
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Israel-Palestina makin panas, Perdana Menteri Benyamin Netanyahu pimpin rapat kabinet keamanan dan akan membalas kekerasan dengan kuat, cepat dan tepat di tempat yang diduduki Israel yakni di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Meningkatnya kekerasan beberapa hari ini telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadi pemberontakan Palestina ketiga.
Advertisement
Dilansir The Times of Israel, Kabinet Keamanan Israel memutuskan untuk memperkuat permukiman.
"Kabinet keamanan memutuskan serangkaian tanggapan terhadap serangan teror baru-baru ini, termasuk langkah-langkah baru untuk "memperkuat pemukiman," kata Kantor Perdana Menteri setelah pertemuan sampai larut malam.
Kabinet keamanan juga memutuskan untuk menutup rumah yang dianggap sebagai teroris yang telah melakukan serangan penembakan Yerusalem hari Jumat, sebelum dihancurkan.
Para menteri juga memilih untuk membatalkan Asuransi Nasional dan tunjangan lain bagi keluarga teroris yang mendukung aksi mereka.
Hari Minggu ini, sebuah undang-undang yang membatalkan nomor KTP anggota keluarga teroris yang mendukung serangan akan diperdebatkan dalam rapat kabinet penuh.
Kabinet Keamanan Israel akan melakukan otorisasi tindakan sebagai tanggapan atas serangan itu.
Polisi Israel, seperti dilansir Al Jazeera juga telah mendorong warga Israel yang sudah memiliki izin senjata untuk benar-benar mulai membawa senjata.
Usai rapat kabinet keamanan, Benyamin Netanyahu membuat pernyataan yang menjanjikan akan menanggapi dengan kuat, cepat dan tepat.
Salah satunya adalah soal serangan paling mematikan yang dilakukan oleh seorang Palestina selama bertahun-tahun di Yerusalem Timur yang diduduki, yang menewaskan tujuh orang pada hari Jumat.
Menurut polisi, pria bersenjata itu Khaire Alkam, 21 warga Palestina di Yerusalem Timur. Dia ditembak mati karena mencoba melarikan diri dengan mobil.
Sebanyak 42 orang kemudian ditangkap Israel termasuk anggota keluarga Alkam.
Ayah Alkam mengatakan, putranya itu tidak memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata Palestina mana pun. "Dia bukan pemuda pertama atau terakhir yang menjadi martir dan apa yang dia lakukan adalah sebuah kebanggaan," katanya.
Dia menyerang di daerah yang dianeksasi Israel ke Yerusalem setelah perang 1967, dan aneksasi tersebut belum diakui secara internasional.
Israel akan menyegel dan menghancurkan rumah
Ada dua hal yang akan disetujui dalam rapat Kabinet Keamanan Israel yakni :
- Tindakan terhadap keluarga dan teman-teman dari mereka yang diduga melakukan serangan baru-baru ini.
- Mempercepat otorisasi izin senjata untuk warga Israel.
Untuk tindakan terhadap keluarga dan teman yang menyerang itu, Israel akan menyegel rumah orang-orang itu, dan akan menangkap beberapa, kemudian menghancurkan rumah mereka serta mencabut izin mereka untuk tinggal di Yerusalem.
Soal mempercepat otorisasi izin senjata untuk warga Israel, polisi Israel telah mendorong mereka yang sudah memiliki izin senjata untuk benar-benar mulai membawa senjata.
Israel juga akan mengerahkan ribuan pasukan khusus di Yerusalem Timur dan Barat setelah Israel menyatakan "keadaan siaga tertinggi" menyusul serangan mematikan pada hari Jumat lalu.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir juga menyerukan lebih banyak senjata di tangan warga dan pemukim Israel sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan.
Ben-Gvir dipandang sangat kontroversial, karena telah dihukum setelah menghasut rasis terhadap warga Palestina.
Sementara itu Basem Naim dari Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza mengatakan, bahwa mereka telah siap menanggapi serangan Israel lebih lanjut. Dia mengatakan kelompok itu berkomitmen untuk membela rakyat dan keluarganya, serta Yerusalem dan Masjid al-Aqsa.
"Kami tidak merencanakan atau memulai eskalasi atau kampanye kekerasan apa pun. Namun kami juga siap, pada saat yang sama, untuk menanggapi serangan seperti biasa," kata Naim.
Naim mengatakan Hamas akan mengupayakan kebebasan rakyatnya dengan segala cara yang tersedia, termasuk cara diplomatik, politik dan bersenjata.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas tidak menyinggung sama sekali soal penembakan hari Jumat dalam pernyataan yang diterbitkan oleh badan resmi Palestina WAFA, dan dia hanya menyalahkan Israel atas peningkatan kekerasan.
Otoritas Palestina Abbas, yang memiliki kekuasaan pemerintahan terbatas di Tepi Barat juga menangguhkan pengaturan kerja sama keamanan dengan Israel setelah serangan mematikan di Jenin itu.
Para pemimpin dunia pada hari Sabtu juga mengutuk meningkatnya kekerasan di Israel dan wilayah Palestina. Gedung Putih menyerukan de-eskalasi.
Kekerasan itu juga telah mengurungkan rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke wilayah tersebut yang dijadwalkan pada hari Minggu ini.
Blinken berencana bertemu dengan para pemimpin Palestina, serta Netanyahu dari Israel.
Sedianya pertemuan ini akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama pemimpin Israel, Benyamin Netanyahu dengan seorang pejabat AS sejak kembali berkuasa bulan lalu sebagai kepala pemerintahan sayap kanan paling ekstrem dalam sejarah Israel.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |