Putin Kecam Pasokan Persenjataan NATO ke Ukraina

TIMESINDONESIA, MOSKOW – dir="ltr">Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara tegas telah menyuarakan kekhawatirannya terhadap kemungkinan ancaman serius jika NATO terus terlibat dalam perang Ukraina. Ia mengkritik aliansi Barat tersebut atas langkah-langkahnya dalam memasok persenjataan militer ke Kyiv.
Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, Putin mengatakan, "NATO, tentu saja, ditarik ke dalam perang di Ukraina. Pasokan persenjataan militer berat ke Ukraina sedang berlangsung, mereka sekarang mempertimbangkan untuk memberikan jet kepada Ukraina," ucapnya sebagaimana dilansir TIMES Indonesia dari CNN International.
Advertisement
Putin merujuk pada rencana beberapa anggota NATO untuk memasok jet tempur F-16 ke Ukraina. Meski Ukraina bukan anggota NATO, beberapa negara anggota aliansi telah memasok tank, kendaraan lapis baja, dan persenjataan lainnya ke Kyiv.
Alat perang seperti Tank Leopard 2 Jerman, Tank Challenger 2 Inggris, serta kendaraan Bradley dan Stryker Amerika adalah beberapa contoh peralatan yang dikirim.
Rusia Tegaskan Superioritas Senjata Nuklirnya
Selama pidato di forum tersebut, Putin juga menegaskan bahwa Rusia memiliki lebih banyak senjata nuklir dibandingkan dengan negara-negara NATO. Ia mengklaim bahwa arusenal tersebut akan "menjamin" keamanan Rusia.
Menurut Arms Control Association, Rusia memiliki total persediaan sekitar 6.250 hulu ledak nuklir per Januari 2021. Sementara AS memiliki lebih dari 5.500 dan dua negara anggota NATO lainnya, Inggris dan Prancis, masing-masing memiliki sekitar 220 dan 290 hulu ledak nuklir.
Putin menekankan, "Senjata nuklir dibuat untuk menjamin keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia. Juga, kami memiliki lebih banyak senjata seperti ini daripada negara-negara NATO. Mereka mengetahuinya dan mereka terus mendorong menuju negosiasi tentang pengurangan."
Konflik ini memperlihatkan kecemasan yang meningkat di antara kekuatan global, dengan risiko serius jika NATO terus menarik diri lebih jauh ke dalam perang Ukraina. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Rifky Rezfany |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.