Korut Sengaja Perintahkan Militernya Lakukan Tembakan Artileri Saat Korsel Latihan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Militer Korea Utara (Korut) mengatakan telah memerintahkan unit-unit garis depan melakukan tembakan artileri ke laut selama dua hari berturut-turut sebagai tanggapan atas latihan tembak-menembak Korea Selatan (Korsel) di wilayah perbatasan pedalaman.
Pernyataan Staf Umum Tentara Rakyat Korut itu dikeluarkan sehari setelah menembakkan sekitar 130 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat dan timurnya dengan Korsel dalam aksi militer terbaru yang meningkatkan ketegangan di antara rival-rival itu.
Advertisement
Perintah itu diberikan Selasa (6/12/2022) kepada unit-unit garis depan, sehari setelah Korut menembakkan sekitar 130 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat dan timur dengan Korsel.
Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan pihaknya mendeteksi tembakan artileri militer Korsel dari beberapa peluncur roket dan howitzer di daerah garis depan sekitar pukul 09:15 setelah aksi militer serupa pada hari Senin, menurut sebuah pernyataan yang dibawa oleh Korut.
Dilansir Al Jazeera, juru bicara militer Korut mengatakan, serangan artileri terbaru itu dimaksudkan sebagai peringatan keras ke Korsel karena mengadakan latihan artileri di wilayah perbatasan.
"Kami segera memerintahkan unit artileri garis depan untuk meluncurkan tembakan artileri ke laut untuk mengeluarkan peringatan keras," tegas juru bicara Staf Umum KPA yang tidak disebutkan namanya itu dalam pernyataan tersebut.
Pejabat Korut juga meminta Korsel untuk segera menghentikan latihan militernya yang dinilai provokatif itu.
Militer Korsel dan Amerika Serikat saat ini sedang melakukan latihan tembakan langsung yang melibatkan beberapa sistem peluncuran roket dan howitzer di dua tempat pengujian terpisah di wilayah Cheorwon, 71 kilometer timur laut Seoul sejak hari Senin dan akan berlanjut hingga Rabu besok.
Sekutu mengatakan, latihan itu diperlukan untuk mencegah Korut yang bersenjata nuklir, menguji sejumlah rudal tahun ini dan telah membuat persiapan untuk melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Saat latihan berlangsung, militer Korut mendeteksi lusinan proyektil Korsel terbang ke tenggara dari wilayah Cheorwon dan menginstruksikan unit pantai barat dan timurnya untuk menembakkan artileri sebagai peringatan.
Japan Today melansir, Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan peluru-peluru Korut yang ditembakkan jatuh di sisi utara zona penyangga yang dibuat berdasarkan perjanjian antar-Korea 2018 untuk mengurangi ketegangan militer dan mendesak Korut untuk mematuhi perjanjian tersebut.
Ini adalah pertama kalinya Korut menembakkan senjata ke zona penyangga maritim sejak 3 November, ketika sekitar 80 peluru artileri mendarat di sisi zona Korut di lepas pantai timurnya.
Korut telah menembakkan lusinan rudal saat meningkatkan demonstrasi senjatanya ke rekor kecepatan tahun ini, termasuk beberapa uji coba sistem rudal balistik antarbenua yang berpotensi mampu menjangkau jauh ke daratan AS, dan rudal jarak menengah diluncurkan di atas Jepang.
Korut juga telah melakukan serangkaian peluncuran jarak pendek yang digambarkannya sebagai simulasi serangan nuklir terhadap target Korsel dan AS sebagai reaksi kemarahan terhadap perluasan latihan militer bersama AS-Korea Selatan yang dipandang Korut sebagai latihan untuk potensi invasi.
Para ahli mengatakan Korut berharap untuk menegosiasikan konsesi ekonomi dan keamanan dari posisi yang kuat dan memaksa Amerika Serikat untuk menerimanya sebagai tenaga nuklir. Para pejabat Korsel mengatakan Korut mungkin akan segera melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
Dilansir Yonhap, tembakan peringatan itu terjadi satu hari setelah Korut menembakkan sekitar 130 peluru artileri ke zona penyangga maritim timur dan barat untuk memprotes latihan tembakan langsung sekutu yakni antara Korsel dan Amerika Serikat.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Rizal Dani |