Peristiwa Internasional

Kenya Berhasil Mengubah Sandal Jepit Bekas Menjadi Karya Seni

Kamis, 06 Oktober 2022 - 08:33 | 29.90k
Sekelompok pengrajin di ibukota Kenya, Nairobi, mengubah sandal jepit bekas dan kotor menjadi karya seni yang indah.(FOTO: Africa.News)
Sekelompok pengrajin di ibukota Kenya, Nairobi, mengubah sandal jepit bekas dan kotor menjadi karya seni yang indah.(FOTO: Africa.News)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekelompok pengrajin sebuah perusahaan sosial Ocean Sole di Kenya, Afrika berhasil merubah sandal jepit bekas menjadi karya seni yang indah.

Mereka adalah bagian dari tim di Ocean Sole, sebuah perusahaan sosial yang misinya adalah membersihkan pantai yang tercemar oleh sandal jepit sekaligus memberikan penghasilan kepada orang-orang di komunitas yang berdampak tinggi.

Advertisement

Sandal jepit dipakai di seluruh dunia, dan jutaan diproduksi setiap tahun. Tetapi sebagian besar sandal karet sintetis itu juga dibuang setiap tahun, banyak di antaranya berakhir di laut.

Pada 1990-an, ahli konservasi laut, Julie Church, dikejutkan oleh jumlah sandal jepit yang ditemukannya terdampar di sebuah pantai di Kenya.

Terinspirasi oleh mainan yang dibuat anak-anak, dia kemudian mendorong ibu mereka untuk mengumpulkan, mencuci, dan memotongnya menjadi produk warna-warni untuk dijual di pasar lokal.

Tampak-boneka-bertemakan-hewan-hewan.jpgTampak boneka bertemakan hewan-hewan di Afrika yang terbuat dari sandal jepit bekas.(FOTO: Afrika.News)

Ocean Sole kemudian dibentuk pada tahun 1999 dan hari ini telah memberikan hasil positif kepada lebih dari 1.000 orang Kenya melalui koleksi sandal jepit dan pekerjaan langsung, serta memberikan penghasilan tetap kepada hampir 100 orang.

Setelah dikumpulkan di pantai, mereka terlebih dahulu mencuci dan mengeringkan seluruh sandal jepit itu di bengkel, sebelum dibentuk oleh para seniman.

Manajer Penjualan Ocean Sole, Joe Mwakiremba mengatakan ada dua jenis patung yang dibentuk dari sandal jepit bekas itu.

"Terkecil semuanya flip flop. Patung yang lebih besar terbuat dari bahan lain yang disebut poliuretan. Jadi bagian dalam patung besar itu kita tutupi dengan bahan ini, lalu dilapisi dengan sandal jepit," katanya seperti dilansir Africa.News.

Metode ini memberikan patung terbesar memiliki kontur atau tampilan tambal sulam versus tampilan bergaris dari potongan yang lebih kecil.

"Sembilan puluh persen dari produksi kami adalah ekspor. Kami biasanya menjual ke kebun binatang, akuarium, museum, dan toko suvenir di seluruh dunia. Kami juga bermitra dengan organisasi yang ingin membuat atau memesan patung seukuran aslinya, seperti gajah atau jerapah misalnya, yang ingin mereka letakkan di lobi atau atrium mereka," kata Joe Mwakiremba

"Ocean Sole berencana mengekspor ide tersebut ke negara lain yang memiliki "masalah gagal" selama lima tahun ke depan," tambah kata Mwakiremba.

Ocean Sole juga telah menerima banyak pertanyaan dari negara-negara seperti Indonesia, India dan Brazil, yang telah meminta mereka untuk pergi ke sana dan mengadakan lokakarya.

Setiap tahun tak kurang dari 579.000 kg sandal jepit bekas telah dirubah oleh Ocean Sole menjadi karya seni yang indah, baik kecil maupun besar,

Tampak-boneka-bertemakan-hewan-hewan-a.jpgTumpukan sandal jepit bekas yang dikumpulkan yang akan disulap menjadi karya seni di Kenya, Afrika.(FOTO: Africa.News)

 tersebut saat ini meningkatkan 579.000 kilogram sandal jepit setiap tahun menjadi karya seni yang indah, yang menggambarkan pesan penting tentang keadaan lautan dunia baik ukuran kecil maupun besar.

Dalam prosesnya, pekerjaan ini selain menciptakan lapangan kerja juga membantu menyelamatkan planet ini. Bahkan ini juga menyumbang 10 hingga 15 persen dari pendapatannya untuk pembersihan pantai, program kejuruan dan pendidikan, dan upaya konservasi.

"Kami menggunakan perusahaan sosial kami untuk membayar bonus kepada karyawan, berinvestasi dalam program kesejahteraan yang memungkinkan pengembalian dana nol kepada semua karyawan untuk membantu memfasilitasi pembayaran untuk pendidikan anak-anak mereka, membeli tanah dan sarana lainnya," kata Mwakiremba.

Kecil kemungkinan para perajin Ocean Sole di Kenya, Afrika ini akan kehabisan bahan baku sandal jepit bekas dalam waktu dekat, selama dunia terus melanjutkan kebiasaan flip flopnya.(*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES