Peristiwa Internasional

Rusia Mulai Tidak Akur dengan Pendukungnya

Kamis, 23 Februari 2023 - 21:55 | 45.52k
Yevgeny Prigozhin, bos grup Wagner. (FOTO: AFP/SERGEI ILNITSKY)
Yevgeny Prigozhin, bos grup Wagner. (FOTO: AFP/SERGEI ILNITSKY)

TIMESINDONESIA, JAKARTARusia mulai "tidak akur" dengan pendukungnya, grup Wagner di medan perang Ukraina.

Bos Wagner Group, yang juga sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Yevgeny Prigozhin mengatakan, pejabat Rusia ingin menghancurkan pasukan tentara swasta yang dibentuknya itu.

Dalam sebuah audio yang diunggah di Telegram, Prigozhin menyebut Menteri Pertahanan Rusia,  Sergei Shoigu dan Staf Umum Valery Gerasimov yang ingin mencoba "menghancurkan" Wagner Group.

"Ini bisa disamakan dengan pengkhianatan tingkat tinggi," kata Prigozhin, seperti dilansir CNN setelah mengutip Newsweek.

Lusinan tentara bayaran Rusia itu dibantai tentara Ukraina setelah mereka kehabisan amunisi dalam pertempuran brutal di Bakhmut.

Pria yang juga dijuluki koki Putin itu menyalahkan kematian tentaranya itu kepada menteri pertahanan Sergei Shoigu dan kepala staf Jenderal Valery Gerasimov.

"Siapa yang harus disalahkan atas kematian mereka?. Mereka yang seharusnya memutuskan untuk memberi kami amunisi dalam jumlah yang cukup," katanya seperti dilansir The Sun.

"Tanda tangan terakhir harusnya dilakukan oleh Gerasimov atau Shoigu. Namun tidak satu pun dari mereka yang ingin mengambil keputusan itu," katanya lagi.

Kementerian Pertahanan Rusia langsung membalas tuduhan itu dengan mengatakan keluhannya "sama sekali tidak benar" dan mencantumkan amunisi yang diberikan kepada pasukan Grup Wagner.

Yevgeny Prigozhin menuduh menteri pertahanan telah merampas amunisi para pejuangnya.

Menurut Reuters, Prigozhin mengatakan dalam pesan suara yang diposting di saluran Telegramnya: "Ada oposisi langsung yang terjadi."

Dia melanjutkan dengan mengklaim bahwa itu adalah "upaya untuk menghancurkan Wagner".

Prigozhin kemudian membagikan foto mayat para pejuang yang tewas dalam pertempuran untuk kota Bakhmut, yang oleh tentara Ukraina disebut sebagai "neraka di bumi".

Dalam sebuah video, Prigozhin  mengataka "ini adalah salah satu tempat untuk mengumpulkan orang mati". Ditambahkan "ini adalah orang-orang yang meninggal kemarin karena" kekurangan peluru. 

Pria yang dijuluki  'koki Putin' itu juga mengatakan, "Jumlahnya seharusnya lima kali lebih kecil."

"Lima kali. Jadi ibu, istri dan anak-anak akan menerima tubuh mereka. Siapa yang harus disalahkan atas kematian mereka? Mereka yang seharusnya memutuskan untuk memberi kami amunisi dalam jumlah yang cukup," tandas Prigozhin.

Dia menyalahkan menteri pertahanan Sergei Shoigu dan kepala staf Jenderal Valery Gerasimov atas kematian anak buahnya.

"Tanda tangan terakhir harus dilakukan oleh Gerasimov atau Shoigu. Tak satu pun dari mereka ingin mengambil keputusan," kata Yevgeny Prigozhin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES