Wajib Tahu, Ini Akar Masalah Invasi Rusia Terhadap Ukraina

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Masyarakat dunia ini mengkampanyekan perdamaian. Itu setelah invasi dilakukan Rusia terhadap Ukraina. Bahkan pada hari pertama, serangan Rusia tersebut telah menewaskan 130 orang di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun kini berkeluh kesah. Ia kini merasa negaranya dibiarkan sendiri untuk memerangi Rusia setelah Kremlin melancarkan invasi besar-besaran.
Advertisement
"Kita ditinggalkan sendirian untuk membela negara kita," ujarnya dilansir TIMES Indonesia dari kantor berita AFP Jumat (25/2/2022).
Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan perang ini terjadi? Berikut penjelasan singkatnya:
1. Presiden Rusia Putin ingin membangun kembali lingkup pengaruh Rusia di Eropa timur. Terutama merangkul bekas republik Soviet seperti Estonia, Latvia, Lithuania, Belarusia, Georgia, dan Ukraina yang kini telah merdeka.
2. Selain itu, Presiden Putin juga ingin menunjukkan ke Barat bahwa negara itu masih negara adidaya.
3. Presiden Putin mengklaim kalau Rusia dan Ukraina adalah satu bagian dari peradaban Rusia. Klaim itu sudah ia nyatakan berulang kali. Namun Ukraina dengan tegas menolak pernyataan Putin tersebut.
Empat Tuntutan Presiden Putin
1. Presiden Putin ingin NATO berjanji untuk tidak pernah menerima Ukraina (atau Georgia dan Moldova) sebagai anggota. Ia ingin aliansi itu mundur dari negara-negara garis depan seperti Polandia, Rumania, dan Bulgaria, bekas anggota Pakta Warsawa yang sudah tidak berlaku.
Dalam buku Pengantar Politik Global karya Richard W. Mansbach & Kirsten L. Rafferty, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treat Organization atau NATO adalah organisasi militer terkuat di dunia.
NATO didirikan pada 4 April 1949 yang bertujuan untuk menjaga keamanan di Eropa Barat. Negara pendiri NATO ada 12 yaitu Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
2. Presiden Putin ingin Kiev, ibu kota Ukraina, menerima status otonomi untuk wilayah Donbas dan melepaskan klaimnya atas Krimea (sebagai bagian dari apa yang disebut kesepakatan Minsk).
3. Presiden Putin juga ingin membatasi atau menghentikan penyebaran rudal jarak menengah baru AS di Eropa timur dan selatan.
4. Presiden Putin ingin mendesain ulang arsitektur keamanan Eropa, untuk membangun kembali pengaruh Rusia dan memperluas jangkauan geopolitiknya. Demikian akar masalah invasi Rusia terhadap Ukraina yang kini sudah terjadi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |