AS, Jerman, Inggris dan Prancis Ramai-ramai Memasok Tank ke Ukraina

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Prancis, ramai-ramai segera memasok peralatan tempur, kendaraan tank lapis baja ke Ukraina.
Ukraina akan segera menerima bantuan peralatan tempur tank antara lain AMX-10, Marder dan Bradley.
Advertisement
Seorang pakar militer mengatakan 'sangat mungkin Ukraina akan memenangkan perang tahun ini' jika ilmu militernya terus mengungguli ilmu militer Rusia.
Sejak invasi Putin ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, Presiden Volodymyr Zelensky telah berhasil melobi sekutu Barat agar kendaraan lapis baja modern untuk mengusir penjajah (Rusia).
Selama konflik, Ukraina secara bertahap melampaui penjajahnya dengan teknologi yang memungkinkan untuk melakukan perlawanan yang menghancurkan.
Pada Malam Tahun Baru, tembakan peluncur roket HIMARS buatan Amerika menghantam sebuah gedung yang penuh dengan wajib militer Rusia di wilayah Donetsk timur Ukraina.
Dilansir The Guardian, serangan di sebuah Sekolah Teknik Profesional yang dijadikan markas tanpa dibentengi dengan baik di Makiivka itu, menewaskan 89 rekrutan Rusia menurut Kremlin dan menghancurkan amunisi mereka.
Tank Marder Jerman yang akan dikirim Ukraina dengan jumlah mendekati seukuran satu Batalyon. (FOTO: World Defence News)
Rusia sendiri juga mengakui hilangnya nyawa para prajuritnya itu, dan menyalahkan penggunaan ponsel oleh tentaranya karena memberikan lokasi. Ukraina menganggap kemungkinan korban tewas ratusan.
Insiden tersebut telah memicu kemarahan yang meluas di Rusia, dimana dukungan untuk perang semakin berkurang , sementara itu mungkin menandakan kepada Putin perlunya peningkatan organisasi dan pengembangan militer.
Kabar terbaru, Rusia telah mengklaim bahwa serangan roketnya menewaskan 600 tentara Ukraina dalam serangan balas dendam. Namun sayangnya ternyata tidak ada tanda-tanda korban di lokasi tersebut menurut laporan.
Seorang saksi Reuters yang telah mengunjungi lokasi serangan yang dimaksudkannya itu menyebutkan bahwa kerusakan telah terjadi tetapi serangan tersebut tidak menghancurkan bangunan dan tidak ada tanda-tanda korban yang jelas.
Volodymyr Zelensky telah membujuk kekuatan barat untuk menyediakan teknologi dan peralatan dalam perang melawan invasi Rusia
"Tentara Putin perlu mengatur ulang dan memberantas korupsi karena hal itu 'mempengaruhi kualitas pasokan peralatan militer," kata pakar itu.
Pekan lalu, Ukraina diberikan bantuan lebih lanjut ketika Prancis, Jerman dan AS setuju untuk membantu mengirim versi tank mereka, AMX-10, Marder dan Bradley.
Prancis akan mengirim kendaraan tempur lapis baja AMX-10 RC sejenis ini ke Ukraina. (FOTO: Deutsche Welle)
Meskipun tidak diklasifikasikan sebagai 'tank sejati' karena kurangnya baju besi atau daya tembak, senjata tersebut mampu memberikan dukungan tembakan kepada Ukraina untuk maju melintasi garis musuh.
Di antara mesin-mesin itu, US Bradley, yang bertugas dengan istimewa dalam Perang Teluk 1991, secara luas dianggap sebagai yang paling canggih, dengan meriam 25mm yang ditembakkan dari senapan rantai dan pod di samping efektif untuk memusnahkan tank tempur Rusia.
AS berjanji akan mengirim sekitar 50 tank Bradley ke Ukraina, tank yang sangat efektif selama Perang Teluk pada tahun 1991.
Tank Marder dari Jerman juga digambarkan sebagai 'terhormat tapi tua' dengan sekitar 40 unit dijanjikan akan dikirimkan ke Ukraina
Prancis akan memasok Tank AMX-10, tank yang mampu melaju dengan kecepatan tinggi dan telah digambarkan sebagai ideal untuk 'eselon pengintaian atau pasukan reaksi cepat'. Namun berapa banyak AMX-10 yang akan dikirim ke Ukraina.
Sementara Jerman menurit surat kabar Der Spiegel, Ukraina akan dikirimi sekitar 40 Marders, setara dengan satu batalion. Hingga kini Jerman masih menahan permintaan Ukraina untuk memasok tank Leopard-II yang mematikan itu.
Leopard-II adalah tank tempur seberat 63 ton yang menurut beberapa orang bisa mengubah jalannya perang di Rusia-Ukraina.
Kepala militer Ukraina, Valery Zaluzhny, mengatakan dia membutuhkan 300 tank, 600 hingga 700 kendaraan tempur infanteri, dan 500 howitzer untuk mengusir Rusia kembali ke garisnya sebelum invasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |