Peristiwa Internasional

Rusia Tetap Dorong Warganya Berlibur ke Krimea Meski Jadi Zona Perang

Rabu, 19 Juli 2023 - 12:23 | 78.15k
Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung Krimea melintasi Jembatan Kerch, Ukraina. (FOTO: Al Jazeera/Reuters).
Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung Krimea melintasi Jembatan Kerch, Ukraina. (FOTO: Al Jazeera/Reuters).

TIMESINDONESIA, RUSIA – Meskipun Rusia mengklaim wilayah pendudukan Krimea dan jembatan penghubungnya Senin dini hari diledakkan yang diduga  oleh drone Ukraina, namun Rusia tetap mendorong warganya  pergi berlibur ke Krimea.

Krimea adalah wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia sejak tahun 2014. Pengambilan paksa wilayah semenanjung Krimea oleh Rusia itu tidak diakui dunia.

Advertisement

Akhir-akhir ini, setelah mendapat dukungan persenjataan dari barat, Ukraina berusaha merebut kembali wilayah Krimea itu.

Dini hari tadi, seperti dilansir Sky News,  Rusia mengklaim telah menggagalkan serangan pesawat tak berawak dari Ukraina di Krimea

"Pertahanan udara Rusia menghancurkan 17 drone dan 11 lainnya dicegat oleh sistem peperangan elektronik," kata kementerian pertahanan negara itu. 

Ditambahkan serangan Ukraina itu tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa.

Sehari sebelumnya  serangan di jembatan Krimea itu menyebabkan kerusakan parah dan mengganggu lalu lintas mobil. 

Rusia mengklaim serangan itu dilakukan dengan drone permukaan air Ukraina. Dua orang meninggal dunia dan seorang anak terluka.

Serangan yang mematikan di jembatan itu yang menghubungkan Krimea dengan daratan Rusia itu menimbulkan banyak mobil yang penuh dengan turis berusaha melarikan diri dari sebuah pulau yang menjadi tujuan liburan populer bagi orang Rusia.

Seorang pejabat keamanan Ukraina mengaku Kyiv bertanggung jawab atas serangan di jembatan yang menghubungkan semenanjung Krimea yang dianeksasi ke daratan Rusia itu.

Jembatan itu merupakan jalur pasokan penting  upaya perangnya Rusia di Ukraina dan proyek pribadi untuk Presiden Vladimir Putin.

Jembatan penyeberangan sepanjang hampir 12 mil itu juga dikenal sebagai Jembatan Kerch, merupakan jembatan terpanjang di Eropa dan memiliki kepentingan strategis dan simbolis yang sangat besar bagi Rusia.

Serangan Senin dini hari di jembatan itu adalah yang kedua sejak Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina, setelah sebuah kapal tanker bahan bakar meledak saat melintasinya pada bulan Oktober lalu.

Sebuah sumber di Layanan Keamanan Ukraina (SBU) mengatakan kepada CNN,  bahwa serangan ini adalah operasi gabungan antara SBU dan angkatan laut Ukraina. Sumber itu berbicara dengan syarat anonim karena mereka belum mendapat izin untuk berbicara dalam rekaman.

Terlepas dari kenyataan bahwa sekarang telah efektif bahwa jembatan Krimea itu menjadi zona perang, TV pemerintah Rusia justru terus mendorong orang Rusia untuk melakukan perjalanan mereka selama liburan ke Krimea. Presenter TV Rusia mengatakan, "Krimea sedang menunggu setiap tamu dengan tangan terbuka !" (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES