Peristiwa Internasional

Puluhan Ribu Pramuka se Dunia di Korea Selatan Dievakuasi, Ada Apa?

Selasa, 08 Agustus 2023 - 18:46 | 101.96k
Pramuka bersiap meninggalkan perkemahan Jambore Pramuka Dunia di Buan, Provinsi Jeolla Utara. (FOTO: CNA/AFP)
Pramuka bersiap meninggalkan perkemahan Jambore Pramuka Dunia di Buan, Provinsi Jeolla Utara. (FOTO: CNA/AFP)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Puluhan ribu pramuka sedunia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia ke-25 di provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan, mulai Selasa (8/8/2023). Peserta Jambore Pramuka Dunia hari ini dievakuasi karena menghadapi cuaca ekstrem.

Topan Khanun, yang telah menyebabkan sedikitnya dua orang meninggal dunia di Jepang, akan mendarat di Korea Selatan pada hari Kamis, dekat dengan tempat para pramuka se dunia itu berkemah.

Advertisement

Bukan hanya persoalan topan Khanun saja yang menyebabkan evakuasi itu harus dijalankan pemerintah Korea Selatan, namun gelombang panas juga menimpa para pramuka itu sehingga banyak yang jatuh sakit.

Eksodus massal hari ini adalah pukulan terakhir bagi para peserta jambore, yang telah membuat ratusan pramuka jatuh sakit selama gelombang panas yang terik mendorong penarikan awal kontingen Amerika dan Inggris karena keluhan atas kondisi udara di lokasi terus meningkat.

Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan ini diikuti oleh sekitar 43.000 peserta pramuka dari seluruh dunia. Tantangan di Korea Selatan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad Jambore Dunia.

"Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun Jambore Pramuka Dunia kita harus menghadapi tantangan yang begitu rumit," kata Sekjen Organisasi Gerakan Pramuka se Dunia, Ahmad Alhendawi dalam sebuah pernyataan seperti dilansir CNA.

"Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun Jambore Pramuka Dunia kita harus menghadapi tantangan yang begitu rumit," kata Ahmad Alhendawi, Sekretaris Jenderal Organisasi Gerakan Pramuka Dunia, dalam sebuah pernyataan.

Ahmad Alhendawi mengatakan, peristiwa besar-besaran, yang mengumpulkan sekitar 43.000 pramuka ke tempat perkemahan di provinsi Jeolla Utara Korea Selatan, kali ini sangat tidak beruntung dengan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sekarang ditambah kedatangan topan.

"Kondisi cuaca buruk telah berdampak signifikan pada perencanaan dan penyelenggaraan Jambore Pramuka Dunia ke-25," katanya.

Ia juga menambahkan, bahwa meskipun ada tantangan, para pramuka telah menunjukkan ketahanan, tekad, dan kepemimpinan sejati dalam menghadapi kesulitan ini.

Badan pramuka mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya tempat perkemahan dievakuasi karena cuaca buruk sejak tahun 1971, ketika topan melanda selama jambore pramuka dunia di Jepang.

Di perkemahan yang luas di Buan pada hari Selasa, puluhan ribu pengintai mengemasi tenda dan barang-barang mereka dan mengantre untuk naik ke bus, dengan Pasukan Khusus Korea siap membantu evakuasi, wartawan AFP melihat.

Pemerintah Korea Selatan mengirim lebih dari 1.000 bus untuk memindahkan sebagian besar pramuka remaja dari lokasi tersebut. Para pramuka itu akan ditampung di asrama universitas dan fasilitas umum lainnya di Seoul dan provinsi lain.

Menteri Dalam Negeri Korea Selatan, Lee Sang-min mengatakan, pemerintahnua memastikan bahwa para peserta bisa aman dan nyaman di penginapan baru mereka, dan mereka berjanji bahwa program jambore akan dilanjutkan.

Dia mengatakan, Seoul ingin para pramuka menyelesaikan jadwal mereka dengan hati yang bahagia.

"Saya berharap masyarakat Korea juga menyambut dengan hangat para peserta Jambore yang menempuh perjalanan jauh untuk tiba di penginapannya," katanya lagi.

Setelah Korea Selatan, berikutnya Polandia yang akan menjadi tuan rumah Jambore Pramuka Dunia pada tahun 2027. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES