Empat Poin Penting Deklarasi KTT G20 Indonesia
TIMESINDONESIA, BALI – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan hasil kesepakatan para pemimpin G20 yang berkumpul di KTT G20 Indonesia di Bali pada Selasa-Rabu, 15-16 November 2022.
Berikut rangkuman TIMES Indonesia berdasarkan hasil konferensi pers oleh Presiden RI Joko Widodo di Nusa Dua Bali, Selasa (16/11/2022). Jurnalis TIMES Indonesia mengikuti agenda ini secara langsung dari Bali.
Penyikapan Perang Rusia-Ukraina
Menurut Jokowi, dari keseluruhan poin deklarasi tersebut, paragraf tentang penyikapan perang di Ukraina adalah poin yang paling lama dibahas untuk mencapai kesepakatan.
"Deklarasi terdiri atas 52 paragraf dan paragraf yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan perang di ukraina. Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat sangat alot sekali," kata Jokowi saat konferensi pers di Nusa Dua Bali, Rabu (16/11/2022).
Kendati demikian, para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi tersebut. Poin pentingnya adalah condemnation perang di Ukraina karena dinilai telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah.
Jokowi menyebut perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, energi dan potensi krisis finansial.
Sebab itu G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global. Beberapa hasil konkret telah dihasilkan.
Terbentuknya Pandemic Fund
Pandemic Fund yang disepakati ini terkumpul hingga 1,5 miliar dolar atau setara Rp 23,4 triliun (kurs Rp 15.600). Pandemic Fund sendiri merupakan kumpulan dana oleh negara-negara di dunia jika terjadi suatu pandemi lagi di depan.
Kesepakatan ini merupakan hasil pembahasan para menteri kesehatan dan Menteri Keuangan dari masing-masing negara anggota G20.
Pembentukan Dana Bantuan IMF
Poin penting selanjutnya yang dijelaskan Jokowi adalah dana Operasionalisasi Resilience, and Sustainability Trust. Dana sebesar 81,6 miliar dolar tersebut terkumpul dari bantuan IMF. Dana itu akan digunakan untuk membantu negara yang menghadapi krisis
"Dana ini untuk membantu negara yang menghadapi krisis," kata Jokowi.
Energy Transition Mecanism
Kemudian adalah poin energy transition mecanism atau mekanisme transisi energi khususnya untuk Indonesia yang memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Program sebesar 20 miliar dolar.
Skema pendanaan JETP terdiri atas US$ 10 miliar yang berasal dari pendanaan publik berupa pinjaman lunak dan hibah. Sisanya US$ 10 miliar berasal dari pendanaan swasta yang dikoordinatori oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).
"Komitmen bersama ini setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Ini sangat bagus dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela," bebernya.
"Saya kira hasil yang konkret itu meskipun banyak sekali sebenarnya hasil-hasil lainnya," kata Jokowi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |