Peristiwa Internasional Info Haji 2023

Cerita Amrillah, Petugas Haji Indonesia di Pos "Mata Elang" Mina

Selasa, 18 Juli 2023 - 23:51 | 99.00k
Amrillah, petugas haji yang bertugas di Pos G, pos penjaga gawang Mina. Dia harus jeli mengarahkan jemaah haji Indonesia ke maktabnya. (Foto: Amrillah for TIMES Indonesia)
Amrillah, petugas haji yang bertugas di Pos G, pos penjaga gawang Mina. Dia harus jeli mengarahkan jemaah haji Indonesia ke maktabnya. (Foto: Amrillah for TIMES Indonesia)
FOKUS

Info Haji 2023

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MADINAH – Semua petugas haji yang bertugas baik di Daerah Kerja Madinah, Makkah, dan Bandara saban hari berjibaku melayani jemaah Indonesia. Amrillah, memiliki cerita seputar tugasnya di Mina kala itu.

Di Mina, salah satu titik penting keberadaan petugas adalah di Pos G atau penjaga gawang. Posisinya, di ujung pintu keluar jemaah haji keluar dari terowongan Mina pasca lempar jumrah.

Advertisement

Salah seorang petugas haji yang menempati pos ini, Amrillah mengungkapkan, dirinya harus memandang dengan jeli bak mata elang mengamati pergerakan seluruh jamaah haji.

"Seperti mata elang, kami harus memantau jemaah haji yang keluar terowongan setelah jumrah. Kami harus jeli membedakan, mana jemaah haji Indonesia  mana yang bukan. Karena jemaah haji pulang dari jamarat bersamaan dengan semua negara," papar Amrillah, petugas haji Indonesia asal Kudus, Jawa Tengah.

Tugas utama di pos ini, kata Amrillah, mengarahkan dan menjaga agar jangan sampai ada jemaah haji yang kesasar atau lolos ke jalur bukan menuju tenda  Indonesia.

"Begitu ada jemaah haji Indonesia, kami harus langsung mengarahkan jalan menuju tendanya. Kalau sekiranya boleh mengibaratkan, Pos G adalah mata elangnya petugas di Mina. Karena kalau sampai jemaah haji Indonesia jalan terus, maka mereka akan tersesat semakin jauh walaupun berkilo-kilo mereka berjalan tidak akan dapat menemukan tenda jemaah haji Indonesia," papar Amrillah.

Tantangan di Pos G yang dialami Amrillah, adalah menemukan jamaah lansia yang memaksa pergi ke jamarat tidak mau dibadalkan padahak kondisi fisiknya sudah lemah. Mereka setelah berjalan berkilo-kilo di Pos G petugas harus melayani mengantarkan sampai ke tendanya.

Apa kisah menarik di Pos G, mata elang petugas?  Hari pertama dan kedua di Mina, banyak dijumpai jemaah haji yang bingung di mana maktabnya. Mereka mengira masih harus jalan lurus memasuki terowongan lagi, padahal itu menuju maktab jemah haji negara lain.

"Meski matahari begitu terik, tidak menyurutkan niat kami untuk selalu melayani tamu-tamu  Allah.  Beratapkan langit dan beralaskan bumi, kami tetap semangat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, sebaik-baiknya karena kami sudah mendapatkan amanah sebagai pelayan dzuyufurrahman," ungkap Amrillah.

Menurutnya, banyak jemaah haji sepulang dari jamarat bingung karena melihat begitu banyak manusia. Sesampainya di Pos G, lanjut Amrillah, tak sedikit yang sampai menangis minta diantar ke tandanya.

"Ada juga ibu-ibu yang berpisah dengan suaminya, kemudiannangis minta diantar ke maktab. Tendanya di bagian selatan paling ujung, setelah sampai alhamdulillah bisa bertemu dengan rombongannya," papar Amrillah.

"Kemudian saya didoakan sampai lama sekali sambil menangis, semoga barokah manfaat menjadi haji yang mabrur, begitu," katanya.

Menurutnya, sebagai petugas haji, peristiwa seperti itu membawa rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, bisa melayani tamu Allah secara maksimal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES