Peristiwa Internasional

ECOWAS Bersiap Serbu Niger, Hasil Diplomasi Masih Kabur

Minggu, 20 Agustus 2023 - 17:40 | 55.13k
Pemimpin kudeta Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani berpidato di televisi, mengusulkan transisi kekuasaan tiga tahun.(FOTO: Al Jazeera)
Pemimpin kudeta Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani berpidato di televisi, mengusulkan transisi kekuasaan tiga tahun.(FOTO: Al Jazeera)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hasil diplomasi yang dilakukan ECOWAS lewat utusannya dengan junta militer Niger, Sabtu (19/8/2023) siang masih "kabur". Utusan ECOWAS telah bertemu dengan pemimpin kudeta Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani. Blok-blok tersebut juga bertemu secara terpisah dengan Presiden Niger yang dikudeta, Mohamed Bazoum

Usai pertemuan Sabtu (19/8/2023) malam, pemimpin kudeta Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani berpidato di televisi, mengusulkan transisi kekuasaan tiga tahun.

Advertisement

Tidak jelas rinciannya tentang kemungkinan transisi yang dimaksudkannya. Namun prinsip-prinsip langkah itu akan diputuskan dalam waktu 30 hari pada dialog yang akan diselenggarakan oleh dewan militer yang berkuasa.

Abdourahamane Tchiani mengeluarkan ancaman bila 
serangan dilakukan terhadap mereka, maka hal itu tidak akan semudah apa yang dipikirkan oleh beberapa orang.

Namun Tchiani juga menyelipkan pidatonya, bahwa baik Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air maupun rakyat Niger tidak menginginkan perang.

"Tetap terbuka untuk dialog," katanya setelah pertemuan pertamanya dengan delegasi ECOWAS di ibu kota Niger, Niamey.

"Tapi mari kita perjelas, jika serangan dilakukan terhadap kita, itu tidak akan menjadi jalan-jalan di taman yang tampaknya dipikirkan oleh beberapa orang," tegasnya.

Dalam pidatonya selama 12 menit di televisi itu, Tchiani mengklaim bahwa ECOWAS telah bersiap menyerang Niger dengan tentara gabungan dengan tentara asing dan mengecam apa yang disebutnya sanksi ilegal dan tidak manusiawi yang diberlakukan oleh blok itu.

ECOWAS memang telah memberlakukan sanksi berat terhadap Niger setelah kudeta 26 Juli dan memang telah memerintahkan pengerahan "pasukan siaga" untuk memulihkan aturan konstitusional di negara tersebut.

Jumat kemarin, blok tersebut juga telah menentukan tentang hari-H yang telah disetujui oleh 11 dari 15 negara anggota ECOWAS untuk kemungkinan melakukan intervensi militer dengan mengerahkan pasukan dalam operasi tersebut.

Bahkan ECOWAS juga telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap kudeta 26 Juli di Niger itu daripada pada Mali, Burkina Faso dan Guinea sebelumnya. Kudeta di Niger adalah kudeta ketujuh di kawasan itu dalam tiga tahun belakangan ini.

ECOWAS, meski dengan mengancam intervensi militer, mereka masih mengejar cara diplomatik untuk membalikkan perebutan kekuasaan di Niger.

Niger adalah negara yang memiliki kepentingan strategis bagi kekuatan regional dan global karena cadangan uranium dan minyaknya serta perannya sebagai pusat pasukan asing yang terlibat dalam perang melawan kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS).

Sementara itu menurut Reuters, hari Sabtu, delegasi ECOWAS yang dipimpin oleh mantan kepala negara Nigeria, Jenderal Abdulsalami Abubakar juga bertemu dengan perdana menteri yang ditunjuk junta militer bertemu di bandara.

"Kami telah bertemu dengan Bazoum. Kami mendengar darinya apa yang telah dilakukan padanya. Dia memberi tahu kami tentang masalah yang dia hadapi. Kami akan bawa ke pemimpin yang mengirim kami ke sini," kata Abubakar.

"Yakin bahwa  pertemuan tersebut telah membuka diskusi untuk mengarah pada cara menyelesaikan krisis ini," katanya lagi 

Kedatangan delegasi ECOWAS di Niamey menyusul kedatangan duta besar Amerika Serikat yang baru untuk Niger, Kathleen FitzGibbon.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan "fokus diplomatik utusan baru itu adalah mengadvokasi solusi diplomatik yang menjaga tatanan konstitusional" dan pembebasan segera Bazoum, keluarganya, dan semua orang yang ditahan secara tidak sah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah bergabung dengan ECOWAS dalam upaya rekonsiliasi, dengan mengirimkan perwakilan khususnya untuk Afrika Barat dan Sahel, Leonardo Santos Simao, ke Niamey dalam misi untuk memfasilitasi penyelesaian yang cepat dan damai atas krisis Niger. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES