Operasi Pencarian Kapal Selam Titan Hilang Saat Menuju Reruntuhan Titanic Terus Berlanjut

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hari ketiga operasi pencarian kapal selam bernama "Titan" yang menghilang dalam perjalanan menuju reruntuhan Titanic terus berlanjut. Kekhawatiran yang melanda keluarga dan masyarakat semakin meningkat seiring berkurangnya persediaan oksigen di dalam kapal selam TItan tersebut. Kapal ini hanya memiliki persediaan oksigen yang cukup untuk bertahan selama 96 jam sejak keberangkatannya pada Minggu (18/06) pagi waktu setempat.
Menurut Jamie Frederick dari Satuan Penjaga Pantai AS, kapal selam "Titan" hanya memiliki sisa sekitar 40 jam udara untuk bernapas. Kondisi ini menambah urgensi operasi penyelamatan yang tengah dilakukan oleh tim penyelamat. Mereka menggunakan sonar untuk mendeteksi jejak kapal selam di dasar laut di Atlantik Utara, di lokasi di mana kapal itu menghilang dua hari yang lalu, seperti yang dilaporkan oleh media dengan mengutip komunikasi pemerintah AS.
Advertisement
Laporan dari majalah Rolling Stone mengungkapkan bahwa sebuah pesawat P-8 Kanada yang terlibat dalam pencarian "mendengar suara dentuman di area tersebut setiap 30 menit. Empat jam kemudian, sonar tambahan dikerahkan dan dentuman masih terdengar," menurut sebuah email internal yang dikirim ke pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Laporan terpisah dari CNN juga melaporkan deteksi suara dentuman tanpa merinci waktu, durasi, dan kemungkinan penyebabnya.
Dalam kapal selam tersebut, terdapat lima penumpang yang kini terjebak di dasar laut. Pengusaha ternama Pakistan, Shahzada Dawood, bersama putranya, Suleman, dikonfirmasi berada di dalam kapal selam. Dawood adalah wakil ketua di Engro Corporation, salah satu perusahaan konglomerat terbesar di Pakistan yang memiliki saham di berbagai sektor, termasuk pupuk, manufaktur, kendaraan, energi, dan teknologi digital.
Bukan hanya Dawood, miliarder Inggris Hamish Harding juga tercatat sebagai penumpang kapal selam tersebut. Seorang anggota keluarga mengungkapkan informasi ini melalui unggahan di media sosial. Harding, seorang pilot penerbangan berusia 58 tahun yang juga memiliki pengalaman sebagai turis perjalanan luar angkasa, adalah ketua Action Aviation. Sebelumnya, dia mengunggah foto di Instagram pada hari Minggu (18/06/2023), mengungkapkan kebanggaannya bergabung dengan misi Titanic OceanGate.
Pendiri dan CEO OceanGate, Stockton Rush, juga telah dikonfirmasi sebagai salah satu penumpang kapal selam yang hilang tersebut. Di sisi lain, Prancis telah mengirimkan kapal selam laut untuk membantu operasi pencarian, mengingat salah satu warganya, seorang penjelajah berusia 77 tahun bernama Paul-Henri Nargeolet, juga berada di dalam kapal yang hilang tersebut.
Operasi penyelamatan kapal selam ini dihadapkan pada tantangan yang sangat sulit, seperti yang diungkapkan oleh Simon Boxall, seorang akademisi oseanografi di University of Southampton. Salah satu tantangannya adalah jarak yang jauh antara kapal selam dengan pantai terdekat, yang mempersulit proses pencarian. Tim penyelamat dapat menggunakan radar suara atau kamera pada kendaraan tak berawak untuk menemukan lokasi kapal selam. Namun, menurut Boxall, penggunaan kamera tak berawak lebih mungkin memberikan hasil yang lebih baik dalam situasi ini.
Kendati demikian, masalah terbesar yang dihadapi tim penyelamat adalah bagaimana mengembalikan kapal selam ke permukaan setelah ditemukan. Dalam kondisi waktu yang sangat terbatas, mereka dihadapkan pada kendala-kendala teknis yang rumit. Tidak hanya itu, pencarian kapal selam di dasar laut yang dipenuhi reruntuhan Titanic juga mempersulit proses tersebut.
Simon Boxall juga memberikan spekulasi tentang kemungkinan yang terjadi pada kapal selam yang hilang. Menurutnya, ada kemungkinan bahwa kapal selam tersebut tidak bergerak dan telah kehilangan daya, mungkin karena tersangkut di reruntuhan dasar laut atau terperangkap dalam jaring ikan yang hanyut. Namun, tanpa adanya temuan lokasi kapal selam tersebut, spekulasi ini masih belum dapat dipastikan.
Kronologi hilangnya kapal selam ini dimulai saat kapal selam berukuran 6,5 meter (21 kaki) tersebut memulai penyelaman pada Minggu (18/06) pagi. Sekitar 1 jam 45 menit setelah memulai penurunan ke lokasi reruntuhan Titanic, kapal selam Titan kehilangan kontak dengan kapal di permukaan yang bernama Polar Prince, seperti yang diungkapkan oleh Penjaga Pantai AS melalui cuitan mereka.
Bangkai kapal Titanic diperkirakan berada di dasar laut dengan kedalaman sekitar 3.810 meter (12.500 kaki) di bawah permukaan. Operasi pencarian ini menjadi tantangan bagi tim penyelamat karena lokasinya yang terpencil. Namun, mereka telah mengerahkan semua aset yang tersedia untuk memastikan bahwa kapal selam itu ditemukan dan penumpang di dalamnya diselamatkan. Laksamana Penjaga Pantai AS, John Mauger, mengungkapkan tekad mereka dalam konferensi pers di Boston pada Senin (19/06).
Operasi penyelamatan kapal selam Titanic "Titan" ini masih membutuhkan usaha yang besar dan keterampilan yang tinggi dari tim penyelamat. Semua harapan terpancarkan pada upaya mereka untuk menemukan dan menyelamatkan para penumpang yang terjebak di dasar laut.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.