Peristiwa Internasional

Mundur dari Kherson, Rusia Membangun Pertahanan di Krimea, Ada Apa?

Sabtu, 19 November 2022 - 13:21 | 22.43k
Sebuah monumen untuk pendiri Negara Soviet, Vladimir Lenin terletak di sebuah bukit di belakang bangunan tempat tinggal di Sevastopol, kota di Semenanjung Krimea dan pelabuhan terpenting serta pangkalan angkatan lautnya. (FOTO: AFP)
Sebuah monumen untuk pendiri Negara Soviet, Vladimir Lenin terletak di sebuah bukit di belakang bangunan tempat tinggal di Sevastopol, kota di Semenanjung Krimea dan pelabuhan terpenting serta pangkalan angkatan lautnya. (FOTO: AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah terdesak dan kalah di Kherson, otoritas Rusia kini sedang membangun 'benteng kekuatan' pertahanan di Semenanjung Krimea, wilayah Ukraina yang dicaploknya sejak 2014 lalu.

Pasukan Rusia masih  terus memprioritaskan perbaikan, reorganisasi, dan persiapan pertahanan di sebagian besar sektor di Ukraina,l. Dilansir Kyiv Post, Unit telah membangun sistem parit baru di dekat perbatasan Krimea, serta di dekat Sungai Siversky-Donets antara Oblast Donetsk dan Luhansk.

Beberapa dari lokasi ini berada hingga 60 km di belakang garis depan saat ini, menunjukkan bahwa perencana Rusia sedang membuat persiapan jika ada terobosan besar Ukraina selanjutnya.

Ada dugaan Rusia akan berusaha untuk mengerahkan kembali beberapa pasukan yang diperoleh dari Kherson untuk memperkuat dan memperluas operasi ofensifnya di dekat kota Bakhmut di Oblast Donetsk.

Pihak berwenang Rusia di Krimea yang dicaplok memperkuat posisi defensif semenanjung itu,  kata gubernurnya Jumat karena meningkatnya kekhawatiran Rusia atas dorongan pasukan Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang direbutnya di wilayah selatan itu.

Serangan di semenanjung Laut Hitam telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena Ukraina terus melakukan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah di Ukraina selatan.

"Pekerjaan benteng yang bertujuan untuk menjamin keamanan Krimea sedang dilakukan di bawah pengawasan saya," kata Gubernur Krimea Rusia,  Sergei Aksyonov. 

Dia berargumen bahwa langkah-langkah utama untuk keamanan Krimea harus diambil di wilayah Kherson, yang dikendalikan oleh pasukan Rusia di sebelah timur sungai Dnipro. Aksyonov membuat pengumuman tersebut dalam sebuah pengarahan satu minggu setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Kherson. 

Wilayah Kherson merupakan bagian dari jembatan darat penting ke Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada tahun 2014 dan terhubung ke daratan Rusia dengan jembatan di atas Selat Kerch empat tahun kemudian. 

Analis mengatakan posisi Ukraina saat ini di Kherson membuat jalur pasokan Krimea utara dan Rusia di selatan rentan terhadap serangan. Kementerian Pertahanan Inggris menambahkan unit Rusia telah membangun parit baru di dekat perbatasan Krimea dan bagian lain di timur Ukraina.

"Beberapa dari lokasi ini berada hingga 60 kilometer di belakang garis depan saat ini, menunjukkan bahwa perencana Rusia sedang membuat persiapan jika ada terobosan besar Ukraina lebih lanjut," katanya dalam penilaian hari Jumat.

Sebagian pasukan Rusia  rentan terhadap serangan Ukraina pada jalur komunikasi dan pasokan mereka, lembaga think tank Institute for the Study of War mengatakan Jumat pagi.

Seorang jenderal top AS, Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley mengecilkan kemungkinan kembalinya Krimea dan kemenangan militer Ukraina yang lebih luas dalam jangka pendek minggu ini.

Namun dia mengakui bahwa solusi politik bisa mengarah pada penarikan Rusia dari wilayah pendudukan, termasuk Krimea. "Militer Rusia benar-benar terluka parah," kata Milley, Rabu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES