Peristiwa Internasional

Membunuh Lima Anaknya, Seorang Ibu di Belgia Akhirnya Disuntik Mati

Sabtu, 04 Maret 2023 - 09:44 | 53.27k
Lhermitte terlihat di pengadilan sebelum hukumannya pada tahun 2008. (FOTO: BBC/AFP)
Lhermitte terlihat di pengadilan sebelum hukumannya pada tahun 2008. (FOTO: BBC/AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seorang ibu di Belgia bernama Genevieve Lhermitte, 56, telah disuntik mati atas permintaannya sendiri setelah 16 tahun lalu ia membunuh lima anaknya.

Genevieve Lhermitte membunuh putra dan empat putrinya yang berusia 3 hingga 14 tahun dengan pisau dapur di rumah keluarga mereka di kota Nivelles, Belgia, pada 28 Februari 2007.

Ayah anak-anak itu sedang berada di luar negeri pada saat pembunuhan, setelah itu Genevieve Lhermitte berusaha bunuh diri, tetapi gagal dan didakwa melakukan pembunuhan.

Psikolog dan psikiater memberi tahu juri persidangan, bahwa Genevieve Lhermitte menderita gangguan mental yang parah pada saat pembunuhan. Dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Desember 2008, sebelum dipindahkan ke rumah sakit jiwa pada 2019.

Psikolog Emilie Maroit mengatakan kepada saluran RTL-TVI bahwa Lhermitte kemungkinan besar memilih mati pada 28 Februari lalu sebagai penghormatan kepada anak-anaknya.

"Mungkin juga karena dia ingin menyelesaikan apa yang dia mulai, karena pada dasarnya dia ingin mengakhiri hidupnya ketika dia membunuh mereka," tambah psikolog tersebut.

Pengacara Nicolas Cohen, 56, membenarkan laporan di media lokal bahwa kliennya itu telah disuntik mati pada hari Selasa setelah melakukan pembunuhan 16 tahun lalu itu.

Menurut situs berita Belgia Sudinfo, Genevieve Lhermitte menghembuskan mafas terakhirnya di rumah sakit Leonard de Vinci di Montigny-le-Tilleul.

Di bawah hukum Belgia orang bisa memilih untuk di eutanasia jika mereka dianggap menderita penderitaan psikologis yang "tak tertahankan", dan bukan hanya penderitaan fisik, yang tidak dapat disembuhkan.

"Prosedur khusus itulah yang dipilih klien saya dengan berbagai pendapat medis telah dikumpulkan," kata pengacaranya.

Namun orang tersebut harus sadar akan keputusannya dan mampu menyampaikan keinginannya dengan cara yang masuk akal dan konsisten. Selama persidangan, pengacara Genevieve Lhermitte berpendapat, karena dia mengalami gangguan mental maka pengacara ini minta agar kliennya tidak dipenjara.

Tetapi juri memutuskan dia bersalah atas pembunuhan berencana dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Pada tahun 2010 Lhermitte pernah mengajukan gugatan perdata yang menuntut hingga tiga juta euro (£ 2.655.840) kepada mantan psikiater dengan klaim terlambat mencegah pembunuhan. Tetapi dia akhirnya meninggalkan pertarungan hukumnya setelah 10 tahun.

Pada tahun 2022, sekitar 2.966 orang meninggal lewat eutanasia di Belgia, jumlah itu meningkat 10% dibandingkan tahun 2021.

Namun kanker tetap menjadi alasan paling umum, tetapi para pejabat mengatakan dalam hampir tiga dari empat permintaan, pasien menunjukkan beberapa jenis penderitaan, baik fisik maupun psikologis.

Sejak 2014, Belgia juga telah mengizinkan anak-anak dibantu untuk meninggal jika mereka sakit parah baik fisik maupun psikis seperti yang dialami Genevieve Lhermitte, tentu jika mereka juga mendapat persetujuan orang tua. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES