Petualang Jean-Jacques Savin Meninggal Saat Menyeberangi Samudra Atlantik

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Berhasil menyeberangi Samudra Atlantik dengan perahu berbentuk kapsul pada tahun 2019, tetapi Jean-Jacques Savin, (75) gagal untuk kali kedua tahun 2022, dan ia ditemukan meninggal dunia karena perahu bertenaga mataharinya terbalik.
Savin memang sukses dengan perahu kapsulnya pada tahun 2019. Waktu itu ia menyeberangi Ssmudra Atlantik hanya dengan mengikuti arus laut selama 122 hari dan menempuh jarak 4500 km. Waktu itu usia Savin 72 tahun.
Advertisement
Mantan penerjun payung militer yang merayakan ulang tahunnya yang ke-75 di laut minggu lalu dengan foie gras dan sampanye itu mencoba kembali berpetualang dengan sampan yang diberi nama Audacieux, yang berarti "berani" dalam bahasa Prancis.
Ia berangkat dari Sagres, Portugal Selatan pada 1 Januari 2022 untuk menyeberangi Samudra Atlantik sendirian.
Dilansir BBC, pada hari Rabu, dia sempat menulis di Facebook bahwa ada angin kencang yang membuat perjalanannya lebih jauh sejauh 900km (560 mil), dan mengatakan dia mengalami masalah dengan tenaga suryanya. Namun dia menambahkan: "Yakinlah, saya tidak dalam bahaya".
"Sayangnya, kali ini lautan lebih kuat dari teman kami, yang sangat menyukai berlayar dan laut," kata sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya.
Pada Kamis malam, Savin telah mengirim sinyal marabahaya, dan keluarganya tidak mendengar kabar apapun darinya sejak itu. "Mereka berharap secercah harapan, dan bahkan kabar baik," kata pernyataan Facebook.
Namun pada pada hari Jumat (21/1/2022), sampan Savin ditemukan terbalik di Azores, sebuah deretan kepulauan di Samudra Atlantik Utara, oleh pejabat maritim Portugis.
Penjaga pantai Portugal kemudian menerjunkan seorang penyelam pada hari Sabtu untuk mencarinya.
"Tubuh mantan penerjun payung itu ditemukan tak bernyawa di dalam kabin," kata tim pendukungnya seperri dikutip dari AFP, Minggu (23/1/2022).
Tadinya Jean-Jacques Savin berencana untuk memperbaiki masalah begitu tiba di "marina yang indah" di Ponta Delgada, ibu kota Azores, dan merencanakan untuk menghabiskan sekitar tiga bulan di kano 8m (26ft), yang dia sebut sebagai "teman" itu. Dia menggambarkan prestasi mendayung sebagai cara untuk "tertawa di usia tua", namun nasib berkata lain. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |