India: Pria Berusia 30 Tahun Meninggal Setelah Transplantasi Rambut

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seorang eksekutif muda di salah satu stasiun televisi India meninggal setelah gagal menjalani transplantasi rambut. Pria tersebut bernama Athar Rasheed. Dan kini keluarganya meminta pertanggungjawaban rumah sakit atas meninggalnya anggota keluarga mereka.
Kisah meninggalnya Athar Rasheed diceritakan oleh sang ibu Asiya Begum kepada media lokal India, Begum menuturkan bahwa peristiwa tersebut bermula saat Rasheed menjalani operasi pencangkokan atau transplantasi rambut.
Advertisement
Rasheed yang berusia 30 tahun ini awalnya menerima tawaran untuk mencoba metode pencangkokan rambut yang dimiliki sebuah rumah sakit setahun lalu. Rumah sakit tersebut menawaran diskon besar-besaran khusus untuk Rasheed.
Umumnya, proses cangkok rambut atau juga dikenal dengan hair transplant di India bisa menghabiskan dana hingga 4.300 poundsterling atau sekitar 70 juta rupiah. Namun rumah sakit tersebut hanya menawarkan biaya 150 poundsterling atau setara 2,5 juta saja.
Menurut berita yang diterbitkan Mirror pada Jumat (2/12/2022), Begum menceritakan bahwa anaknya hanya ingin menambah kepercayaan dirinya saja. Putranya ingin terllihat lebih ganteng dengan melakukan pencangkokan rambut.
Dari foto yang dibawa Begum, Rasheed diketahui memang memiliki rambut yang mulai menipis di beberapa bagian terutama batok kepala bagian belakang dan pelebaran kening.
Namun pada dasarnya pria ini memiliki penampilan yang oke. Rasheed tampil cukup menawan meskipun dengan rambut yang mulai menipis. Hanya saja dirinya kurang percaya diri dengan rambutnya.
Setelah menerima tawaran menggiurkan dari salah satu rumah sakit di India tersebut dokter langsung menjadwalkan operasi pencangkokan rambut Rasheed. Jadwal operasi serta hari meninggalnya Rasheed tak disebutkan oleh Begum.
Menurut Begum Rasheed terlihat mengalami komplikasi setelah operasi selesai. Setelah operasi selesai masalah mulai muncul. Ginjal Rasheed tak berfungsi. Hal ini kemudian disusul dengan gagalnya organ-organ lain bekerja.
Diceritakan Begum, kepala anaknya juga membengkak setelah operasi tersebut. Rasheed mati secara perlahan-lahan setelah beberapa jam pasca operasi.
"Putraku meninggal dengan cara yang menyakitkan. Ginjalnya berhenti berfungsi dan kemudian seluruh oragan yang lainnya menyusul gagal berfungsi," ungkap Begum dalam video yang diunggah oleh South China Morning Post.
Begum sudah berusaha mendatangi klinik yang melakukan pencangkokan rambut terhadap anaknya tersebut. Dirinya menuntut tanggung jawab dari para dokter yang bersangkutan serta pihak rumah sakit.
Namun sayang, setelah begum mendatangi tempat tersebut, para dokter malah menutup klinik tempat mereka praktek. Mereka melarikan diri dan lari dari tanggungjawab yang harusnya mereka jalani.
"Aku kehilangan putraku, namun aku tidak ingin ibu-ibu lain kehilangan anak mereka akibat praktek tipu-tipu yang dilakuakn beberapa orang," tambah Begum.
Begum pun melaporkan kejadian ini ke polisi. Semenjak itu para dokter yang terkait meninggalnya Rasheed di cari sebagai buron akibat klinik mereka tutup. Polisi berhasil membekuk 4 orang tersangka.
Kegagalan pencangkokan atau transplantasi rambut yang berujung petaka bukan pertama kalinya terjadi di India. Pada 2019 yang lalu Saki Naka, seorang pebisnis India berusia 43 tahun juga meninggal pasca operasi. Namun dokter berkata pria tersebut meninggal akibat reaksi alergi yang juga dikenal sebagai anaphylaxis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |