Peristiwa Internasional

Serangan Jantung, Penyebab Tertinggi Meninggalnya Jemaah Haji Non Risti

Jumat, 16 Juni 2023 - 12:06 | 59.64k
Suasana Masjidil Haram saat ini sudah dipenuhi jemaah haji dari berbagai negara. Disarankan jemaah haji menghemat tenaga dan menjaga kesehatan. (Foto: MCH 2023)
Suasana Masjidil Haram saat ini sudah dipenuhi jemaah haji dari berbagai negara. Disarankan jemaah haji menghemat tenaga dan menjaga kesehatan. (Foto: MCH 2023)

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Berdasarkan sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Jumat (16/6/2023), pukul 06.23 Waktu Arab Saudi,  jumlah jemaah haji yang meninggal dunia mencapai 67 orang. Dari total tersebut, sebanyak 44,7 persen atau 30 jemaah dikategorikan di luar risiko tinggi (risti).

Dari sisi kesehatan, jemaah haji dibagi menjadi dua kelompok, yaitu risti dan non-risti. Dari total 210.680 jemaah haji reguler, sebanyak 73,72 persen di antaranya termasuk dalam kelompok risti, yang meliputi lansia (usia di atas 60 tahun) dan/atau jemaah dengan penyakit bawaan sejak di Tanah Air.

Advertisement

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Edi Supriyatna, menjelaskan bahwa penyebab kematian jamaah haji non-risti adalah penyakit jantung, seperti syok kardiogenik dan infark miokard. Menurut data yang ada, kedua penyakit tersebut merupakan penyebab kematian tertinggi pada jwmaah haji.

Apakah jamaah haji non-risti tersebut tiba-tiba mengalami serangan jantung ketika berada di Arab Saudi? "Sebenarnya, mereka sudah memiliki penyakit jantung sejak berada di Tanah Air. Banyak jamaah haji yang tidak menyadari bahwa mereka sudah mengidap penyakit jantung," jawab dr. Edi kepada Media Center Haji.

Berdasarkan data, terdapat tiga penyakit yang menjadi penyebab utama kematian jemaah haji, yaitu penyakit infark miokard akut (20 kasus), syok kardiogenik (16 kasus), dan stroke (5 kasus) dari total 66 kematian pada tanggal 15 Juni 2023.

Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner. Sementara itu, syok kardiogenik adalah kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dan kondisi ini sering kali dipicu oleh serangan jantung berat.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Tim Medis KKHI Makkah, dr. Aditya, menjelaskan bahwa syok kardiogenik merupakan tahap akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya fungsi jantung.

"Syok kardiogenik tidak terjadi tiba-tiba, ada beberapa faktor pemicu, terutama pada jemaah haji dengan risiko tinggi," kata Aditya.

dr. Aditya mengatakan, faktor risiko tersebut antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebelumnya hingga stres emosional.

Hindari Aktivitas Memberatkan

Karena itu, KKHI mengimbau kepada jemaah haji yang rentan terkena penyakit jantung untuk menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji.  "Jemaah haji agar tidak memaksakan diri melaksanakan shalat di Masjidil Haram maupun umrah sunah. Shalat lima waktu dapat dilakukan di musala hotel. Umrah sunah memerlukan persiapan fisik dan merupakan aktivitas ibadah yang berat," papar Edi Supriyatna.

Aktivitas fisik yang berat, tambahnya, dapat mengakibatkan kelelahan dan memicu kekambuhan dan komplikasi dari penyakit kronis, seperti penyakit jantung. "Oleh karena itu, jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit kronis agar menahan diri dari aktivitas ibadah yang berat di luar ruangan, seperti umrah sunah dan shalat di masjidil haram," ungkap Edi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES