Korut Luncurkan Rudal Balistik Hwasong-18, ASEAN Kecewa dan AS Was was

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal balistik antar benua (ICBM) berbahan bakar padat yang canggih, Hwasong-18 dari lepas pantai timurnya, membuat AS, Jepang dan Korea Selatan was-was.
"Korea Utara menembakkan rudal balistik tak dikenal ke Laut Timur," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengacu pada badan air yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Advertisement
Rabu (11/7/2023) kemarin, diketahui Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat itu setelah mengeluarkan ancaman menembak jatuh pesawat pengintai AS di atas perairan terdekat.
Menurut Kantor Berita Pusat milik Korea, KCNA, rudal yang dites hari Rabu kemarin adalah Hwasong-18 , ICBM berbahan bakar padat yang kuat dari jenis yang terakhir yang diluncurkan Korea Utara pada bulan April lalu.
Peluncuran ICBM itu membuat AS meningkatkan kewaspadaan karena Korea Utara sedang meningkatkan pengembangan senjata yang berpotensi menyerang kota-kota besar di AS. Pernyataan dari Gedung Putih menyebutkan peluncuran itu berisiko mengacaukan situasi keamanan di kawasan itu.
Berbicara di sela-sela pertemuan puncak NATO, Rabu itu, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida juga menyebut peluncuran itu "tidak bisa diterima" karena hal itu merupakan ancaman bagi stabilitas regional dan komunitas internasional.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno juga mengatakan akan diadakan pertemuan puncak yang rencananya dengan Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.
"Kami akan menyikapinya dengan kerja sama yang erat dengan masyarakat internasional," katanya, seraya menambahkan bahwa Jepang telah memprotes melalui saluran diplomatik di Beijing.
Matsuno menegaskan peluncuran tersebut mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan dan bahwa Tokyo telah mengajukan protes melalui saluran diplomatik di Beijing
Penjaga Pantai dan Kementerian Pertahanan Jepang juga membuat pernyataan serupa.
Penjaga Pantai Jepang mengatakan, rudal itu tampaknya mendarat sekitar 550 kilometer (sekitar 340 mil) di timur semenanjung Korea sekitar pukul 11:13 waktu setempat (0213 UTC).
TV Asahi Jepang yang mengutip seorang pejabat pertahanan Jepang juga melaporkan, rudal itu terbang sekitar 1.000 kilometer (620 mil) selama 74 menit, waktu penerbangan terlama di ketinggian maksimum sekitar 6.000 km dan jangkauan 1.000 km.
ASEAN Kecewa
ASEAN pada hari Kamis, seperti dilansir Antara juga menyatakan kekecewaannya atas peluncuran rudal balistik Korea Utara itu dan menyerukan diadakannya dialog damai.
ASEAN yang dipimpin Indonesia tahun ini dalam pernyataan bersama menyatakan sangat kecewa dengan perilaku Korea Utara, terutama yang diungkapkan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Jakarta pekan ini.
Organisasi kawasan itu menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan. Korea Utara sebagai anggota ASEAN Regional Forum (ARF) juga mampu memenuhi komitmen tersebut.
"Kami (ASEAN) mendesak DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) untuk mengambil tindakan guna mengurangi ketegangan dan menyerukan dialog damai dengan pihak-pihak terkait," menurut pernyataan tersebut.
ASEAN menekankan kembali perlunya semua negara untuk mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR) dan hukum internasional. "Kami menegaskan kembali kesiapan kami untuk memainkan peran konstruktif, termasuk melalui pemanfaatan forum yang dipimpin ASEAN, seperti ARF," kata pernyataan itu.
Menurut media pemerintah KCNA, Pemimpin Korut, Kim Jong Un secara pribadi ikut menyaksikan peluncuran tersebut, yang sebelumnya ia menyebut Hwasong-18 adalah senjata paling ampuhnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |