Kodok Tebu Raksasa Ditemukan di Australia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penjaga hutan di Taman Nasional Conway di Australia menemukan seekor kodok tebu raksasa (Rhinella marina) di Queensland.
Kodok yang kemudian dijuluki Toadzilla itu beratnya mencapai 6 pon (2,7 kilogram), dan kemungkinan menjadikannya contoh spesies terbesar dalam catatannya.
Advertisement
Hewan amfibi yang besar dan kuat itu seperti dilansir di LifeScience ditemukan pada 19 Januari lalu di Taman Nasional Conway, saat para rangers sedang melakukan pekerjaan lintasan.
(FOTO: d.newsweek.com)
Mereka mengumumkan penemuan mereka itu melalui tweet dengan menulis bahwa mereka terkejut menemukan katak tongkat monster yang beratnya sama dengan ayam jantan.
"Sejujurnya saya tidak percaya - saya belum pernah melihat sesuatu yang sebesar ini," kata Kylee Gray, penjaga hutan dari Departemen Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan Queensland, kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).
"Saya tersentak ketika berjalan di sana dan saya berteriak kepada atasan saya kemudian menunjukkan kepadanya. Karena terlihat hampir seperti sepak bola dengan kaki," katanya.
Kylee Gray menggambarkan temuan itu sebagai kodok tebu besar berkutil, coklat, jelek yang hanya duduk di tanah. Kylee Gray dan rekan-rekannya mengira itu kodok betina, karena ukurannya, dan kodok tebu betina tumbuh lebih besar daripada jantan.
Kodok resmi terbesar yang pernah tercatat dalam catatan adalah kodok tebu (juga disebut kodok laut) yang ditemukan pada tahun 1991, juga di Australia, dengan berat 5 pon, 13 ons (2,65 kg), bahkan masuk Rekor Dunia Guinness .
"Setelah menimbang kodok gemuk yang ditemukan di taman nasional, penjaga hutan menidurkannya karena kerusakan lingkungan yang mereka timbulkan," tulis mereka di tweet.
"Seekor kodok tebu sebesar itu akan memakan apa saja yang dapat dimasukkan ke dalam mulutnya," kata Gray kepada ABC, "dan itu termasuk serangga, reptil, dan mamalia kecil."
CNN bahkan melaporkan bahwa sisa-sisa kodok itu telah dikirim ke Museum Queensland untuk analisis lebih lanjut.
"Seekor kodok tebu sebesar itu akan memakan apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam mulutnya," kata Kylee Gray. "Dan itu termasuk serangga, reptil, dan mamalia kecil," tambah dia.
Ukuran kodok yang sangat besar, yang ditemukan pada ketinggian 393 meter (1.289 kaki) itu telah menarik minat banyak penjaga taman dan banyak pihak.
"Museum Queensland tertarik untuk mengambilnya karena dia mungkin yang terbesar dalam catatan," tambah Gray dengan menyebutkan bahwa kodok tebu bisa hidup hingga 15 tahun.
Namun, hidup Toadzilla hari itu dipersingkat. ABC melaporkan pada hari Jumat, kodok tersebut "di-eutanasia" dan dikirim ke Museum Queensland di Brisbane.
Kodok tebu adalah spesies non-asli yang diperkenalkan ke Australia pada tahun 1935.
Kodok ini berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, yang semula untuk mengendalikan kumbang hama di industri tebu Queensland sebelum penggunaan bahan kimia pertanian.
Kodok ini mampu meracuni pemangsa yang mencoba memakannya.
Menurut pemerintah Australia tidak ada cara skala yang luas untuk mengendalikannya, sehingga sekarang ditemukan di seluruh Australia utara dan bergerak ke arah barat dengan jarak sekitar 40 hingga 60 km (sekitar 25 hingga 37 mil) per tahun.
Kodok tebu betina bisa menghasilkan hingga 30.000 telur dalam satu musim. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |