Peristiwa Internasional

Korban Meninggal Bom Bunuh Diri di Masjid Peshawar Pakistan Bertambah Jadi 59 Orang

Selasa, 31 Januari 2023 - 06:24 | 63.16k
Petugas keamanan berjaga di luar markas polisi setelah ledakan di Peshawar pada 30 Januari. (FOTO: DAWN/AFP)
Petugas keamanan berjaga di luar markas polisi setelah ledakan di Peshawar pada 30 Januari. (FOTO: DAWN/AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jumlah korban meninggal akibat bom bunuh diri di sebuah masjid Garis Polisi di Peshawar, Pakistan bertambah menjadi 59 orang dan melukai 157 orang lainnya sampai saat ini.

Ada dugaan bom bunuh diri itu mentargetkan para polisi yang sedang menjalankan salat Zuhur di masjid yang sebenarnya dijaga ketat setiap hari itu. Masjid ini sendiri juga berada di dalam area markas polisi yang dijaga ketat.

Perdana Menteri, Shehbaz Sharif mengatakan teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang melakukan tugas membela Pakistan.

Kelompok itu mengakhiri gencatan senjata pada November, dan kekerasan terus meningkat sejak itu.

Petugas keamanan dan petugas penyelamat juga masih terus berusaha menemukan korban-korban di bawah reruntuhan masjid.

Juru bicara Rumah Sakit Lady Reading (LRH), Mohammad Asim membenarkan jumlah korban itu saat upaya penyelamatan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan terus berlanjut hingga tadi malam.

Dilansir DAWN, Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP) yang terlarang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.

Petugas-keamanan-dan-petugas-penyelamat-terus-berusaha-mencari-korban-ledakan-di-puing-pui.jpgPetugas keamanan dan petugas penyelamat  terus berusaha mencari korban ledakan di puing-puing masjid yang rusak di dalam markas polisi di Peshawar pada 30 Januari. (FOTO: DAWN/ AFP)

Komisaris Peshawar Riaz Mehsood mengatakan, operasi penyelamatan sedang dilakukan di dalam masjid karena sejumlah orang diduga masih terkubur di bawah reruntuhan.

"Keadaan darurat telah diberlakukan di rumah sakit di seluruh kota dan orang yang terluka diberikan fasilitas medis terbaik," kata pejabat senior itu.

Berbicara kepada media, Petugas Polisi Ibu Kota Peshawar (CCPO), Muhammad Ijaz Khan menyebutkan atap masjid ambruk setelah ledakan.

"Sejumlah korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan tim penyelamat berusaha menarik mereka keluar," katanya.

Dia juga mengatakan ruang utama masjid, yang memiliki kapasitas 250 hingga 300 orang, runtuh tetapi sisa bangunan masih ada yang utuh.

Menanggapi pertanyaan tentang sifat ledakan itu, pejabat tersebut mengatakan: "Bau bahan peledak telah terdeteksi tetapi terlalu dini untuk mengatakan sesuatu yang substansial."

Khan mengatakan antara 300 hingga 400 personel polisi berada di daerah itu pada saat ledakan terjadi. "Jelas terjadi gangguan keamanan," kata CCPO kepada media.

Dia menambahkan, jenazah dan orang yang terluka telah dipindahkan ke LRH.

Didampingi Gubernur KP Haji Ghulam Ali,  Khan mengutuk ledakan itu dan mendesak orang-orang Peshawar untuk menyumbangkan darah bagi yang terluka, dengan mengatakan bahwa itu akan menjadi bantuan besar bagi kepolisian.

Mantan ketua menteri KP Mahmood Khan juga meminta pekerja PTI di Peshawar dan daerah sekitarnya untuk mendatangi LRH untuk mendonorkan darah kepada para korban.

Perdana Menteri Shehbaz Sharif meminta pekerja PML-N untuk menyumbangkan darah bagi mereka yang terluka akibat ledakan, terutama mereka yang bergolongan darah O negatif.

Pada saat yang sama, ia juga mendesak bangsa untuk mendatangi LRH tanpa penundaan dan berperan dalam menyelamatkan nyawa yang berharga.

Selama beberapa bulan terakhir, situasi hukum dan ketertiban di negara tersebut telah memburuk, dengan kelompok teroris melakukan serangan dengan impunitas hampir di seluruh negeri.

Sejak pembicaraan dengan TTP gagal pada November tahun laku, kelompok militan tersebut telah mengintensifkan serangannya, terutama menargetkan polisi di KP dan daerah yang berbatasan dengan Afghanistan.

Pemberontak di Balochistan juga meningkatkan aktivitas kekerasan mereka dan meresmikan hubungan dengan TTP yang dilarang.

Pada 22 Januari, sebuah kendaraan polisi lolos dari ledakan bom di daerah Badaber Peshawar. Sehari sebelumnya, seorang polisi tewas dan dua lainnya terluka ketika penyerang tak dikenal menyerang sebuah pos polisi di wilayah Dheri Zardad di Charsadda.

Pada 14 Januari, seorang wakil inspektur dan dua polisi mati syahid ketika militan bersenjatakan senjata serbu otomatis menargetkan kantor polisi Sarband di pinggiran ibu kota provinsi Peshawar pada larut malam.

PM Shehbaz dan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Asim Munir mengunjungi Peshawar dan diberi penjelasan tentang ledakan tersebut.

Menteri Penerangan, Marriyum Aurangzeb, Menteri Pertahanan Khawaja Asif dan Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah juga hadir di sana.

Dalam kunjungan tersebut, perdana menteri diberi pengarahan oleh Komandan Korps Peshawar tentang motif di balik serangan teror sementara kepala polisi provinsi menyampaikan laporan awal tentang ledakan tersebut. Perdana menteri juga diperlihatkan rekaman CCTV dari ledakan itu.

Berbicara pada kesempatan itu, perdana menteri berjanji untuk melaksanakan Rencana Aksi Nasional selain meningkatkan kapasitas lembaga anti-terorisme.

Dia mengatakan serangan teror pengecut tidak dapat melemahkan tekad bangsa melawan terorisme, menambahkan bahwa penjahat dan fasilitator mereka akan dihukum atas kejahatan keji mereka.

PM Shehbaz kemudian mengunjungi LRH untuk mengetahui yang terluka. Dia mengunjungi bangsal- bangsal yang merawat para korban dan mengarahkan administrasi rumah sakit untuk menyediakan fasilitas medis terbaik bagi mereka.

Usai mengunjungi Peshawar, Perdana Menteri menulis di Twitter : "Baru saja kembali dari Peshawar. Skala besar dari tragedi kemanusiaan tidak terbayangkan".

"Ini tidak kurang dari serangan terhadap Pakistan. Bangsa ini diliputi rasa duka yang mendalam. Saya yakin terorisme adalah tantangan keamanan nasional utama kami," tulisnya

"Sementara rasa sakit dari keluarga yang berduka tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, saya mengungkapkan belasungkawa yang tulus dan simpati yang paling tulus. Pesan saya kepada para pelaku kejadian tercela hari ini adalah jangan remehkan tekad bangsa kami," ujarnya.

Markas besar kepolisian di Peshawar berada di salah satu daerah yang paling dikontrol ketat di kota itu, menampung biro intelijen dan kontra-terorisme, dan bersebelahan dengan sekretariat daerah.

Bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 13:40 saat sebagian besar polisi menjalankan salat Zuhur, Senin (30/1/2023). Personel polisi, tentara, dan penjinak bom saat ini telah menyelidiki di dalam masjid Garis Polisi di Peshawar, Pakistan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES