Peristiwa Internasional

Kapal Perang, FBI dan Penyelam Berburu Reruntuhan Balon Mata-mata China

Senin, 06 Februari 2023 - 04:37 | 71.29k
Cuplikan video dari Balon Mata-Mata China setelah dihantam dengan rudal anti-udara AIM-9X Sidewinder yang ditembakkan dari F-22 Raptor, Sabtu (4/2/2023) (FOTO: USNI News).
Cuplikan video dari Balon Mata-Mata China setelah dihantam dengan rudal anti-udara AIM-9X Sidewinder yang ditembakkan dari F-22 Raptor, Sabtu (4/2/2023) (FOTO: USNI News).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tiga kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat, para penyelam dan FBI kini sedang memburu untuk mengumpulkan reruntuhan balon mata-mata China yang ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan.

Balon itu Sabtu (4/2/2023) ditembak jatuh oleh dua pesawat tempur F-22 Raptor Angkatan Udara AS dengan rudal anti-udara AIM-9X Sidewinder di atas perairan Atlantik lepas pantai Carolina Selatan.

Pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan kepada wartawan, pesawat Raptor itu terbang dari Skuadron Tempur 149, yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Langley.

China marah atas tindakan AS yang menembak jatuh balon udara itu dan menuduh reaksi AS berlebihan, dengan alasan balon itu milik sipil yang sedang mempelajari tentang meteorologi.

"Balon, yang digunakan China itu mengawasi situs-situs strategis di benua Amerika Serikat itu dijatuhkan di atas perairan teritorial AS," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam pernyataan hari Sabtu. 

"Pada hari Rabu, Presiden Joe Biden telah memberikan otorisasi untuk segera menjatuhkan balon mata-mata itu dengan tanpa risiko yang tidak seharusnya ternyadi yakni nyawa orang Amerika di darat," kata dia.

Pesawat Raptor itu kemudian diterbang dari Skuadron Tempur 149, yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Langley.

Balon yang sedang melayang di ketinggian 62.000 kaki itu kemudian ditembak dari ketinggian 58.000 kaki oleh pesawat tempur.

"Puing-puing balon mata-mata seukuran tiga bus sekolah tersebut tersebar di area sepanjang tujuh mil di perairan dangkal di Atlantik," kata seorang pejabat militer senior kepada wartawan.

Kapal perusak rudal USS Oscar Austin (DDG-79), kapal penjelajah rudal USS Philippine Sea (CG-58) dan kapal perang amfibi USS Carter Hall (LSD-50) dikerahkan ke lokasi jatuhnya puing-puing balon mata-mata. 

Bahkan kapal penjaga pantai juga berada di lokasi untuk membantu pencarian puing-puing balon mata-mata.

Pejabat Angkatan Laut menyebutkan, kini penyelam Angkatan Laut juga sudah berada di kapal perang di lepas pantai.

Bahkan agen kontra-intelijen FBI juga dilibatkan di sana untuk memperkuat penyelidikan.

"Kami memiliki penyelam Angkatan Laut yang mampu turun jika diperlukan. Kami juga akan memiliki kapal tak berawak yang bisa turun untuk mengambil struktur dan mengangkatnya kembali ke kapal," kata pejabat militer senior itu.

"Kami juga akan melibatkan FBI, di bawah otoritas kontraintelijen untuk mengkategorikan dan menilai platform itu," tambahnya.

Pejabat militer senior lainnya menambahkan, kapal penyelamat Angkatan Laut akan tiba di lokasi dalam dua hari ke depan.

Balon mata-mata China itu melayang jauh di ketinggian di atas wilayah udara Amerika Serikat dan Kanada selama seminggu terakhir.

Balon tersebut melayang di atas situs-situs militer Amerika Seri
kat yang sensitif, termasuk silo rudal antarbenua di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom, Montana.

Balon itu juga memasuki zona identifikasi pertahanan udara AS Dekat Alaska pada 28 Januari lalu kemudian menyeberang ke Kanada pada 30 Januari dan menyeberang ke langit di atas Idaho pada 31 Januari.

Pejabat AS mengatakan,  mereka memilih untuk tidak menembak jatuh balon di atas daratan Amerika Serikat karena dua alasan yakni untuk mencegah risiko terhadap orang dan properti yang berada puing-puing potensial serta untuk terus mengumpulkan intelijen dari pesawat sementara terus beroperasi. Amerika Serikat

"Kami menilai tidak menimbulkan ancaman bagi lalu lintas udara sipil karena ketinggian balon. Kami juga mengatakan bahwa itu tidak menimbulkan ancaman militer atau kinetik terhadap orang atau properti AS di lapangan, meskipun kami terus memperbarui kedua penilaian tersebut dan bersiap untuk menghapusnya jika profil ancaman itu berubah," kata pejabat militer senior itu kepada wartawan.

Tidak seperti satelit orbit rendah bumi, ketinggian dekat ruang angkasa di mana balon mata-mats China itu beroperasi di ruang udara yang dikontrol AS.

Para pejabat China mengatakan bahwa balon itu keluar jalur dan tidak memiliki niat bermusuhan. Balon Cina kedua juga  telah terlihat di Amerika Latin.

Balon mata-mata China itu cukup rendah di langit, sehingga beberapa orang di pantai menangkap gambar F-22 yang menembakkan rudal anti-udara untuk meledakkan balon di lepas pantai Myrtle Beach, Carolina Selatan, Amerika Serikat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES