Peristiwa Internasional

Presiden Rusia Janjikan Pengiriman Biji-bijian Gratis dan Hapus Utang Afrika

Sabtu, 29 Juli 2023 - 21:08 | 110.18k
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan peserta KTT Rusia-Afrika berfoto di St Petersburg, Rusia. (FOTO: Al Jazeera/Reuters via TASS).
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan peserta KTT Rusia-Afrika berfoto di St Petersburg, Rusia. (FOTO: Al Jazeera/Reuters via TASS).

TIMESINDONESIA, JAKARTAPresiden Rusia, Vladimir Putin menjanjikan akan menghapus utang negara-negara Afrika senilai $23 miliar serta menjanjikan pengiriman biji-bijian gratis ke enam negara Afrika.

Rusia akan mengalokasikan lebih dari $90 juta untuk menurunkan beban utang negara-negara Afrika itu. Putin menyampaikan pada pidato acara KTT Rusia-Afrika di St Petersburg

Advertisement

Dilansir Al Jazeera, Vladimir Putin juga mengatakan, negaranya dan para pemimpin Afrika yang menghadiri pertemuan puncak di St Petersburg itu sepakat mempromosikan tatanan dunia multipolar dan melawan "neokolonialisme".

Pemimpin Rusia itu juga menyebutkan tekadnya bersama untuk melawan neokolonialisme, praktik penerapan sanksi tidak sah, dan upaya untuk melemahkan nilai-nilai moral tradisional.

"Perhatian Rusia terhadap Afrika terus meningkat," katanya, Jumat di akhir pertemuan dua hari itu.

Pertemuan itu dipandang sebagai ujian atas dukungan Moskow di Afrika, dimana Rusia mempertahankan dukungannya meskipun ada isolasi internasional yang dipicu oleh perangnya di Ukraina.

Para peserta KTT Rusia-Afrika itu kemudian menandatangani deklarasi bersama yang menyerukan pembentukan tatanan dunia multipolar yang lebih adil, seimbang, dan stabil, dengan tegas menentang semua jenis konfrontasi internasional di benua Afrika.

Sekitar 20 kepala negara dan pemerintahan dari benua Afrika itu hadir di St. Petersburg. Jumlah itu lebih sedikit dari yang diharapkan presiden Rusia untuk mengakhiri isolasi internasionalnya.

Di depan para kepala negara dan pemerintahan Afrika itu, Vladimir Putin membuka KTT Rusia-Afrika keduanya pada Kamis, 27 Juli lalu. 

Vladimir Putin mengatakan, dalam beberapa bulan mendatang, Rusia akan memberikan pengiriman gratis 25.000 hingga 50.000 ton biji-bijian ke Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah, dan Eritrea.

Presiden Rusia itu menyampaikan hal itu di acara "ekonomi dan kemanusiaan", forum yang diselenggarakan secara paralel dengan KTT di St. Petersburg.

Ia menegaskan bahwa pengiriman akan dimulai dalam tiga atau empat bulan ke depan.

Pengumuman Vladimir Putin itu disampaikan sepuluh hari setelah Rusia menangguhkan perjanjian tentang biji-bijian Ukraina dan mulai membom pelabuhan tetangganya itu serta infrastruktur biji-bijian lainnya.

Putin juga tidak menyebutkan kekhawatiran akan tekanan inflasi yang diungkapkan oleh negara-negara Afrika dan anggota Global South lainnya. 

Ia justru memanfaatkan podium puncak itu untuk kesekian kalinya menuduh Ukraina dan Barat berada di belakang kebuntuan.

"Tidak satu pun dari persyaratan perjanjian mengenai pengiriman biji-bijian dan pupuk Rusia telah dipenuhi," katanya. 

"Dari 32,8 juta ton biji-bijian yang diekspor dari Ukraina berdasarkan perjanjian tersebut, "kurang dari 3% dikirim ke negara-negara miskin" tetapi "lebih dari 70% ke negara-negara berpenghasilan tinggi, terutama Uni Eropa," katanya, tanpa menyebutkan negara-negara penerima di Eropa.

Justru sebagian negara Barat itu bertindak sebagai perantara untuk ekspor ke negara-negara selatan. 

Vladimir Putin bersikeras bahwa negaranya menggantikan biji-bijian Ukraina secara komersial dan gratis. Ia menegaskan bahwa Rusia adalah produsen yang "solid dan bertanggung jawab".

Lima dari enam kepala negara dari negara-negara yang terlibat dalam pengumuman di KTT Rusia-Afrika tersebut hadir untuk mendengarkan pernyataan Vladimir Putin itu.

Presiden Burkina Faso, Kapten Ibrahim Traoré, adalah pemimpin Afrika pertama yang tiba di St. Petersburg.

Kemudian hadir juga di KTT Rusia-Afrika di kota kelahiran Presiden Rusia Vladimir Putin, St Petersburg itu adalah Assimi Goïta (Mali), Faustin-Archange Touadéra (Republik Afrika Tengah) yang menjalin hubungan kuat dengan Rusia beberapa tahun terakhir, Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, Presiden Eritrea, Isaias Afwerki. Dari Somalia ada Hassan Sheikh Mohamud serta Wakil Perdana Menteri Mogadishu, Salah Ahmed Jama. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES