Peristiwa Internasional

Usai Dikudeta, Presiden Gabon Ali Bongo Malah Minta Pendukungnya Bikin Ricuh

Kamis, 31 Agustus 2023 - 08:21 | 70.37k
Penguasa Gabon, Ali Bongo meminta bantuan pendukungnya untuk membuat keributan.(FOTO: Africanews)
Penguasa Gabon, Ali Bongo meminta bantuan pendukungnya untuk membuat keributan.(FOTO: Africanews)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Gabon, Ali Bongo (64) kini menjadi tahanan rumah sejak dikudeta militernya Rabu (30/8/2023) pagi kemarin, dan ia minta kepada pendukungnya di seluruh dunia untuk membuat keributan.

Dilansir Africanews, sebuah video dari sumber anonim menunjukkan, Ali Bongo tampak tertekan dan memohon bantuan.

Advertisement

"Saya Ali Bongo Ondimba, Presiden Gabon dan saya akan mengirimkan pesan kepada semua teman yang kita miliki, di seluruh dunia untuk memberitahu mereka agar membuat keributan, membuat keributan, karena orang-orang di sini telah menangkap saya dan keluargaku. Anakku ada di suatu tempat, istriku di tempat lain dan aku di kediaman," kata Ali Bongo.

"Saat ini, saya dalam tahanan dan tidak terjadi apa-apa, dan tidak terjadi apa-apa, saya tidak tahu apa… apa yang terjadi. Jadi, saya memanggil anda untuk membuat keributan, untuk membuat berisik, benar-benar membuat kebisingan. Aku... aku berterima kasih padamu, terima kasih," ujarnya.

Pemerintah Perancis memang  mengutuk pengambilalihan tersebut, dan juru bicaranya menyerukan agar hasil pemilu dihormati.

Namun, pengaruh Perancis di Afrika telah berkurang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan seruan Ali Bongo untuk minta beberapa tahun lagi sepertinya tidak akan diterima dengan baik.

Militer Gabon mungkin telah melihat kekuatan Perancis surut dan sebagai dampaknya mereka merasa diberi wewenang untuk turun tangan, dan kecil kemungkinannya Paris untuk bertindak mendukung Bongo.

Penggunaan bahasa Inggris yang digunakan Bongo dalam videonya saat minta bantuan itu juga bukan bahasa Perancis yang merupakan bahasa resmi Gabon, ini menunjukkan bahwa ia berbicara kepada Persemakmuran dan bukan Perancis.

Di jalan-jalan, rakyat Gabon tampak riang gembira atas kudeta itu, dan mereka mengatakan muak atas kekuasaan dinasti keluarga Bongo selama 55 tahun (sejak 1967) itu.

Karena itu masyarakat dengan cepat turun ke jalan sesaat setelah kudeta itu diumumkan, dan mereka tampak sangat gembira. Sejauh ini hanya ada sedikit tanda-tanda penolakan.

Ali Bongo dinyatakan menang dalam Pemilu hari Sabtu (26/8/2023) dengan perolehan suara 64,27 persen. Namun hasil itu oleh oposisi dinilai curang. Karena itu tentara kemudian mengambil alih kekuasaan, tidak mengakui hasil Pemilu dengan alasan untuk menjaga perdamaian.

Salah satu tentara mengatakan mereka telah mengakhiri rezim saat ini karena pemerintahannya yang tidak bertanggung jawab dan tidak bisa diprediksi mengakibatkan terus memburuknya kohesi sosial yang berisiko membawa negara ke dalam kekacauan.

Ali Bongo berkuasa sejak 2009. Sebelumnya, ayahnya juga berkuasa selama 41 tahun. Dari dalam rumahnya, Ali Bongo kemarin sempat meminta bantuan setelah tentara menggulingkannya melalui kudeta dan menjadikannya tahanan rumah.

Dengan bahasa Inggris, dia mendesak para pendukungnya untuk menyuarakan permintaannya. "Anak saya ada di suatu tempat, istri saya ada di tempat lain, tidak terjadi apa-apa. Saya tidak tahu apa yang terjadi," katanya dalam bahasa Inggris, sebelum kembali meminta bantuan.

Sebelumnya, para perwira militer Gabon telah muncul di TV untuk mengatakan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan. Mereka mengatakan, telah membatalkan hasil pemilu hari Sabtu di mana Ali Bongo dinyatakan sebagai pemenang, dan pihak oposisi mengklaim bahwa pemilu tersebut curang.

Para petugas juga mengatakan mereka telah menangkap salah satu putra Bongo karena makar.

Belakangan, mereka mengumumkan bahwa Ali Bongo akan digantikan oleh kepala pengawal presiden, Jenderal Brice Oligui Nguema, yang sebelumnya digotong beramai-ramai dengan penuh kemenangan melalui jalan-jalan di ibu kota Libreville.

Mereka mengatakan bahwa mulai Kamis hari ini penduduk Gabon akan kembali bebas melakukan aktivitas mereka antara pukul 06.00 pagi hingga 18.00 petang. Namun pembatasan lalu lintas akan tetap berlaku untuk saat ini.

Penggulingan Bongo akan mengakhiri 55 tahun kekuasaan keluarganya di Gabon. Gabon adalah salah satu produsen minyak terbesar di Afrika, dan hampir 90% wilayahnya ditutupi oleh hutan. Ia bergabung dengan Persemakmuran pada Juni 2022, menjadi salah satu dari sedikit anggota kelompok yang bukan merupakan koloni Inggris .

Gabon adalah negara kaya minyak di pantai barat Afrika Tengah, dengan populasi kecil hanya 2,4 juta jiwa. Kudeta di Gabon ini merupakan kudeta kedelapan di bekas jajahan Prancis di Afrika dalam tiga tahun terakhir. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES