Peristiwa Internasional

Belasan Negara NATO Membuat Perisai Langit Eropa Bersama, Ini Alasannya...

Jumat, 14 Oktober 2022 - 20:37 | 22.85k
Inilah kendaraan berpeluncur rudal yang kemungkinan dijadikan salah satu Perisai Langit untuk pertahanan udara Eropa.(FOTO: DW)
Inilah kendaraan berpeluncur rudal yang kemungkinan dijadikan salah satu Perisai Langit untuk pertahanan udara Eropa.(FOTO: DW)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perang berkepanjangan di Ukraina bahkan bisa dikatakan mendekati Perang Dunia III, telah memaksa 15 negara NATO sepakat membentuk inisiatif Perisai Langit Eropa.

Menurut para diplomat, seperti dilansir Deutch Welle, negara itu adalah Belgia, Bulgaria, Ceko, Finlandia, Hungaria, Latvia, Belanda, Norwegia, Rumania, Slovakia dan Slovenia, Inggris, Lithuania, Jerman dan Estonia.

Advertisement

Pembuatan Perisai Langit yang dimaksudkan adalah membangun kemampuan pertahanan yang lebih baik sehubungan dengan perang Rusia di Ukraina.

Jerman dan 14 negara NATO lainnya telah menandatangani deklarasi pengadaan bersama sistem pertahanan udara di markas aliansinya di Brussels, Belgia, Kamis (13/10/2022).

Negara-negara NATO itu menyetujui inisiatif yang diajukan Jerman demi melindungi wilayah udara Eropa.

Perisai-Langit-b.jpg

Sistem pertahanan udara seperti Arrow 3 dan Patriot termasuk dalam deklarasi yang disebut European Sky Shield Initiative (ESSI) atau Inisiatif Perisai Langit Eropa.

"Sebanyak 15 negara telah berkumpul untuk mengatur pengadaan bersama di bawah koordinasi Jerman, berkaitan dengan kesepakatan pertahanan udara Eropa. Ini adalah sesuatu di mana kita memiliki celah," kata Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht.

"Ini tentang pengoperasiannya. Ini tentang kemampuan merancang harga yang sesuai. Dan, tentu saja, juga tentang saling mendukung dalam hal pemeliharaan," kata Lambrecht.

"Ini adalah situasi menguntungkan bagi negara-negara yang terlibat," tambahnya.

Penandatanganan dilakukan di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan NATO.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengumumkan inisiatif Perisai Langit Eropa tersebut pada bulan Agustus lalu, dan ia menyebutnya sebagai keamanan untuk seluruh Eropa.

Pada saat itu, Scholz berpendapat bahwa pertahanan udara gabungan akan terbukti lebih hemat biaya daripada setiap negara berlomba-lomba untuk mempertahankan langitnya sendiri-sendiri atau membangun sistem pertahanan udaranya sendiri.

Scholz mengatakan, Berlin perlu berinvestasi besar-besaran dalam pertahanan udara di tahun-tahun mendatang dan bisa mengawalinya agar sejak awal negara-negara sekutu lainnya bisa berpartisipasi di tingkat dasar.

Saat Rusia meluncurkan rudal ke kota-kota Ukraina Senin (10/10/2022), Eropa kembali waspada karena Rusia sengaja menargetkan warga sipil.

Rancangan keamanan yang diatur ulang secara mendasar di Eropa, merupakan langkah baru yang diperlukan untuk mencegah ancaman yang meningkat di benua itu, karena perang Rusia-Ukraina, yang sekarang memasuki bulan kedelapan, di tambah lagi dengan musim dingin sudah di depan mata.

Militer Jerman, Bundeswehr, diketahui memiliki kelemahan, karena tidak bisa bertahan melawan rudal balistik yang terbang sangat tinggi. 

Namun Jerman kini memiliki sistem pertahanan rudal udara teknologi tinggi, IRIS-T dan itu juga dikirim ke Ukraina. Sistem terbaru itu dirancang untuk melindungi kota dan militer dari gempuran serangan udara.

Sistem pertahanan udara IRIS-T ini paling canggih sedunia yang bisa melindungi diri dari serangan peluru kendali Rusia.

Sistem pertahanan rudal udara ini dikembangkan sejak tahun 1990-an, tetapi uji coba final baru dilakukan tahun 2021, dan bahkan militer Jerman "Bundeswehr" belum memiliki satu pun sistem terbaru ini. Norwegia dan Swedia belum lama ini membeli versi lawas dari sistem IRIS-T.

Harga satu unit sistem pertahanan udara itu sekitar 140 juta euro (210 miliar rupiah) per unitnya.

IRIS-T  yang diproduksi perusahaan Jerman, Diehl Defense, yang bermarkas di kota Überlingen, didesain untuk pertahanan udara jarak menengah, altitude tinggi yang melindungi kota kecil atau satuan militer.

Satu unit sistem meliputi tiga kendaraan. Masing-masing, peluncur peluru kendali, radar dan pengendali radar, dan penembak rudal dengan dukungan dan logistik terintegrasi. 

Peluru kendali IRIS-T ini menggunakan pencitraan inframerah untuk identifikasi sasaran, diklaim punya daya jangkau hingga 40 km dan mencapai ketinggian 20 km. Sistem radarnya bisa memindai hingga jarak 250 km. Rudalnya juga bisa ditembakkan 360° di seputar kendaraan peluncurnya.

Perang yang dilancarkan Rusia di Ukraina saat ini terus berkobar. PBB juga sedang berusaha medorong dialog damai. Namun, sejumlah negara NATO mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina, dan kini mereka juga membuat inisiatif Perisai Langit Eropa bersama.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES