Peristiwa Internasional

Jepang dan Eropa Mulai Terapkan Tes Covid-19 Bagi Turis dari China 

Sabtu, 31 Desember 2022 - 12:44 | 73.95k
Penumpang tiba dari Shanghai di bandara Narita di Prefektur Chiba pada hari Jumat. (FOTO: Japan Today/Kyodo)
Penumpang tiba dari Shanghai di bandara Narita di Prefektur Chiba pada hari Jumat. (FOTO: Japan Today/Kyodo)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jepang, Prancis, Inggris, Spanyol dan Italia mulai mewajibkan pelancong asal China untuk memberikan hasil tes Covid-19 yang negatif sebelum naik ke penerbangan.

Organisi Kesehatan Dunia, WHO, minta kepada pejabat China agar membagikan lebih banyak informasi real-time tentang Covid di negara itu yang kini infeksinya melonjak.

Banyak pembatasan ketat negara telah dicabut selama beberapa minggu terakhir, tetapi kasus di China justru terus  melonjak sehingga beberapa negara sekarang menyaring pelancong dari China.

Seorang pejabat WHO seperti dilansir BBC mengatakan, mereka ingin melihat lebih banyak data tentang rawat inap, penerimaan unit perawatan intensif dan kematian.

WHO juga menginginkan angka tentang vaksinasi.

Amerika Serikat, Spanyol, Prancis, Korea Selatan, India, Italia, Jepang, dan Taiwan semuanya telah memberlakukan tes Covid untuk pelancong dari China, karena mereka takut akan penyebaran virus yang baru

Jepang telah mewajibkan tes Covid-19 bagi semua penumpang yang datang dari China pada hari Jumat (30/12/2022).

Pada hari itu juga, Prancis juga mengatakan, tes harus dilakukan kurang dari 48 jam sebelum keberangkatan dan akan diperlukan pada penerbangan langsung dari China serta penerbangan dengan persinggahan, dan tes acak masih akan dilakukan pada penumpang pada saat kedatangan.

Langkah negara-negara itu diambil sebagai tindakan darurat terhadap  lonjakan infeksi Covid-19 di China.

Jepang sendiri saat ini juga sedang menghadapi peningkatan jumlah kasus Covid-19 dan kematian, sebuah rekor sendiri di dalam negeri.

Menurut Kementerian Kesehatan, Jepang melaporkan, rekor 420 kematian akibat virus korona baru pada hari Kamis, satu hari setelah mencapai rekor satu hari sebelumnya dengan 415 kematian.

Jumlah itu lebih tinggi daripada kematian harian pada puncak gelombang sebelumnya pada Agustus, ketika mereka melebihi 300.

Para ahli di Jepang mengatakan, alasan peningkatan terbaru tidak jelas tetapi dapat dikaitkan dengan kematian akibat memburuknya penyakit kronis di kalangan pasien lanjut usia.

Jepang memperketat tindakan perbatasannya pada hari Jumat, membuat tes antigen yang sudah dilakukan pada pendatang yang diduga memiliki Covid-19 wajib untuk semua orang yang datang dari daratan China.

Ketika China yang berpenduduk 1,4 miliar orang itu tiba-tiba mengakhiri kebijakan nol-Covid setelah hampir tiga tahun, tidak diragukan lagi apa yang akan terjadi.

Tingkat imunisasi yang buruk dan kekebalan alami yang kecil berarti ledakan kasus - sama seperti China yang akan mencabut pembatasan warganya yang bepergian ke luar negeri.

Gelombang Covid yang melanda China itu bukan karena varian baru yang radikal, tetapi Omicron dalam bentuk yang berbeda.

BF.7 dan BQ.1 keduanya adalah sub-garis keturunan dari BA.5, yang merupakan bagian dari "keluarga" Omicron, lebih menular daripada jenis Covid sebelumnya

Jika pelancong China dites positif, Jepang akan mengkarantina hingga tujuh hari di fasilitas yang ditunjuk dan sampelnya akan digunakan untuk analisis genom.

Langkah-langkah tersebut dimulai sejak menjelang liburan Tahun Baru yang ditandai dengan perjalanan dan pesta.

"Sementara ini, penerbangan langsung antara China dan Jepang juga akan dibatasi hanya di empat bandara utama Jepang," kata pejabat pemerintah.

Penerbangan dari Hong Kong dan Makau akan diizinkan mendarat di tiga bandara lain, yakni Bandara New Chitose di Hokkaido, Bandara Fukuoka, dan Bandara Naha di Okinawa,  asalkan tidak ada penumpang yang telah ke China daratan dalam waktu tujuh hari sebelum penerbangan.

Otoritas Hong Kong menyebut pembatasan itu tidak masuk akal dan meminta otoritas Jepang untuk mencabutnya.

Sebelum menambahkan tiga bandara untuk penerbangan dari Hong Kong dan Makau, pihak berwenang mengatakan bahwa 60.000 pelancong dan sekitar 250 penerbangan akan terpengaruh antara Desember dan Januari 2023.

Jepang awal tahun ini berhenti mewajibkan tes Covid-19 bagi pendatang yang memiliki setidaknya tiga suntikan,  bagian dari pelonggaran langkah-langkah negara itu setelah hampir menutup perbatasannya untuk turis asing selama sekitar dua tahun.

Musim liburan tahun ini adalah yang pertama tanpa pembatasan virus selain rekomendasi untuk pemakaian dan pengujian masker.

Negara ini sekarang melaporkan sekitar 200.000 kasus harian yang diketahui.

Pada pertemuan awal pekan ini, para ahli memperingatkan bahwa penyebaran influenza yang cepat pada musim dingin ini juga berpotensi menambah tekanan pada sistem medis.

China baru-baru ini membalikkan kontrol anti-virusnya yang membuat negara itu terisolasi selama hampir tiga tahun dan mengumumkan rencana minggu ini untuk menerbitkan kembali paspor dan visa untuk perjalanan ke luar negeri.

Ini bisa mengirim banyak orang China ke luar negeri untuk liburan Tahun Baru Imlek di bulan Januari, meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan penyebaran virus Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES