Hari Raya Idul Fitri 'Fete Sucree' di Prancis

TIMESINDONESIA, MALANG – Meski Islam adalah agama minoritas di Prancis, namun umat Islam di Prancis diberi kebebasan untuk marayakan Hari Raya Idul Fitri.

Seperti umat Islam di negara lain, mereka juga menggelar shalat Ied di masjid atau tempat yang sudah ditentukan yang ada di wilayah mereka. 

Advertisement

Usai shalat, mereka juga bersalaman saling bermaafaan. Baik dengan kerabat atau muslim lainnya.

Tradisi beli baju baru ternyata juga ada di Prancis. Maklum, warga negara Prancis itu ternyata juga banyak yang berasal dari negara Afrika dan Asia. Banyak imigran berasal dari Maroko atau Aljazair di negara ini.

Jadi, mereka juga membawa tradisi Hari Raya Idul Fitri dari daerah asal mereka masing-masing. Salah satunya adalah memaki baju baru saat Idul Fitri.

Di kota Couronne, ada sebagian umat Islam yang menghiasi rumah merka dengan pernak-pernik rumah menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tradisi mendekorasi rumah ini dibawa olah imigran Arab yang datang ke Prancis.  

Sajian kuliner juga tak luput. Usai shalat Ied umat Islam di Prancis juga terbiasa makan bersama sambil bermaafan. Hidangan kuliner dan kue pasti terhidang di meja. Mirip dengan tradisi di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, mereka juga akan saling bertukar hadiah

Hari Raya Idul Fitri 'Fete Sucree'

Ada juga sebagian umat Islam yang menggelar pesta kecil dengan menyantap makanan manis. Mereka menyebutnya 'Fete Sucree' atau perayaan manis. Tradisi lebaran di Prancis ini bisa berlangsung 3 hari berturut.

Mirip dengan Inggris, meski Idul Fitri bukan hari libur nasional, namun umat Islam di Prancis dibolehkan mengambil cuti atau izin tak masuk sekolah saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.