Peristiwa Internasional

Dipaksa Pensiun, Jendral Senior Rusia Bunuh Diri

Selasa, 14 Februari 2023 - 08:37 | 117.53k
Vladimir Makarov dipaksa pensiun oleh Vladimir Putin pada bulan Januari. (FOTO: The Sun/East2West)
Vladimir Makarov dipaksa pensiun oleh Vladimir Putin pada bulan Januari. (FOTO: The Sun/East2West)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jendral senior Rusia, Vladimir Makarov ditemukan tewas diduga bunuh diri di rumahnya di desa Golikovo, dekat Moskow, Senin (13/2/2023) pagi.

Makarov waktu itu berada di rumah tersebut bersama istrinya Valentina. Sekitar pukul 7 pagi, ia mendengar suara tembakan.

Advertisement

Soal senjata yang digunakan masih simpang siur. Sebuah laporan menyebutkan senapan berburu, Berkut-2M ditemukan di dekatnya. Namun laporan lain mengatakan sebuah pistol ditemukan di dekatnya.

Valentina segera memanggil anaknya yang juga ada di desa itu untuk memanggil ambulans setelah menemukan suaminya tersungkur penuh darah.

Ketika paramedis tiba di rumahnya, sang jendral Vladimir Makarov tidak bisa terselamatkan. 

Keluarga Makarov kini sedang diinterogasi oleh Komite Investigasi Rusia, lapor Moskovsky Komsomolets.

Kantor berita negara Rusia TASS melaporkan, kematian Vladimir Makarov berdasarkan hukum yang berlaku di sana dinyatakan kematiannya akibat bunuh diri.

Vladimir Makarov, seperti dilansir The New York Post, baru beberapa minggu dipaksa pensiun oleh Presiden Vladimir Putin.

Laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan jenderal Vladimir Makarov mengalami depresi berat setelah diberhentikan itu.

Kerabatnya mengatakan  Makarov tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan dirinya sendiri setelah dipaksa pensiun.

Selama bertugas sebagai Wakil Kepala Direktorat Utama Pemberantasan Ekstremisme Kementerian Dalam Negeri,  Makarov yang juga bertanggung  untuk melawan terorisme, dilaporkan terlibat dalam penganiayaan aktivis oposisi dan jurnalis independen. 

Saluran Telegram VChK-OGPU mengutip sebuah sumber mengatakan, sang jenderal telah mengalami "depresi berat" setelah pemecatannya.

Otoritas Rusia, seperti dilaporkan  Reuters, menggunakan istilah "ekstremis" untuk menggambarkan berbagai kelompok oposisi - seperti Yayasan Anti-Korupsi kritikus Kremlin Alexey Navalny yang dipenjara - atau media yang telah dilarang mengorganisir protes anti-pemerintah atau mendistribusikan informasi yang dianggap merugikan negara.

Beberapa orang Rusia berpangkat tinggi dan tokoh terkemuka telah meninggal secara misterius dalam beberapa bulan terakhir.

November tahun lalu, Wakil Kepala Sekolah Tinggi Angkatan Laut Pasifik Makarov di Vladivostok, Kolonel Vadim Boiko, 44, ditemukan tewas dengan beberapa luka tembak dalam apa yang digambarkan sebagai bunuh diri.

Menurut istrinya, Boiko, yang berperan dalam upaya mobilisasi parsial Putin, "mengeksekusi" dirinya sendiri dengan lima tembakan ke dada di kantor komandannya setelah diduga ditugaskanuntuk mengatasi beberapa masalah yang mengganggu invasi Ukraina.

Pada bulan Desember, taipan sosis, Pavel Antov, yang mengkritik invasi Ukraina, juga ditemukan tewas setelah diduga terjun bebas dari sebuah hotel mewah di India,  tiga hari setelah temannya kehilangan nyawanya dalam perjalanan yang sama. (*)

catatan redaksi: Berita di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke psikolog, psikiater, klinik kesehatan mental atau pihak-pihak yang dapat membantu lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES