Peristiwa Internasional

Merck Akui Obat Covid-19 Produksinya Kurang Efektif Kurangi Rawat Inap dan Kematian

Sabtu, 27 November 2021 - 06:50 | 31.24k
Pil pengobatan COVID-19 eksperimental, yang disebut molnupiravir dan sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP. (FOTO: REUTERS)
Pil pengobatan COVID-19 eksperimental, yang disebut molnupiravir dan sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP. (FOTO: REUTERS)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Studi terbaru dari Merck & Co (MRK.N) menyatakan, pil obat Covid-19 eksperimental produksi Merck secara signifikan ternyata kurang efektif dalam mengurangi rawat inap dan kematian daripada laporan sebelumnya.

Perusahaan itu merilis hal itu setelah melakukan analisis lengkap dari hasil uji coba, dan menyatakan ternyata kemanjuran pil Covid-19nya lebih rendah dari yang diteliti awal.

Advertisement

Dilansir Al Jazeera, pembuat obat itu menyatakan,  bahwa molnupiravir hanya bisa mengurangi rawat inap dan kematian hingga 30 persen. Awalnya perusahaan ini menyatakan penelitian sementaranya bisa mengurangi rawat inap dan kematian hingga 50 persen.

Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu mengatakan pada hari Jumat, bahwa obat oral molnupiravir,  menunjukkan pengurangan hingga 30 persen dalam rawat inap dan kematian bila dibandingkan dengan plasebo, berdasarkan data dari lebih dari 1.400 pasien.

Bulan lalu, perusahaan ini mengatakan data dari 775 pasien menunjukkan bahwa pengurangannya bisa mencapai sekitar 50 persen. Namun dalam data yang diperbarui, satu kematian dilaporkan pada kelompok molnupiravir penelitian, dibandingkan sembilan pada kelompok plasebo.

Merck mengajukan otorisasi molnupiravir di Amerika Serikat pada 11 Oktober lalu berdasarkan data sementara waktu itu.

Rilis analisis lengkap keluar sebelum Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menerbitkan satu set dokumen pada hari Jumat yang dimaksudkan untuk memberi pengarahan kepada panel ahli luar yang akan bertemu pada hari Selasa untuk membahas apakah akan merekomendasikan otorisasi pil.

Staf badan tersebut tidak membuat rekomendasi mereka sendiri apakah pil tersebut harus disetujui. Staf FDA meminta panel untuk mendiskusikan apakah manfaat obat lebih besar daripada risikonya dan apakah populasi untuk siapa obat tersebut harus diberi izin harus dibatasi.

Mereka juga meminta komite untuk mempertimbangkan kekhawatiran apakah obat itu dapat mendorong virus untuk bermutasi, dan bagaimana kekhawatiran itu bisa dikurangi. Merck mengatakan, pil eksperimentalnya mengurangi setengah risiko kematian akibat Covid-19.

Saham Merck juga turun hampir 3 persen menjadi $80 dalam perdagangan premarket di tengah penurunan keseluruhan di pasar saham karena berita varian virus corona baru .

Pil seperti molnupiravir dan paxlovid, obat saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, telah disebut-sebut sebagai potensi pengubah permainan karena dapat digunakan sebagai perawatan awal di rumah untuk membantu mencegah rawat inap dan kematian.

Sementara itu, data dari pil Pfizer, setelah analisis penelitian yang melibatkan 1.200 peserta, menunjukkan penurunan sampai 89 persen dalam risiko rawat inap atau kematian terkait virus corona dibandingkan dengan plasebo. Kedua obat eksperimental itu memiliki mekanisme aksi yang berbeda.

Merck dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus. Sedangkan obat Pfizer, bagian dari kelas yang dikenal sebagai protease inhibitor, dirancang untuk memblokir enzim yang dibutuhkan virus corona untuk berkembang biak.

Pekan lalu, pengawas obat-obatan Uni Eropa menyarankan negara-negara anggotanya bahwa mereka bisa menggunakan pil antivirus Covid-19 Merck dalam situasi darurat yang dipicu oleh meningkatnya tingkat infeksi, sebelum persetujuan resmi pengobatan di seluruh blok.

Inggris Raya juga telah menyetujui molnupiravir, dicap sebagai Lagevrio, awal bulan ini. Tapi perkembangan terkini pil obat Covid-19 eksperimental Merck ternyata secara signifikan kurang efektif dalam mengurangi rawat inap dan kematian daripada laporan sebelumnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES