Rusia Meradang Saat Finlandia Diterima Jadi Anggota NATO

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rusia meradang, saat Finlandia  Selasa (4/4/2023) hari ini resmi diterima menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang ke 31.

Finlandia akhirnya secara resmi bergabung dengan aliansi militer NATO pada Selasa dalam perubahan kebijakan bersejarah yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, menarik ancaman "penanggulangan" dari Moskow.

Aksesi Finlandia setidaknya telah menggandakan panjang perbatasan yang diterapkan NATO dengan Rusia serta memperkuat sayap timurnya saat perang di Ukraina berlanjut tanpa ada resolusi yang terlihat.

Menteri Luar Negeri Finlandia, Pekka Haavisto, seperti dilansir Reuters, menyelesaikan proses aksesi itu dengan menyerahkan dokumen resmi kepada Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken di markas NATO di Brussels.

Rusia, seperti dikemukakan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengancam akan mengirim pasukan ke dekat Finlandia.

Finlandia dan Rusia berbagi perbatasan sepanjang 810 mil.

Rusia mengatakan pada hari Senin akan memperkuat kapasitas militernya di wilayah barat dan barat laut sebagai tanggapan atas bergabungnya Finlandia dengan NATO.

Masuknya Finlandia di keanggotaan NATO ini disebut-sebut memberikan pukulan telak bagi Vladimir Putin karena pasukannya terus mengalami kekalahan di medan perang Ukraina.

Sergey Shoigu mengatakan aksesi Finlandia ke aliansi militer NATO dan langkahnya untuk meningkatkan kesiapan tempur, meningkatkan risiko konflik.

Dikatakan, bahwa beberapa jet militer Belarusia sekarang bisa membawa hulu ledak nuklir dan sistem roket Iskander telah dipindahkan ke Belarusia, yang juga bisa digunakan untuk membawa rudal konvensional atau nuklir.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg , menyambut Finlandia ke jajarannya, mencatat bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin mengutip menentang ekspansi NATO sebagai salah satu pembenaran untuk invasinya.

"Dia justru sebaliknya...Finlandia hari ini, dan Swedia juga akan segera menjadi anggota penuh aliansi," kata Stoltenberg di Brussel.

Kremlin mengatakan Rusia akan dipaksa untuk mengambil "tindakan balasan" terhadap aksesi Finlandia itu.

Pemerintah Ukraina juga memuji langkah Finlandia.

Kepala staf Presiden Volodymyr Zelenskiy, Andriy Yermak menulis di Telegram: "FI membuat pilihan yang tepat. NATO juga merupakan tujuan utama Ukraina."

Peristiwa tersebut menandai berakhirnya era non-blok militer Finlandia yang dimulai setelah negara tersebut berhasil menghalau upaya invasi oleh Uni Soviet selama Perang Dunia II dan memilih untuk mencoba mempertahankan hubungan persahabatan dengan negara tetangga Rusia.

Tetapi invasi Ukraina pada Februari 2022, mendorong Finlandia mencari keamanan di bawah pakta pertahanan kolektif NATO, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semua.

Moskow, yang telah lama mengkritik langkah tersebut, bereaksi dengan marah.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan perluasan NATO adalah "gangguan terhadap keamanannya dan kepentingan nasional Rusia". 

"Moskow akan mengawasi dengan cermat setiap penyebaran militer NATO di Finlandia," katanya.

"Saya tergoda untuk mengatakan ini mungkin satu hal yang dapat kami ucapkan terima kasih kepada Tuan Putin. Karena dia sekali lagi di sini memicu sesuatu yang dia klaim ingin dicegah," ujar Menlu AS, Antony Blinken.

Swedia dan Finlandia melamar bersama tahun lalu untuk bergabung dengan NATO, tetapi aplikasi Swedia telah ditahan oleh anggota NATO, Turki dan Hungaria.

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstroem mengatakan kepada wartawan bahwa Stockholm berambisi untuk menjadi anggota KTT NATO seperti Finlandia pada Juli nanti.

Rusia jadi meradang dan berumpah akan memperkuat pasukannya di perbatasan saat Finlandia pada hari ini resmi diterima menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang ke-31. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement