AS Tembak Jatuh Balon Mata-mata China, Ada Lagi di Atas Amerika Latin

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Militer Amerika Serikat akhirnya menembak jatuh balon mata-mata China yang diduga telah mengintip situs-situs strategis milik AS dalam beberapa hari terakhir ini.
"Kami berhasil menurunkannya, dan saya ingin memuji para penerbang kami yang melakukannya," kata Presiden AS, Joe Biden, Sabtu (5/2/2023)
Advertisement
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan balon itu digunakan oleh China dalam upaya untuk mengawasi situs-situs strategis.
Pentagon mengatakan pada hari Jumat bahwa balon China lainnya diamati di atas Amerika Latin, tanpa mengatakan di mana tepatnya.
"Kami sekarang menilai itu adalah balon pengawasan China lainnya," kata Brigadir Jenderal Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, dalam sebuah pernyataan.
Jet tempur AS menembak jatuh balon raksasa itu tak lama setelah pemerintah AS memerintahkan penghentian penerbangan di sekitar pantai Carolina Selatan karena apa yang dikatakan pada saat itu sebagai "upaya keamanan nasional" yang dirahasiakan.
Sebuah operasi sedang dilakukan di perairan teritorial AS di Samudra Atlantik untuk mengambil puing-puing dari balon, yang terbang sekitar 60.000 kaki itu," lapor kantor berita Associated Press seperti dilansir di Al Jazeera.
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) sempat menghentikan sementara keberangkatan dan kedatangan di tiga bandara pada Sabtu, termasuk Bandara Internasional Myrtle Beach di pantai Carolina Selatan karena upaya keamanan nasional.
FAA mengeluarkan pembatasan penerbangan sementara untuk membersihkan wilayah udara di sekitar pantai Carolina Selatan.
Pemberitahuan tersebut telah memblokir penerbangan ke lebih dari 260 km persegi, yang sebagian besar di atas Samudra Atlantik, menurut dokumen yang diposting oleh FAA.
Pemberitahuan tersebut sekaligus peringatan dari militer bisa menggunakan kekuatan mematikan jika pesawat melanggar larangan dan tidak mematuhi perintah untuk pergi.
Tayangan televisi juga telah menunjukkan ledakan kecil, diikuti dengan jatuhnya balon itu ke perairan samudra.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pertama kali mengumumkan penembakan itu, dengan mengatakan balon itu digunakan oleh China "dalam upaya untuk mengawasi situs-situs strategis di benua Amerika Serikat."
Balon tersebut menjadi pemantik terbaru soal ketegangan antara Amerika Serikat dan China setelah penemuannya awal pekan ini.
Amerika Serikat menyebut balon itu sebagai pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatannya. China telah menyatakan penyesalannya bahwa sebuah "kapal udara" yang digunakan untuk keperluan meteorologi sipil dan tujuan ilmiah lainnya telah tersesat ke wilayah udara AS.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken juga menunda kunjungan ke China yang diharapkan dimulai pada Jumat kemarin.
Padahal perjalanan Blinken itu telah disetujui sejak November tahun lalu oleh Biden dan Presiden China, Xi Jinping.
Tetapi balon mata-mata itu menjadi pukulan bagi mereka yang melihatnya sebagai kesempatan yang terlambat untuk menstabilkan hubungan yang semakin retak. Kunjungan terakhir menteri luar negeri AS adalah pada 2017.
Sementara China sangat menginginkan hubungan dengan Amerika Serikat bisa stabil, sehingga bisa fokus pada ekonominya yang terpukul oleh kebijakan nol-Covid yang sudah ditinggalkan itu
Namun pada hari Sabtu China mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada pihak yang secara resmi mengumumkan rencana kunjungan Menlu AS Antony Blinken ke China.
"Sebenarnya, AS dan China tidak pernah mengumumkan kunjungan apa pun, AS membuat pengumuman semacam itu adalah urusan mereka sendiri, dan kami menghormati itu," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu kembali menegaskan bahwa perjalanan balon tersebut berada di luar kendali China dan mendesak AS untuk tidak "mencoreng" berdasarkan balon tersebut.
Diplomat senior China Wang Yi Wang mengatakan China selalu mengikuti hukum internasional dengan ketat, kami tidak menerima spekulasi dan hype yang tidak berdasar.
"Menghadapi situasi yang tidak terduga, kedua belah pihak perlu tetap tenang, berkomunikasi tepat waktu, menghindari salah penilaian, dan mengelola perbedaan," katanya.
Balon itu terlihat di atas Montana pada hari Rabu dan telah melakukan perjalanan melintasi Amerika Serikat. Itu terlihat di North Carolina pada Sabtu pagi, menurut peramal komersial AccuWeather yang telah melacaknya.
Pentagon mengatakan pada hari Jumat bahwa balon China lainnya diamati di atas Amerika Latin, tanpa mengatakan di mana tepatnya.
"Kami sekarang menilai itu adalah balon pengawasan China lainnya," kata Brigadir Jenderal Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, dalam sebuah pernyataan.
Balon mata-mata secara harfiah adalah balon berisi gas yang terbang cukup tinggi di langit, di atas jalur penerbangan komersial diterbangkan.
Balon mata-mata umumnya memiliki kamera dan teknologi pencitraan yang canggih, dan mengarahkan semua instrumen itu ke tanah, mengumpulkan informasi melalui fotografi dan pencitraan lain dari apa pun yang ada di tanah di bawahnya.
Balon mata-mata milik China yang terbang di atas wilayah udara Amerika Serikat itu akhirnya ditembak jatuh pada Sabtu (5/2/2023) di atas Samodra Atlantik.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |