Peristiwa Internasional Info Haji 2023

Indonesia dan Malaysia Dorong Mashariq Tingkatkan Pelayanan Haji 2024

Sabtu, 08 Juli 2023 - 13:54 | 64.49k
Tabung Haji Malaysia saat berkunjung ke Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah di Syisyah, Jumat (8/7/2023) kemarin. (FOTO: MCH 2023)
Tabung Haji Malaysia saat berkunjung ke Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah di Syisyah, Jumat (8/7/2023) kemarin. (FOTO: MCH 2023)
FOKUS

Info Haji 2023

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Malaysia mendorong Mashariq untuk meningkatkan pelayanan haji pada 2024 mendatang. 

Hal ini mengingat pengalaman jemaah haji asal kedua negara ini yang mendapat pelayanan kurang memuaskan selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Mulai dari padatnya tenda hingga keterlambatan distribusi katering. 

Advertisement

Oleh sebab itu, kedua negara Indonesia dan Malaysia saling tukar pengalaman sekaligus berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi masing-masing jemaah pada musim haji 2023 ini. 

Direktur Eksekutif Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh mengungkapkan, selama berada di Armina ada sejumlah masalah yang harus dihadapi jemaah. Seperti kualitas pendingin udara di Mina sudah tidak memadai.

“Kami lihat di sini di antaranya dari segi ruang untuk jemaah haji di dalam kemah (tenda), terutama di Mina. Kedua, dari segi aturan makan minum agar lebih mengikut jadwal (tidak terlambat)," kata Syed Saleh saat berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (8/7/2023) kemarin. 

Dalam pertemuan ini terungkap bahwa persoalan yang dialami sejumlah jemaah dari dua negara memiliki kesamaan, khususnya saat di Armina. Hal itu tidak lain akibat kinerja Mashariq yang dinilai tidak profesional. Padahal, Mashariq merupakan perusahaan swasta yang ditunjuk otoritas Arab Saudi untuk melayani jemaah haji dari beberapa negara di Asia Tenggara.

“Ketiga, kemudahan fasilitas dalam kemah di antaranya pendingin kami minta agar lebih diperbaiki lagi. Itu yang harus diberi perhatian," lanjut Saleh. 

Soal kemacetan di Muzdalifah, Syed Saleh menjelaskan, bahwa kondisi itu juga menjadi bagian yang perlu diperbaiki lagi di masa yang akan datang. Ia pun bersyukur seluruh jemaah haji Malaysia bisa menjalani rangkaian ibadah haji di Armuzna dan tidak ada korban jiwa. Meski demikian, pihaknya melihat ada sejumlah kekurangan dari segi layanan dan fasilitas yang disediakan Mashariq.

“Ini juga yang dihadapi saban tahun sebelum ini dan juga yang dihadapi oleh negara negara lain. Jadi kita harus mencari satu penyelesaian jangka panjang dalam usaha kita untuk mengatasi kekurangan kekurangan tersebut, terutama sekali dari segi ruangan yang tidak cukup untuk jemaah haji kita. Apalagi bila kita melihat bahwa pada masa yang akan datang, Kerajaan Arab Saudi juga ingin menambah lagi jemaah haji menjelang visi 2030,” paparnya.

Di samping itu, Syed Saleh pun berharap, jalinan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia demi kemaslahatan jemaah haji terus terjalin. Sehingga apa yang selama ini dialami kedua negara tersebut tidak akan diulangi di masa mendatang. 

"Insya Allah kita bersama dengan rombongan Indonesia senantiasa mempunyai perbincangan secara berterusan dengan pihak berwajib, termasuk Kementerian Haji, Mashariq, dan lainnya untuk memastikan bahwa apa yang berlaku tahun ini tidak akan terulang pada tahun-tahun mendatang,” pintanya. 

Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengatakan, pertemuan dengan Tabung Haji Malaysia kali ini menjadi kesempatan bersama untuk berbagi pengalaman, pandangan, dan pendapat tentang penyelenggaraan haji tahun 2023.

“Kami berdiskusi tentang berbagai hal, terutama terkait berbagai layanan jemaah haji. Nampaknya, pengalaman dan catatan kita sama, ada pengkhidmatan atau layanan yang perlu ditingkatkan di masa yang akan datang, terutama dalam kerja sama kita dengan mitra kita di Saudi, khususnya dengan syirkah Masyariq ataupun lainnya, agar jamaah dari Indonesia maupun negara lain seperti Malaysia bisa mendapatkan layanan yang memang sudah seharusnya. Dari segi tenda, kapasitasnya bisa lebih sesuai ke depan, boleh padat, tapi tidak over gitu ya,” tutur Hilman. 

“Kemudian juga sanitasi ingin kita perbaiki ke depan, air bersih, makanan, suplainya, ketepatan waktu. Apalagi, Malaysia sama, jumlah lansianya cukup tinggi, kita di indonesia juga cukup tinggi sehingga urusan makan itu sangat penting dan sensitif untuk jemaah yang sudah sepuh,” sambung dia. 

Selain itu, Hilman berharap, ke depan akan dapat dibuat satu pola pembahasan dan model penyelenggaraan haji yang lebih proporsional dan profesional di antara negara-negara Asia Tenggara. 

Pembahasan ini juga akan melibatkan Pemerintah Arab Saudi. Sebab, perubahan juga terus terjadi di Saudi, termasuk perubahan dari muasasah menjadi Syarikah, sehingga ke depan harus lebih profesional. 

“Mudah-mudahan ke depan tidak terulang, kesulitan-kesulitan yang dialami jemaah, seperti kasus di Muzdalifah, penjemputan sampai terlalu siang dan juga keterlambatan. Atau kesiapan infrastruktur tadi juga menjadi sorotan, baik di Arafah maupun Mina. Termasuk sanitasi air bersih itukan vital, tetap harus kita jaga sama-sama. Kita komunikasikan dengan baik pada Pemerintah Saudi secara formal,” pungkas Hilman Latief. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES