lebih dari separuh anak-anak di negara itu kini sudah berjuang untuk menemukan makanan berikutnya.
Dilansir Al Jazeera, dalam beberapa hari terakhir, harga pangan di Afghanistan telah meningkat sekitar 50 persen, dan bensin telah meningkat 75 persen.
Dengan sebagian besar bantuan internasional ditutup, Ramiz Alakbarov menunjukkan bahwa layanan pemerintah tidak bisa berfungsi dan pegawai negeri tidak dapat menerima gaji mereka.
Sebelumnya pada hari Rabu, Taliban mengarak di Kandahar beberapa perangkat keras militer, termasuk Humvee dan kendaraan tempur lapis baja yang mereka rebut selama pengambilalihan Afghanistan.
Satu helikopter Black Hawk juga dilaporkan terbang di atas Kandahar dalam beberapa hari terakhir, tampak mantan tentara Afghanistan menjadi pilotnya karena Taliban sendiri kekurangan pilot, menurut kantor berita AFP. Sementara itu, sebuah penerbangan Qatar Airways telah mendarat di Kabul dengan membawa tim yang akan membantu menjalankan kembali bandara sebagai jalur penyelamat untuk bantuan.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |